Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Metode :Eat, Pray, and Love --- menjadi Operasi ICE (#17/04)

29 Maret 2012   08:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:18 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

 

 

Tatiana telah berada di Seminyak --- ia membawa seorang sekretarisnya, gadis Bangla, lantas ada 3 pria pengawal --- bekas tentara FARC, yang menguasai taktik perang gerilya; berikutnya pengawal berasal dari Libanon Selatan, yang menguasai detail spesifikasi persenjataan ringan sampai artileri; yang ketiga Orang Negro yang bekas tentara bayaran Belgia, sudah terlatih di Israel, asal Nigeria. 

 

Telah lama ia tidak mengunjungi Indonesia --- walaupun begitu setiap hari Indonesia adalah salah satu dari 3 negara yang menjadi fokus perhatiannya.

 

Bisnisnya meliputi Bank Gelap untuk menampung pasar uang dalam suasana Economics of Corruption --- omzet mereka meliputi Rp. 200-an triliun yang juga parallel dengan bisnis Narkotik dan Senjata di kawasan Asia Tenggara dan  Asia Selatan.

  

 

 

 

 

 

Di Indonesia Chains of Business mereka yang tampak dipermukaan, berupa bisnis fashion, parfum dan kebutuhan elite kelas atas, jaringan di pasar uang dan pasar modal --- dan konon mereka juga bergerak di perhotelan, travel, dan MICE (Meeting, Incentive, Conventions, Exhibition).

 

 

Kedatangan Tatiana juga untuk mengkaji sebuah laporan tentang beberapa “titik lemah” perekonomian Indonesia --- terutama menyangkut “minyak sawit” andalan Indonesia, trend minat elite Indonesia dalam industri energi terbarukan, bisnis persenjataan --- terutama kasus 6 unit Sukhoi dan kebutuhan kapal selam.

 

 

 

 

 

 

 

Titik lemah yang menyangkut Kedaulatan Energi, tampak akan menjadi --- kalau memakai istilah intelijen industri Cina, “susunan bata terlemah Indonesia”.

 

Tuan Margo dan Mr. Teo Boss telah menanti Tatiana --- Tatiana datang ber-house-coat warna biru muda, bermotif  batik Pekalongan, ada nuansa hijau muda bertebar dengan motif jumputan. Memang kedua “orangnya itu” diterimanya di ruang tamu motel-nya.

 

Ia mulai memberikan background Operasi Economics of Corruption of Indonesia --- “ya, disandikan Operasi ICE” .

 

Tatiana berbicara kira-kira 20 menit --- orangnya, biasanya harus mampu memasukan poin-poin operasional dalam kerangka yang sudah baku --- hasil studi 15S1 (titik). Tidak ada berkas.

 

Setelah saling pandang --- kedua orang itu ditinggalkannya --- dalam 20 menit boleh membuat resolusi dalam 20 kalimat. Kedua lelaki itu saling pandang. Dalam pikiran Tuan Margo ada kesan pipi Tatiana baru di-OP, lantas pinggulnya tampak lebih seksi --- siapa suami atau kekasihnya ?

 

Tanpa bicara Tuan Margo meninggalkan ruangan --- ia lihat Mr Teo Boss telah membuat sesuatu di kertas 5x10 cm di depannya. Tatiana meletakkan teropongnya --- ia ke luar kamarnya. Mengambil kertas resolusi Mr Teo Boss. Dan ia pamit.

 

Kembali ke kamarnya --- Tatiana membaca, dan meletakan kertas itu di cawan, dan lumer --- air dibuang ke wash tafel.

 

Tatiana kembali meneropong ke arah hutan, yang menjadi pembatas  antara lingkungan motel dengan golf-course. Memang salah satu hobbi Tatiana ialah “birdwatching”. Ia menantikan sekretarisnya --- gadis Bangla yang sangat cantik dan cerdas. Dia Raheemma Gokhale.

 

Mereka akan mencoba beberapa kuliner sea-food, local-vegetables, daging iris asal New Zealand, dan tentu mereka akan mencoba resep Bangladeshi Jamaipur Tandoor. Gadis itu telah 2 tahun menjadi sekretarisnya --- ia pernah menjadi semacam juara gadis sampul di negerinya --- pendidikannya di bidang Banking.

 

Nanti sore dengan chopper, mereka akan mengunjungi Candi Rambutsiwi --- mereka akan mengitari pantai Pulau Bali.  Di Rambutsiwi Tuan Margo telah menyiapkan ritual yang akan disaksikan --- sambil memandang matahari terbenam di Lautan Hindia.

 

Tuan Margo tidak tahu apakah Tatiana masih di Bali besok pagi atau ia meneruskan operasinya ke Australia --- karena malam sekitar jam 19.00 dua Agen Australia --- seorang WNI dan seorang Aussie akan menemuinya. Terutama mengenai bisnis Daging dan impor sapi untuk Indonesia.  Mereka akan mengintrcept proyek pangan Indonesia di Papua.

 

Misi Tuan Margo kembali ke Jakarta --- mengevaluasi penegakkan hukum terhadap para koruptor, perkembangan peranan KPK, dan enhance dana liar para koruptor yang masih tercatat di perbankan Indonesia --- dalam 4 tahapan agar digiring masuk ke dalam jalur “Non PPATK”. Misi ini termasuk Operasi ICE.

 

Baba Khong telah berada di Bali --- tentunya makan malam setelah Tatiana menerima Agen Australia itu,  hanya Tatiana dan Baba Khong berdua saja (Mungkin Raheemma, sebagai orang ketiga).

 

Baba Khong adalah pengendali uang panas di Indonesia --- baik IDR maupun valuta Asing; road map menghisap modal yang masih beredar di luar sistem --- akan ia tarik habis dalam tahun 2012.  Sementara para politikus dan ekonom Indonesia sibuk dengan masalah politik dan energi.

 

“You yakin semua aplikasi perencanaan berjalan ke dalam Sistem ?”  Tanya Tatiana kepada Baba Khong yang bertopi baret merah maroon itu.

Sebagai seorang Banker yang berpengalaman --- ilmunya melebihi ketrampilan Gubernur Bank Indonesia yang mana pun --- Baba Khong hanya tersenyum manis, dikombinasikannya dengan mata sipitnya yang tanpa kantong lemak itu.

 

“Pelajaran Cerdas Jenderal Sun Tzu tidak dipakai oleh para jenderal Indonesia --- “Kemenangan adalah tujuan utama dalam setiap peperangan. Jika perang berlangsung lama, senjata akan tumpul dan semangat perang pasukan akan turun, bahkan dapat padam”.

 

 “Dalam melakukan politik kekuasaan, Pemimpin Indonesia suka menghabiskan nafas sumber Daya --- begitu pula dalam politik ekonomi, mereka menjejalkan isu ke semua otak Orang Indonesia --- termasuk mereka sendiri.  Orang Indonesia manusia tidak fokus. Mereka bekerja seperti menyampur miras oplosan --- mereka meramu unsur yang tidak mereka kuasai --- Soal mudah menundukkan mereka, Madame !”

 

Baba Khong memperagakan jempol dan jemarinya.

 

 Tatiana tersenyum : “ setelah Sukhoi, kapal selam dan Leopard --- apakah masih ada daya mereka ?”  . Tatiana dan Baba Khong toast.

 

[MWA] (Serial Spionase - #17/04)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun