Kecewa dan Kecewaan adalah fenomena yang sangat manusiawi --- begitu anda sadar dari tidur mungkin, rasa kecewa menyelinyap merusakkan pagi anda.Kecewa mengundang berbagai kerugian derivatif berikutnya.
Anda memerlukan mekanisme pengelolaan Kekecewaan.
Adalah seorang tetangga --- begitu sibuknya menghadapi pekerjaan dan tuntutan kehidupan, menyebabkan ia stress. Keluarga itu mengalami demam psikologis. Dia, isteri dan anak-anaknya.Tumpukan kekecewaan menyebabkan ia mudah marah di kantor atau pun di rumah. Apa sebetulnya yang menyebabkan ia marah-marah, dan mudah marah.?
Ketika ia menganalisa di Mushalla di kantornya --- ia berlama-lama di sana. Ia mendapat ilham --- kecewa dan kekecewaan-lah yang menjadi pemicu kemarahan. Ia ingin menyelesaikan masalah kekecewaan itu dengan melokalisir tempat kejadian.
“Ma, bapak lelah dengan masalah yang kita hadapi --- kita bertengkar dan marah-marah akan memicu gangguan psikologis lain lagi kepada anak-anak. Ma, bapak marah-marah itu karena ada kekecewaan yang meneror jiwa bapak.Keluarga kita dalam bahaya. Banyak kekecewaan yang bapak alami di kantor.”.
Pembicaraan itu kita tinggalkan kelanjutannya --- pokoknya pak Tinaryo telah mendapat petunjuk. Bahwa Kekecewaan menimbulkan bibit kemarahan, mendorong ia marah.Spontan atau pun laten.
Adalah sebuah buku yang sangat istimewa --- Dianetics, The Modern Science of Mental Health, L. Ron Hubbard,Bridge Publications Inc., USA-1975.sesuai dengan judulnya, isi buku ini sangat menarik dan istimewa --- suatu teknologi penyelesaian.
Tetapi fenomena gangguan mental adalah masalah sehari-hari kita, di rumah, di jalan, di bis, di lapangan parkir, di toko swalayan, di kantor atau masalah-masalah yang tersaji di majalah, tabloid, radio atau acara tv.Latar masalahnya luas dari tindakan managerial di kantor, seks, bahkan masalah remeh temeh, seperti --- sukarnya mendisiplinkan bangun tidur anak-anak, agar tidak terlambat.
Semua masalah dan interaksi bisa menimbulkan Kekecewaan.Kekecewaan bisa menimbulkan penyakit psikis maupun fisik.Wah.
Di jaman itu --- internet belum intensif, sehingga l. Ron Hubbard melakukan bisnisnya dengan konsultasi jarak jauh, kursus, seminar dan penyebaran media cetak dan tape.Setelah membaca bukunya, sungguh terkesan --- Cuma tidak melakukan tindak lanjut.Buku itu dibeli110895 --- lebih limabelas tahun yang lalu.Tidak pasti apakah bisnisnya, di bidang penyembuhan gangguan mental, masih tetap berlangsung --- kapan-kapan kita coba browsing di internet.
Yang mengusik pikiran dari buku itu, bahwa kekecewaan itu bisa dialami oleh seorang bayi dalam usia dininya --- kekecewaan seorang bayi karena Sang ibu melepaskan puting susunya, sementara si bayi sedang ngenyut --- bisa terbawa sepanjang kehidupannya.
Bombastiskah ?Beralasankah pernyataannya itu.Buku tebal itu berisi data informasi pengalaman dan latar belakang keilmuan.
Ini paragraph pertama dari buku itu : “Dianetics is the only technology of the mind which can get rid of thesource of your problems, fears, psychosomatic illness and unwanted emotions --- the reactive mind. “
Wow, ini yang membuat buku ini salah satu buku kesayangan sebagai referensi.
Ini testimoni dariJohn Travolta : “Dianetics put me into big time. I always had the ability to be successful, but Dianetics freed me up to the point where something really big could happen, without interference.“
Lantas Chick Corea berkata : “Being clear is understanding my own thoughts and my own pusposes. The battle with my reactive mind is over. No more ‘inner conflict.’ Thanks to Dianetics. I am achieving my goals. “
Buku tentang Dianetics itumemang komprehensif --- kita hanya memperkenalkannya sepintas. Betapa setiap orang membutuhkan tehnik untuk mengelola ‘reactive mind.’Semua gejala psikologis bisa menimbulkan ‘reactive mind’ --- bila reaksi itu berkembang bukan tidak mungkin berbagai symptom lain akan timbul. Bisa akut bisa pula laten sepanjang waktu.
Kembali kepada keluarga Tinaryo --- ia memutuskan : “Mama hindarilah segala sesuatu yang membuat bapak kecewa bila menyaksikan atau mengalami di rumah --- bapak juga tidak membuat hal-hal yang mungkin mengecewakan mama.Kekecewaan di kantor biarlah bapak yang mengelola, tidak dibawa ke rumah.Masalah anak-anak pun bapak tidak mau tahu --- nilai pr dan rapor anak-anak jangan bicarakan pada bapak, kecuali mereka memperoleh angka di bawah nilai 7”Keluarga Tinaryo memcoba melokasir dan meminimalisir persinggungan rasa kecewa --- dengan eskalasi Kemarahan.
Kecewa dan Marah apakah memang dua faktor yang relevan ?Yang terang Kekecewaan memicu ‘reactive mind’ --- pergolakan di dalam jiwa-mu.
Memang ada mekanisme di dalam diri manusia --- fight or flight.Ke mana akan melarikan diri kalau fenomena itu mengikuti seperti bayang-bayang ?Bisakah engkau melakukan sikap yang bersifat Subsitusi, Rationalisasi atau ber-kompensasi ?Mungkin bisa, karena itu juga mekanisme mengatasi mesalah psikologis.
Kekecewaan berat atau ringan bagimu --- diselesaikanlah dengan mekanisme jiwa yang ada atau dibiarkan menjadi bahaya laten di dalam tubuh ---
Semuanya mengandung risiko psikosomatik.
Seorang wanita bujangan berumur 70-an, bertahun-tahun merasakan sakit di ulu hatinya --- menurut dokter bukan gejala penyakit jantung ataupun tukak lambung --- konon gejala itu dirasakan sejak ia masih bekerja, pada umur 29 tahun , ia ditinggal kawin oleh Sang Kekasih.Gejala itu sangat mengganggunya --- sebenarnya dokter memberi obat hanya sebagai autosugesti saja.
Apa pula seorang wanita kaya --- beberapa tahun menikah tidak dikaruniai anak, walaupun suaminya jauh lebih muda.Ia dan suaminya mengasuh satu anak lelaki dan 3 anak perempuan.Masya Allah ketiga gadis belia itu ‘dikerjai’ si Bapak angkatnya --- wanita itu kecewa berat, mereka bercerai, sejak itu ia tampil kumal, sikap bibir dan tangan bergetar --- konon Alzheimer.Mungkin kekecewaan mendorong ia mengalami penyakit itu ?Umurnya waktu itu 51 tahun.
Seorang pemuda kini berumur awal 30-an --- kecewa tidak diperkenankan untuk memilih sendiri fakultas yang diminati.Kini ia seperti manusia yang tidak normal --- tiap hari menjelajahi kompleks, berjalan tidak berhenti-henti.Tetapi kalau diajak komunikasi ia bisa berlaku normal.Sepanjang jalan ia mencoba berdamai dengan dirinya-kah ?
Simptom gangguan jiwa atau gangguan nyeri dan sakit bukanlah semata-mata faktor ‘kekecewaan’ yang tidak terselesaikan --- banyak lainnya lain lagi, seperti kecemasan, kuatir, takut, trauma dan lain-lain.Tetapi kekecewaan yang ditimbun dalam massa, dalam masyarakat --- bisa meledak menjadi wujud : tawuran, perkelahian antar kampung, penjarahan, dan berbagai bentuk konflik.
Jadi kekecewaan bisa berkembang di dalam diri, di dalam keluarga --- yang berbahaya yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat --- kaum subversive, intelijen asing, intelijen dalam negeri, bisa mengolah pertumbuhan kekecewaan untuktujuan operasinya.
Di kota-kota besar di Indonesia telah berkali-kali menyaksikan ‘amuk massa’ yang kecewa --- di Medan, di Bandung, berkali-kali di Jakarta, di Semarang, di Solo, di Surabaya dan Makassar --- kerusuhan itu bisa tampak bermotif sentiment etnis, sentiment politik, kecemburuan social --- bentuk yang lazim penjarahan, pembakaran atau pengrusakan.
Bentuk awalnya bisa demonstrasi, mimbar bebas, tablig akbar, rapat umum, dan macam-macam bentuk pemusatan massa.
Apakah bentuk ‘peledakan kekecewaan’ seperti itu akan terjadi di Indonesia dalam waktu dekat --- banyak variable yang menjadi perhitungan pihak aparat yang akan menangkal --- begitu pula pihak-pihak yang akan memanfaatkan momen itu.
Apa bentuk motif kekecewaan masyarakat yang bekembang saat ini ?
1, berbentuk ekonomi, kenaikan harga-harga, inflasi konon terkendali --- tetapi bagi mereka yang berpendapatan tetap, jelas dua tahun ini Saving mereka makin tergerus Consumption
2. Kecemburuan Sosial --- yang kaya betambah kaya, yang miskin betambah miskin.Bahkan tekadang di kota besar atau ibu kota bisa terdapat bayi-bayi yang menglami gizi buruk --- biaya pendidikan dan kesehatan tidak terjangkau.
3. Pengangguran dan Lapangan Kerja yang tidak tersedia
4.Kasus-kasus sengketa tanah yang tidak tuntas penyelesaiannya.
5. Kasus korupsi baik diranah politik maupun di ranah Penegakkan hukum --- membuat Rakyat kecewa dan mendorong sikap yang meningkat panas
6. Rakyat kecewa pada Pemerintah, Penegakkan hukum, parlemen --- karena banyak kasus yang timbul di masyarkat tidak tuntas di selesaikan --- dibiarkan lenyap betumpuk di dalam Bawah Sadar massa.
Kita mengharapkan Negara menggunakan “segala teknik dan mekanismenya untuk menangkal” peluang itu --- perhatikanlah Timur Tengah dan Afrika Utara, gampang sekali Negara hegemoni memaksakan dalihnya. [MWA]
*)Foto ex Internet
[caption id="attachment_122253" align="aligncenter" width="300" caption="Dari Statemen Politik, dari beratnya kehidupan yang di hadapi --- kiranya timbunan Kekecewaan itu telah menggumpal seperti tenaga Magma."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H