[caption id="attachment_148625" align="aligncenter" width="448" caption="Bandara Soetta -- Kompasianival -- Rencananya Hotel -- Lantas Masak-masak di rumah -- Tamasya Kuliner ke Yogyakarta. Aman, Tanpa Dosa Besar."][/caption]
(1)
Kompasiana.Com mengadakan Ulang Tahun ke-3 --- Festival atau Carnival. Tidak penting. Aku teringat tempat favoritku. Carnival di Los Angeles dan Pasar Festival di Rasuna Said. Sayang waktunya tidak tepat.
(2)
Tulisannya sangat menarik. Selalu. Selalu begitu, tentang musik, tentang filsafat, tentang tamasya, tentang kuliner, dan tip-tip kesehatan. Aku selalu tergoda untuk memberi tanggapan.
Di Profile, aku menuliskan : petualang, tinggal di Sanur terkadang di Tebet --- Orangnya gila petualangan. Dari Padang Pasir Gobi sampai pulau kecil di Utara Canada. Gambarku dengan destar, ikat kepala Bali.
(3)
Namanya Nurafni --- buruh migrant di Malaysia. Di Profile : Gadis Temanggung, kini sedang tinggal di Kancung Darat Shah Alam. Bekerja di pabrik mobil Proton ! Itu tadi tulisannya selalu sangat menarik tentang topik-topik yang memang kegemaran-ku. Pic-nya Berjilbab dengan silhouette (biasalah menyamar)
Tiba-tiba saja di Dashboard ada berita tanggapan. Dia lagi sudah lama tidak membaca tulisanku (barangkali) --- Lantas di Messages (10) --- Lha, kok berubah, siapa pula mengajak komunikasi ?
(4)
Ia mendesakku menjemputnya di Soetta --- ia dengan GA 829. tentulah setelah dua-tiga kali bertelepon.
Biasalah sudah umum, para buruh migrant di Malaysia --- baru “duduk” dua-tiga bulan, sudah totok sekali logat Malaysianya. Rencananya ia akan pulang ke Temanggung, tetapi akan mengunjungi Kompasianival lebih dulu. Aku harus mengawalnya. Bertualang lagi !
(5)
Terpaksa alasan pada bini (seperti kelakuan pada Koruptor di masa muda, suka tipu-tipu isteri; iklan KPK itu lho di TV). “Ma, barang proyek perlu “di-clearance” di Bea Cukai Priok ma, lantas harus dikawal ke Cilacap --- barang vital ma !”
Hampir-hampir terlambat --- keren menjeput buruh migrant Malaysia dengan Garuda ex Singapura. Tetapi memang gadis buruh migrant banyak yang genit-genit dan bergaya kalau mau pulang ke Indonesia. Sudah handal lah !
Memang dia, Ainoon, yang datang itu --- anak pilot Tentera Udara Malaysia yang basenya di Port Dickson. Aku ngabur dari dia di tahun 2008, karena kuatir cintanya makin mendalam, sedang aku akan menikah dengan si “Dia”. Dan ayahnya tentera di raja. Wah.
“Awak bisalah menjejak abang, gambar abang memakai destar Bali tu memang abang kabur-kaburkan --- tetapi dari scanning awak yakinlah tahi-lalat di alis milik abang seorang --- kalimat-kalimat abang dalam menulis dapat Ainoon rasakan. Dan juga mengapa pula abang memakai tokoh cerita bertajuk “ Si Ainoon berlibur ke Bali” . Setelah terima phone awak tambah yakin ‘ini suara si Abang’ ni.”
Beruntung ia datang berdua dengan sepupunya, kami tidur bertiga --- malam aku mengaku dosa padanya, besok rencananya aku akan mengaku dosa pada isteri --- selanjutnya dengan bukti posting di Kompasiana.com dan acara Kompasianival. Kami ber-empat libur bersama.
Kami tidak berbuat dosa besar, kok.
[MWA] (Cermin Haiku -09)
*) Ilustrasi ex Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H