Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menulis, Maka Aku Ada. Memang

14 Februari 2012   13:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:39 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13292275691427785664

Bertahun-tahun aku mempunyai habit, memiliki Buku Harian (Diary) 3 jenis --- 1 untuk mencatat kegiatan kerja; 2 untuk mencatat “kata-kata mutiara” dan hal-hal yang ber-nas; 3 mencatat keadaan hidup pribadi-ku.

Jadi tiap tahun mempunyai 3 Diary --- bukan saja tiap kali enak menuliskan hal itu, tetapi juga di kemudian hari --- sangat indah dan nikmat, membacanya !

Menulis, maka Aku Ada --- itu spontan saja di-analog-kan begitu akan menulis Features ini. Ya, itulah ingatan yang paling indah ketika kuliah di Jurusan Filsafat Fakultas Sastra. Hari pertama mencatat “Cogito ergo sum (Aku berpikir, maka Aku Ada)”

Memang “Aku Menulis, maka Aku Exist --- Aku menulis, maka Aku berpikir” .Terus terang rangsangan menuliskan ini terdorong membaca Blog Telkomsel (tetangga sebelah).

Kegemaran menulis sepanjang hidup membawa Keberuntungan dalam hidup --- kebiasaan menulis-mencatat ternyata --- dicatat dan membekas dalam memori seorang Wanita Pengusaha.

Memasuki Masa Persiapan Pensiun --- berkelana suka-suka. Ditelepon wanita itu, ditawari lowongan di Irian Jaya. “Enggak dik, saya masih senang jalan-jalan --- lihat nanti 4 bulan mendatang”.

Setelah bekerja dengannya --- dalam rapat-rapat ia selalu menyatakan ‘mengapa ia menawari

aku jabatan’ --- ternyata karena aku mempunyai kebiasaan selalu mencatat segala hal, sejak kami kuliah dulu. “Don’t trust your memory” , katanya.

Aku menjalani “karier kedua” --- aku exist. Berlanglangbuana gratis, dan digaji pula.

Episode itu berakhir --- kini “keber-Ada-anku” dalam totalitas peng-Alam-an sepanjang Jalan.

Jalan Hidup –-- berjalan kaki, bergerak, bernafas, membaca ---menulis dan berpikir dengan teknologi Internet.

Makin luas menikmati Kebahagiaan.Aku bersyukur.

[MWA] (Features – 47)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun