Indah dan mencekam --- mengundang imajinasi dan penghargaan terhadap Alam, serta Keagungan Tuhan Semesta Alam.
Â
Lakukanlah perjalanan ke sana, antaraMelaboh, Calang ke Banda Aceh, atau sebaliknya --- selain pemandangan alam yang indah, imajinasi dan sensasi mencekam bencana yang potensial --- kenyataannya infrastruktur jalan bagus, pengalaman kuliner tradisional dan sea-food sangat potensial.
Menyaksikan dan merenungi kota Melaboh dan Calang menuju Banda Aceh --- terbayang kembali kenyataan bencana dan korban Gempa Aceh 2004 dan Tsunami-nya.
Rekosntruksi kota dan daerah semacam itu harus dikoreksi --- sebagai bagian dari mitigasi potensi bencana alam. Pergerakan Lempeng di perut bumi dan Ring of Fire.
Areal yang pernah kena bencana atau potensial mengalami ancaman bencana yang nyata itu --- harus merubah tata ruangnya.
1.Bekas bencana dijadikan obyek pariwisata, hutankan dan skenariokan bekas bencana itu --- apalagi alam, matahari, laut, pantai dan pasir pesisir barat Pulau Sumatera sungguh indah dan menawan.Indah dan produktif banget untuk menjadi obyek industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
2.Tetapi pemukiman dan obyek vital --- listrik, PAM, telekomunikasi, kantorpemerintahan harus di areal yang tidak bisa dicapai lidah Tsunami.
3. Semua kegiatan produktif di areal potensi lidah tsunami dilengkapi investasi transport aman, nyaman dan bagian dari jalur evakuasi (jalur evakuasi yang ada saat ini --- sama dengan pemukiman --- sangat terjangkau oleh tenaga bencana dalam waktu bilangan menit)
4.Jadikan potensi bencana malah menjadi bagian Industri Pariwisata yang mengundang adrenalin, imajinasi, tetapi orientasi pada menyintai alam --- walaupun potensial menimbulkan ancaman bencana.
Â
Pantai Barat Pulau Sumatera, beberapa kota dan pemukiman di Pantai Selatan Pulau Jawa, di mana pun dari Pulau Bali, NTB, NTT sampai Papua dan Kepulauan di Talaud --- ancaman bencana di-mitigasi sambil membangkitkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif.
[MWA] (Features – 65)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H