Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Investor Asing Mau Main di Mana? Pasar Modal dan Pasar Komersil Indonesia, Asyik

2 November 2011   02:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:10 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_141063" align="aligncenter" width="250" caption="Bursa Okay --- Pasar Dalam Negeri Indonesia, Okay !"][/caption]

Selama Oktober konon kapitalisasi terbesar di Sektor Manufaktur (ASII) dan sektor Bank (BBCA, BMRI, BBRI), dan (TLKM), meliputi jumlah hingga akhir Oktober 2011, kapitalisasi pasar saham Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 3.434,44 triliun atau mengalami pertumbuhan 6,96 persen dibandingkan dengan akhir September 2011 senilai Rp 3.210,81 triliun.

Selanjutnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kapitalisasi pasar saham senilai Rp 138,72 triliun, disusul saham PT Unilever Tbk (UNVR) Rp 119,40 triliun, saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM) Rp 112,75 triliun, saham PT United Tractors Tbk (UNTR) Rp 91,76 triliun dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 74,31 triliun (dikutip dari Kompas.com)

Sayang sekali tidak dapat dilacak berapa pula angka dana Investor Asing di Obligasi (cari sendiri ya) --- yang yieldnya cukup menarik bagi Investor Asing bermain spekulasi di BEI --- dibandingdi bursa lain atau di meja judi.

Dana inflow investasi asing sangat membantu Indonesia dalam memperkuat Cadangan Devisa Indonesia, yang menjadi jaminan stabilisasi Kurs Rupiah Indonesia.

Berpegang pada fundamental ekonomi Indonesia yang masih ditunjang Volume dan Nilai Ekspor (sector tertentu) serta kemampuan Konsumsi Dalam Negeri yang tinggi --- Investor Asing tentu masih akan bermain di sini --- kita belum mencari data, modal dana berasal mana saja itu yang bermain.Besar kemungkinan itu adalah Dana Cina yang telah jenuh (secara komersil dan politis untuk menekan Amerika Serikat dan Eropa) di Bursa lain --- hati-hati,dana itu segera outflow ( total atau sebagian), begitu mereka optimis penalangan di Zona Euro.

Eropa memang mengundang Dana Cina untuk menalangi Krisis Utang Negara-negara Eropa --- mungkin tawar-menawar belum “match”.Cina belum jadi masuk di sana.

Pagi ini berita mengejutkan --- mempengaruhi Bursa dan Pasar Uang.Pagi ini di Bursa utama di dunia terjadi reaksi cepat, menurun --- termasuk IHSG.Mengapa ?

Yunani mengulur waktu, dengan akan melakukan Referendum terlebih dahulu terhadap Skema Bail-Out yang ditawarkan Negara Supremasi di Eropa pada mereka.Mengapa ?

Tentu Yunani mengerti, bahwa jangan tawaran bail-out itu akan memberatkan hari depan perekonomian mereka --- Yunani memakai filosofi Pengeran Samber Nyawa “Jawa” --- Tiji Tibeh !Dunia gentar krisis akan melanda secara global, Yunani tahu itu !

Begitu pula Dana Cina yang melimpah, tentu ditawarkan bukan saja akan menguasai “Pasar Eropa” --- tentu Cina akan melapisi tawaran-nya secara penguasaan politis --- dari Eropa sampai Afrika.Lho ?

Indonesia sudah dipegang --- Indonesia adalah jaminan Pasar bagi Cina, sementara Perekonomian Dunia melemah di Eropa dan Amerika Serikat. Cina tidak menyangsikan “kemudahan” pasar di Indonesia --- bisa “double action”.Resmi dan Penyelundupan.Sistem devisa bebas Indonesia akan memuluskan pasar Indonesia adalah aman bagi Cina.

Indonesia yang opportunist akan juga aman --- ekonomi aman, politik aman --- kurs aman dan inflasi aman.Remote Control, kata Togog (sambil tersenyum).

Keagungan Kaisar Cina Jaman Keruntuhan Majapahit (Abad XV), sama lihainya dengan Pemimpin Cina di Jaman Perekonomian Globalisasi (Abad XXI).Ahoy !

[MWA] (EkonomiNet – 30)

*)Ilustrasi ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun