Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Krisis Libya, pasok impor minyak mentah terganggu; Indonesia beli minyak eks Petronas, Malaysia [EkonomiNet-07]

5 Maret 2011   11:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:02 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12993235151617168243

Berita dari Matanews.com (25/2) sangat menarik, bahwa apabila krisis Libya sampai mengganggu supply untuk Indonesia. Maka Indonesia akan mengimpor dari Petronas, perusahaan minyak Malaysia itu.

Tampaknya ini adalah pilihan andalan.

 

Karena pilihan kedua, menarik porsi minyak ex Kontraktor Production Sharing (KPS) --- sumber ini tampaknya pesimistis, karena target lifting Indonesia saja,  di mana KPS inklusif di dalamnya --- tidak tercapai.

 

Menurut berita itu 50 persen kebutuhan minyak Indonesia selama ini dipasok oleh Libya --- angka 50 persen adalah jumlah yang critical. Malah Indonesia tampaknya akan mengalami dampak yang sangat menggoncangkan --- kalau krisis Libya berkepanjangan dan sampai mempengaruhi jumlah ekspor minyaknya.

 

Berapa besar volume kebutuhan yang bisa dipasok Petronas kepada Indonesia ?

Apakah Indonesia akan membeli minyak mentah atau produk-jadi dari Malaysia ?

 

Memang Petronas saat ini sudah menjadi Perusahaan Minyak Internasional --- yang berhasil menggarap ladang-ladang minyak di Jazirah Arab ( seperti Yaman) dan Negara-negara di Afrika Timur, bahkan juga sudah merambah (konon) ke Negara Afrika Barat.

 

Jadi Indonesia bukan saja akan menghadapi gejolak kenaikan harga minyak --- tetapi juga masalah sumber supply yang bisa menyediakan volume kebutuhan minyak mentah atau produk-jadi, yang sangat diperlukan.

 

Memang khusus minyak mentah yang akan diolah Unit-unit Pengolahan Pertamina --- apalagi kalau minyak ex Petronas belum tentu sesuai dengan spesifikasi teknis pabrik-pabrik Pertamina. Dibutuhkan beberapa penyesuaian dan mungkin trade-off dengan berbagai pihak yang menguasai supply minyak mentah.

 

Menjawab pertanyaan wartawan, Humas Pertamina menegaskan, bahwa Malaysia saat ini memiliki cadangan minyak yang melimpah; sedangkan konsumsi mereka lebih sedikit dari hasil produksinya.

 

Demikian sumber informasi dari Matanews.com (Korporasi, 25 Februari 2011, jam 10.00).

[caption id="attachment_92620" align="aligncenter" width="300" caption="Indonesia adalah Negara Net-importer minyak --- politik enerji Indonesia mungkin mengalami dampak dari Krisis Libya."][/caption]

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun