Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyingkap Hari Depan , Mengkaji Kilas Balik --- dari Palmistry dan Grafologi; Kasus Napoleon Bonaparte dan Mister S.

5 Mei 2012   10:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:40 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(1)

Hidup kita ke depan misteri, diancam Ketidak Pastian --- Potensi anda tidak ada apa-apanya dibanding Lingkungan Eksternal yang mempengaruhinya.

Profesor Mahfud M.D. dalam satu acara TV mengisahkan pertemuannya dengan seorang India (?), tanpa diminta, orang itu --- membeberkan tentang promosi dan karier beliau ke depan, ia tidak mengambil hati. Tetapi ia penasaran.

Seorang teman, biasa-biasa saja --- ia senang menatap masa depan dengan ramalan “Orang Pinter” --- tidak mengerti apakah road-mapping-nya sama atau tidak dengan ramalan. Yang terlihat 10 tahun pertama kariernya, luar biasa menanjak --- kemudian5 tahun stagnan, 10 tahun berikutnya menurun. Hanya begitu gambaran life cycle kariernya,

Dari Palmistry, Grafologi,sampai memakai medium kartu, Tasseografi, maupun tanda-tanda alam di luar badan , orang yang berkepentingan.Pokoknya kebudayaan manusia sejak jaman pra sejarah sudah menciptakan budaya melihat ke depan, menafsirkan misteri.

Hanya untuk tujuan tetap survive dan menerka, meramal “ketidak pastian “ perkembangan --- untuk mengatasi aral yang lintang-melintang.

Grafologi --- meneliti karakter seseorang dari tulisan atau tandatangannya. Ribuan tahun yang lalu Orang Cina telah menganalisis tulisan dan kaligrafi untuk membaca karakter manusia.

Begitu pula Orang Romawi.Bahkan sampai kini pun masih ada sebahagian manusia menggunakan tulisan dan tandatangan seseorang untuk mengambil keputusan.

Begini ceritanya, seorang bapak, pekerjaannya sebagai supir angkot --- sudah bertahun-tahun bercerita tentang ‘seorang anak lelakinya’ yang tidak berhasil mendapatkan lowongan pekerjaan.

Perjumpaan terakhir, terharu, dan merasa sangat berdosa kalau seandainya ‘anak itu’ terperosok lebih parah --- bukan sekedar sebagai pengangguran.

Menjadi sponsor untuk memberi referensi mendapatkan lowongan pekerjaan bagi anak itu. Cara itu ada kalanya berhasil --- tergantung nasib dan rejeki orang yang berkepentingan ( sisi misteri juga ini ?).

Anak itu menghadap, sosoknya ideal, walaupun berpakaian sederhana, bersih dan sopan, body languagenya mengesankan --- cerdas dan cekatan.Surat lamaran diperiksa.

Tulisan bagus, jelas, kalimat dan bentuk surat lamaran memenuhi syarat --- begitu menyaksikan tandatangannya --- kecewa !

Tandatangan itu seperti stempel batu ningrat Cina --- tetapi aksara Arab. Tidak mengerti mengapa kecewa. Sampul surat lamaran diparaf kemudian dilampiri ‘kattebelletje.’ Wah.

Bapaknya menelpon agar diberi dukungan --- tetapi kesimpulan pribadi, kecewa dan pesimis. Untuk Sang Bapak hanya dibesarkan hatinya.

Anak itu gagal --- padahal ada beberapa pemuda beruntung mendapat lowongan dengan cara yang sama. Optimis pengambil keputusan ‘di sana’ selalu correct --- meyakinkan.

(2)

Kisah ‘life cycle’ di atas sebenarnya menyangkut Mr. S --- waktu israhat siang minta dikawani, rupanya ‘melihat nasib’ ke Kramat Lontar. Ia bisa langsung menuju alamat di gang jlimet, mungkin pernah ke situ.

Tidak ada urusan, duduk saja di beranda rumah yang asri itu --- Peramal itu wanita cantik, mengakunya dberasal dari Madura, tetapi aksen bicaranya tidak ada lagi petunjuk ke arah itu.

Dipanggil Mr. S agar menyertainya ke dalam --- ruangan bersih tidak banyak prabot, kami bertiga mengelilingi meja bulat. Sampai saat itu tidak mengetahui apa masalah yang dikemukakan.

Wanita cantik (berumur antara 30-35 tahun-lah !) mulai mengocok kartu bridge, saling memandang.Lantas ia mulai membaca tapak tangan Mr. S.

80 persen rekaan si Peramal di-iyakan Mr. S --- masalah rejeki, karier, dan ‘main perempuan’ (perselingkuhan) .Jadi masalahnya fokus soal jabatan dan krisis hutang !

Diktum si Peramal hebat :”Pak, dalam 4 hari tanah bapak itu dibeli orang --- dan orang itu bersedia mengurus sangkut paut bapak dengan bank”.

Beberapa pekan kemudian Mr. S mengatakan : “Hutang kecil, hutang besar sudah lunas !”

Mr S mempunyai tulisan tangan yang bagus, dengan bentuk huruf yang rapi sebangun --- begitu pula tandatangannya.

(3)

Melihat tanda tangan Napoleon Bonaparte --- dibandingkan dengan tandatangan George Washington, Charles Darwin, Thomas Alva Edison, Isaac Newton dan William Shakespeare *)--- tanda tangan Napoleon tidak menggambarkan ia (akan) bisa bertindak sebagai Emperor Perancis.

Napoleon Bonaparte (Napoleon I) di akui sebagai seorang militer yang brilian --- ia mulai menunjukkan bakatnya, ketika memimpin militer revolusioner Perancis , kemudian menanjak karier politiknya, sebagai Consul Utama(1799) --- lantas menjadi Maharaja Perancis tahun 1804, dan menguasi Eropa dengan pengaruhnya hingga tahun 1814 -1815, saat ia dikalahkan.

Kehebatan kecerdasan Napoleon Bonaparte mengatasi persaingannya dengan Kerajaan Inggris --- baik di medan perang di Daratan Eropa sampai Mesir di utara Afrika, maupun dalam politik perdamaian, yang berkali-kali, hingga ia dikalahkan, ‘dibuang’ ke Pulau Elba, terakhir untuk selamanya dibuang ke Pulau Saint Helena, di Lautan Atlantik --- yang sepanjang sejarahnya mencatatkan Napoleon Bonaparte adalah tokoh Sejarah Dunia (Hidupnya, 15 Agustus 1769 - 5 Mei 1821) .

(4)

Jadi tulisan tangan dan tandatangan seseorang hanya bisa menggambarkan karakternya --- karakter menggambarkan potensi seseorang --- tetapi yang mempengaruh hari depan seseorang adalah Lingkungan eksternal, apakah bisa diantisipasi, diintercept, dan dikuasai.Kira-kira Vini-vidi-visi !

Katakanlah nasib Mr. S --- setahun kemudian ia terlibat dengan hutang yang lebih besar,

Mungkin ia dan orang lain, tak dapat menganalisis dan menyimpulkan hari depannya --- berakhir dengan tragis, dia dikalahkan karier macet, pension dipercepat, dan stroke.

Ramalan, perkiraan, forecast, target dan objectives --- menuntut syarat-syarat taktis dan strategis, langkah-langkah dan action yang tepat.

Padukan ilmu ajaib dengan ilmu nyata, kata Mat Djani, seorang praktisi Management.

*) Bacaan, Misteri Masa Depan Anda, Diagram Group, Penerbit Arcan, 1993.

[MWA] (Features -60)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun