Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Orang Indonesia Gagap dan Pikun; Kaget dan Kalap PNS Membengkak [Pojok Kom a’ Dot – 13]

26 Juli 2011   01:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:23 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gagap, pikun, pandir adalah Sikap atau Sifat Orang-orang Lucu --- lihatlah kelakuan si Kabayan, ‘kan lucu.Saksikanlah sifat si Petruk Kanthong Bolong, ‘kan pandir.‘Tu Pak Belalang dan Abu Nawas ‘kan bersikap aneh-aneh, tapi lucu.

Azis Gagap juga lucu !

Tetapi seorang Pimpinan, Elite Pimpinan Nasional, seorang Birokrat yah --- jangan lucu-lucu-lah.Tetapi seperti Kang Semar, ia Seorang Pamong --- dia lucu karena Bijak, ia lucu dengan Cerdas, ia lucu penuh Bijaksana --- ia lucu tetapi Keputusannya benar !

Lha kamu, kalau menjadi Pimpinan Nasional, Elite Nasional , Anggota Birokrat, Pejabat kalau mau membuat Kebijakan --- jangan lucu-lucu dengan hasil Kinerja yang Amburadul --- Yang Konyol, Yang Mismanagement.Malu tauuk !

Malu sama siapa ?

Malu kepada Rakyat yang membayar Gaji-mu, Tunjangan-mu ---- yang membelikan kamu Mobil, membiayai BBM-mu, semua Fasilitas; dan semua kenikmatan itu Rakyat yang membayar. Tahu ?!

Kenapa sekarang gegeran Kelebihan PNS ?

Rakyat tidak mengerti angka-angka Statistik --- Rakyat butuh Hasil Kerja yang terasa bisa dinikmati

Rakyat tidak memerlukan angka-angka Statistik --- kamulah yang digaji untuk itu --- maka kalau menghasilkan angka-angka, yang benar !

Jumlah Bayi Indonesia yang lahir kamu tahu angkanya --- kami yang mengerjakan secara statistik Tingkat Angka Kelahiran

Kekayaan Alam Indonesia kamu yang menguasainya --- tentunya Management-mu mempunyai Objective yang berbeda dengan VOC atau Hindia Belanda.Mana itu hasilnya ?

Mengapa Lapangan Pekerjaan yang kamu “handalkan”hanya sebagai “ lowongan pekerjaan di Gementee” ?

Mengapa kamu tidak bisa memperhitungkan “multiple effect” pertumbuhan ekonomi (yang angkanya kamu kuasai pula ) menjadi pendorong pertumbuhan Lapangan Kerja oleh Pihak Swasta ?

Kamu ‘kan digaji --- kamukan Orang berpengetahuan, bergelar Ke-Sarjana-an Hebat-hebat--- berpangkat, ada Bintang dan Lencana Kehormatan di dadamu.

Kok bisa membuat Kebijakan, Sistem, Prosedur, Metode yang menghasilkan “Ancaman” ?

Mengapa, Aturan, Keputusan dan ke-Pemimpinan-mu begitu lemah --- menyebabkan Mismanagement ?

Menghasilkan Waste --- Ke-Sia-sia-an, bahkan Kerugian Moril dan Materiil bagi Bangsa ini.

Bangsa ini terancam mengerti enggak ?

Belakang hari APBN dan APBD itu bisa tecoort --- Begrooting jebol --- Default.

Tidak bisa membayar Gaji --- Pensiun dan membetulkan jalan ekonomi.

‘Kan tidak bisa membayar Utang di Dalam Negeri dan Utang Luar Negeri --- tidak bisa membayar SUN, tidak bisa membayar Obligasi --- tidak bisa membetulkan Genset PLN --- tidak bisa membetulkanBendungan dan saluran Irigasi.

Infra struktur bisa hancur, Negara Ambruk, tahu ?!

Kau mau menjual Negeri ini, Cah ?

Sekarang kamu diberi Ide untuk dipertimbangkan dalam Kebijakan-mu :


  1. Persingkat umur Pensiun --- yang masih berguna dijadikan Out Sourcing yang ditanggung Swasta.
  2. Tentukan dengan tegas :Jumlah Kebutuhan Tiap Fungsi, Tiap Daerah, dan lain-lain untuk 2014-2019
  3. Pensiun dini-kan PNS yang menggemukkan Organisasinya --- termasuk penggunaan Out-sourcing yang tidak tepat, tenaga kontrak yang mengerjakan “content” yang seharusnya menjadi tugas dan kewajiban PNS; PNS yang mengerjakan Tenaga Kontrak-Jawilan-Tenaga Harian Lepas yang memakai pakaian dinas/tidak --- yang tugasnya mengacaukan “Ekonomi Masyarakat”, melakukan pungli, melaksanakan Perda “palsu”--- Perda yang tidak tepat normatif adalah tergolong palsu.Memalsukan Objektif !
  4. Secara Nasional, Propinsi, Kabupaten, Kota, Unit Kerja --- hanya dapat mengusulkan CPNS berdasarkan jumlah “Pengganti PNS pensiun”
  5. Angkatan Kerja per tahun di-rancang masuk dalam “Program Nasional “ --- diprioritaskan




    1. Bidang Pendidikan
    2. Bidang Kesehatan
    3. Bidang Pertanian-Kehutanan-Kelautan
    4. Bidang Transmigrasi
    5. Bidang Kepeloporan Daerah Perbatasan
    6. Bidang Pekerjaan Sosial (dengan unit-unit kerja kaum Narapidana yang terpilih), Narapidana terpilih yang tidak kena hukuman mati.
    7. Bidang Pekerjaan Umum --- infra struktur dan peningkatan produksi


  1. APBN dan APBD orientasi pada Lapangan Kerja dan produktif, peningkatan produktivitas
  2. Hukuman Mati bagi para Koruptor
  3. Rekruitmen CPNS, Calon Legislatif, Calon Presiden-Wakilnya, Calon Birokrat, Calon Gubernur-wakilnya, Calon apa saja yang akan menjadi beban APBN-APBD;berdasarkan preferensi prestasi a.l. kerja sosial --- sejak menjadi murid sampai menjadi pejabat apa pun.
  4. Terserah kamu, asal rational dan berazaskan Scientific Management --- silahkan

Avito viret honore --- Kamu belum pantas mendapat penghormatan dari para leluhur (Perintis Kemerdekaan-Pejuang Revolusi Kemerdekaan-Pelopor penduduk Kepulauan Nusantara).Maka,

Janganlah kita menjadi Kepinding, penghisap Anggaran dan kekayaan Indonesia.[MWA]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun