Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Indonesia Raya dan The Star-Spangled Banner (Lagu Kebangsaan AS) [ Kesadaran Nasional – 26]

15 November 2010   05:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:36 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12897961001768922077

Menonton pertandingan tinju kemarin; terkagum-kagum dengan lagu dan nadaLagu Kebangsaan Meksiko (?) --- lagu itu tentu “Mexicanos, al grito de Guerra), lagu itu pertama sekali diperdengarkan tahun 1854; lantas seorang wanita dengan pakaian fashion nasional Filipina menyanyikan Lagu Kebangsaan Filipina “ The Land of the Morning” --- sangat mengesankan suasana mendengar lagu kebangsaan dalam event olah raga, dalam industri penyiaran yang begitu unggul. Ternyata di susul dengan Lagu Kebangsaan Amerika Serikat oleh trio yang berpakaian seksi dengan fashion “country’ . Sungguh mengesankan !The Star-Spangled Banner.

Penulis mendengar The Star-Spangled, pertama sekali sekitar tahun 1956-58 sebagai anggota Perpustakaan USIS --- terkagum-kagum dan sangat terkesan, karena lagu itu lahir pada masa peperangan Kerajaan Britain (Inggris) melawan Negara Federal Amerika Serikat.

Kelahiran lagu itu, diciptakan oleh seorang Pengacara, Francis Scott Key (1779-1843),yang diutusuntuk membebaskan seorang Ahli Fisika AS --- sementara pengacara itu masih berunding di kapal Inggris yang lego jangkar di depan Benteng McHenry, Baltimore; pada malam tanggal 13 September 1814 itu, ternyata Angkatan Laut Inggris itu menyerang Fort McHenry --- pertempuran yang luar biasa hebat itu disaksikan olehKey sepanjang malam --- saat subuh tiba, Key menyaksikan bahwa Benteng McHenrymasih mengibarkan bendera Amerika Serikat --- terciptalah lagu dari suasana heroik itu.

Segera Koran-koran di Baltimore menerbitkan syair lagu itu “ The Defense of Fort McHenry” --- mulai syair dan nada lagu itu tercantum dalam buku-buku Nyanyian. Lagu itu diberi judul “The Star-Spangled Banner --- dan KongresASmenetapkan menjadi Lagu Kebangsaan Amerika Serikat pada tanggal 3 Maret tahun 1931.

Inilah bagian dari syair yang mengesankan :

Whose broad stripes and bright stars through the perilous fight,

O’er the ram-parts we watch’dwere so gallantly streaming ?

And the rockets’ red glare, the bombs bursting in air

Gave proof through the night that our flag was still there.

Oh say does that Star-Spangled Banner yet wave

O’er the land of the free and the home of the brave !

Bagi penulis dua baris kalimat terakhir sangat mengesankan --- secara filosofisitulah yang barang kali yang mengilhami  filosofi Bangsa Amerika…………………..(terbayang pertempuran di Baltimore dalam salah satu film dokumenter yang ditonton).

Ratusan kali turut menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya” --- mungkin ribuan kali membaca kalimat tentang kelahiran Lagu Nasional kita itu --- tanpa meninggalkan rangkaian syair secara keseluruhan --- bagi penulis yang selalu terpatri dalam kalbu adalah “Bangunlah Jiwanya ………Bangunlah Badannya ………..Untuk Indonesia Raya ……………… Mungkin hal itu dilatarbelakangi keilmuan dan profesi serta hidup remaja dan perjuangan dalam masa Orde Baru --- orde pembangunan.

Jangan ada lagi terjadi dalam Upacara Kenegaraan --- pelaksanaan acara menyanyikan lagu nasional bisa terlupa --- itu terjadi di Upacara DPR yang dihadiri oleh PresidenRI (malu deh dengan acara pertandingan tinju di Amerika Serikat).Lagu Kebangsaan Indonesia Raya luput dinyanyikan hadirin.

Memalukan !

Untuk meningkatkan kesadaran nasional ini dikutip dan disadur dari sebuah buku sejarah, menyangkut kelahiran Indonesia Raya :

(A)

“ adalah wartawan Sin Po, koranberbahasa Melayoe, mengirim wartawan-nya bernama Wage Rudolf Soepratman untuk meliput kegiatan persiapan dan penyelenggaraan Kongres Pemuda Indonesia I (30 April – 2 Mei 1926)…………….Setelah Kongres Indonesia I dinyatakan berakhir oleh Ketua Panitia M. Tabrani ……….peserta dan hadirin menyambut dengan gegap gempita pidato penutupan itu ………..banyak hadirin tidak segera pulang , mereka menyalami M.Tabrani……………..salah seorang diantaranya adalah Wage Rudolf Soepratman, ia berbincang-bincang dengan M. Tabrani …………………….’Mas Tabrani, Kongres Pemuda Indonesia ini telah mengilhami saya untuk menciptakansebuah lagu……….’ ……………M.Tabrani heran sang wartawan ternyata bisa menciptakan lagu………………….’Ya, saya wartawan Tetapi saya juga seorang pencinta seni suara, seni musik. Dan saya juga dapat menciptakan lagu-lagu……………..”

(B)

“………….Dalam Daftar persidangan tanggal 28 Oktober1928 malam, tercantum pula acara‘Mengambil keputusan Kongres’………….”

“……………Itu berarti, Panitia Kongres dengan suara bulat menyetujui rumusan yang dibuat oleh Muhammad Yamin, menjadi keputusanKongres Pemuda Indonesia yang ke-2………….. maksudnya teks Sumpah Pemuda……………setelahdiparaf ketua Panitia Sugondo Joyopuspito dan dibacakan dan diparaf oleh Amir Syarifudin………...”

“………..Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30. Ketua Panitia Kongres mengumumkan bahwa sidang ditangguhkan……………………Pada waktu itulah Wage Rudolf Soepratman mendatangi Sugondo Joyopuspito…………………………adapun syair lagu “Indonesia” ciptaan Wage Rudolf Soepratman itu selengkapnya berbunyi………………………………

(I)

Indonesia tanah airkoe

Tanah toempah darahkoe

Disanalah akoe berdiri

Mendjaga Pandoe Iboekoe

Indonesia kebangsaankoe

Kebangsaan tanah airkoe

Marilah kita berseroe

Indonesia Bersatoe”

Hidoeplah tanahkoe

Hidoeplah negrikoe

Bangsakoe, djiwakoe, semoga

Bangoenlah rakjatnja

Bangoenlah badannja

Oentoek Indonesia Raja

Indones’, Indones’

Moelia, moelia

Tanahkoe, neg’rikoe jang koetjinta

Indones’, Indones’

Moelia, moelia

Hidoeplah Indonesia Raja

Indonesia Bersatoe”

Soeboerlah tanahnja

Soeboerlah djiwanja

Bangsanja, rakjatnja, semoea

Sedarlah hatinya

Sedarlah boedinja

Oentoek Indonesia Raja

Indones’, Indones’

Moelia, moelia

Tanahkoe, neg’rikoe jang koetjinta

Indones’, Indones’

Moelia, moelia

Hidoeplah Indonesia Raja

(III)

Indonesia tanah jang soetji

Bagi kita di sini

Disanalah kita berdiri

Mendjaga Iboe sedjati

Indonesia tanah berseri

Tanah jang koetjintai

Marilah kita bernjanji

Indonesia Bersatoe”

S’lamatlah rakjatnya

S’lamatlah poetranja

Poelaoenja, laoetnja, semoea

Madjoelah neg’rinja

Majoelah Pandoenya

Oentoek Indonesia Raja

Indones’ , Indones’

Moelia, moelia

Tanahkoe, neg’rikoe jang koetjinta

Indones’, Indones’

Moelia, moelia

Hidoeplah Indonesia Raja ……………………………..”

(Huruf tebal pada kata-kata, kalimat atau bait dari penulis --- spontan darikesadaran akan akar filosofis Syair tersebut ---- cikal bakal lagu Kebangsaan Indonesia Raya)

Mengapa Indonesia dalam prakteknya saat ini ---menunjukkan gejala Budaya Retrogresif.Sedang para pahlawan mewariskan Falsafah Kemerdekaan begitu lengkap dan paripurna.

Banyak Pemimpin Indonesia, Birokrat Indonesia, Perwira-Bintara-Prajurit TNI, Jenderal dan Anggota Polisi Indonesia, bahkan Rakyat Indonesia sudah tidak menyadari, bahwa Rrepublik Indonesia didirikan untuk Karya dan Tujuan Moelia.

Moelia, itu akar filosofis-nya Moelia.

Hai Pemimpin yang berkuasa --- Gunakan wewenangmu untuk memenggal praktek Hina Dina di Indonesia.

Apa itu ?Semua praktek negasi, semua praktek Budaya Retrogresif --- Laksanakanlah Amanat Reformasi Tahun 1998, dengan cepat, cekatan, dan trengginas.

Atau apakah engkau tidak mengerti arti kata Moelia ?Baca dan Hayati Undang-undang Dasar 1945 Amendemen dan semua dokumen 1908, 1926-28 sampaiPancasila --- dan Sejarah Bangsa-mu.

Hayatilah akar filosofis yang diwarisi pendahulumu.Kalau engkau tidak berbuat --- Siapa yang harus melaksanakan-nya ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun