Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maket Gedung Baru DPR-RI, Kok seperti Tiang Eksekusi (?) [Paranormal -07]

19 Januari 2011   02:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295427707641478775

 

[caption id="attachment_84204" align="alignright" width="300" caption="Ambeg Parama Artha, le !"][/caption]

Dulmajid sudah sejak awal ribut-ribut Indonesia ingin membangun Gedung baru bagi DPR --- ia sudah risau banget, bukan saja karena Anggarannya superbody, tetapi maket itu; bagi Dulmajid menyiratkan kesan supernatural baginya.

Kini hangat kembali masalah itu --- sementara masalah kritis bertubi-tubi tidak terselesaikan banyak sekali. Katakanlah biaya pemulangan Gelandangan Indonesia di kolong jembatan-jembatan di Arab Saudi, Sekolah Roboh, infra struktur di DIY digususr lahar dingin, modal masyarakat Merapi tergerus bencana, dan last but not least itu lho --- pembangunan dan pemeliharaan infra struktur pertanian dan jalan raya.Ketahanan Pangan dan Kedaulatan Pangan Indonesia terancam.

Dulmajid menghembuskan nafas dan kekesalannya kuat-kuat, “Siapa ya setelah MamaLauren meninggal ?”Ia termangu dengan masgul.

Ia mendapat informasi ada beberapa Paranormal yang mumpuni untuk melakukan penerawangan. Ia telah memilih,

(1)mBah Ndari

Ia menuju Cepu di Jawa Tengah --- Di Sasana Anoman ia tidak menemukan mBah Ndari, ada informasi si mbah berada di Padepokan di tepi Bengawan Solo di perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur.

Memang ia menemukan sosok Orang Pinter tersebut. mBah Ndari di kalangan terbatas dikenal sebagai seorang paranormal. Sejak ia berusia muda telah bekelana dari tempat-tempat wingit dan jauh terpencil --- tempat pertapaan dan penyerapan kerahasiaan asketika.

Garis dan gurat keayuan masih membekas di raut mukanya --- tetapi menurut orang yang merekomendasikan mBah Ndari adalah Cenayang yang luar biasa.Kalau ia berpraktek di kota mungkin ia mendapatkan pasaran yang luas.

Dulmajid memperkenalkan dirinya, dan dengan serta merta menyampaikan maksud tujuan kedatangan-nya.

mBah Ndari menanyakan apa kepentingan-nya dengan masalah itu.Apa ada hubungan dengan tahun baru 2011, atau bagaimana ?

Dulmajid mengemukakan ia seorang pengusaha mebel, ia telah mendapat janji dari pihak-pihak yang ada hubungan dengan kekuasaan dan perundang-undangan, ia bisa menjadi kontraktor atau leveransir di proyek itu --- tetapi ia tidak mau sembarangan, ada naluri atau intuisi dirinya bahwa proyek itu akan membawa masalah besar.

“Sempeyan telah pernah bertanya pada orang lain ?” mBah Ndari memasukkan selembar daun sirih ke dada Dulmajid --- lantas ia menyulut perapian dupa kemenyan --- segera aroma kemenyan memenuhi padepokan itu.

“Bisnis kamu akan macet --- karena proyek itu akan macet. Rakyat tidak ikhlas APBN dibebani dengan Maket Tiang Gantungan Para Koruptor itu “.

Dulmajid pergi meninggalkan Padepokan dengan cemas.

(2)Buyut Arum Diah Purnami

Dulmajid sekarang membawa foto Maket Tiang Gantungan itu kepada paranormal di Bayah Banten, namanya Buyut Arum Diah Purnami.

“Buyut, bagaimana hari depan saya di tahun 2011 dengan proyek ini ?”

Buyut menimang-nimang batu bertuliskan huruf Jawi………….melemparkannya ke langit-langit.Dia berdiri mengelilingi tempat pembakaran dupa dan kemenyan --- kemudian meminta hio kepada asistennya, yang lagi klemat-klemot bibirnya, membaca mantera.

“Dordor dor “ bunyi tongkatnya menghantam lantai kramik hitam.“Dor “ suara bergema di jantung Dulmajid ketakutan.

Buyut Arum Diah Purnami bergelayutan (seperti akan mengalami kesurupan) --- “Karuhun, kaaaaaaaaaaaaruhuuuuuuuuuuun”.

Hening………….memang Buyut hanya menerima tamu di guhanya, apabila telah lepas jam duabelas malam.

Suaranya parau seperti suara lelaki tua.

“Cucu-cucukuini ada 12 direktif untuk keselamatan Negara dan Bangsamu --- terutama untuk kehidupan-mu Jid !”Hening kembali.

“ 12 Direktif ! “Hening kembali (Dulmajid tidak heran dengan terminology “direktif” --- karena rupanya Buyut terus-menerus menonton TV sepanjang hari, sambil menanti kliennya)

“Direktif, direktif, direktif Cu --- bukan Instruktif, ingat :

 

  1. Jauhi perbuatan Korupsi, Kolusi dan Koalisi
  2. Hancurkan segala praktek mafia di Nusantara
  3. Hindarkan suap dan pungutan liar
  4. Kalau memimpin jangan mewakilkan
  5. Kalau Janji harus melunasi
  6. Biar selamat berlaku jujur
  7. Biar aman harus berhati-hati
  8. Sayangi alam negerimu --- bencana adalah pelajaran
  9. Pilihlah pemimpin isi bathinnya, jangan tampang lahirnya --- cucu akan kecele seperti Kisah Lutung Kasarung
  10. Tanamlah pangan sampai di halaman rumahmu --- itu kata Presiden-mu. Ingat Pangan !
  11. Perbaiki irigasi, bibit, distribusi pupuk dan distribusi pangan --- jangan andalkan impor, karena cadangan devisa-mu sarimaya
  12. Model proyek itu Tiang Gantungan --- akan terjadi pengempesanaliran pajak, baik pemungutan, pembayaran, penetapan dan penggunaan.Proyek itu melambangkan Tiang Gantungan.Akan banyak Pemimpin yang digantung janji pidana-nya. Hindari proyek itu, Cu !”

Dulmajid pulang ke Jakarta --- lewat Tol Dalam Kota ia melewati Gedung MPR/DPR-RI. Ia palingkan wajahnya ke barat.Wah Proyek Gedung DPR-RI yang baru, bukan saja berbau Anggaran, duit dan kemungkinan manipulasi, korupsi, dan kolusi --- maket itu melambangkan Tiang Gantungan.

Eksikusi !

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun