Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Indonesia Bingung BBM – Emas- Cadangan Devisa dan Garam ! (Karikatur)

13 Maret 2012   02:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1331605951541598893

Indonesia Negeri Dinamis,  kinerja retrogresif, dan Lemah --- seperti Lukisan Dali; kalau Orang Bodoh --- pasti tidak dapat mengerti, memerlukan muslihat mental mencernanya.

 

Salvator Dali (1904-1989) --- pola pikir Pelukis Spanyol itu mirip Orang Jawa, futuralistik dan metafisis. Entah mBah Joyoboyo dan Ronggowasito yang diikuti, atau akal-akalan Ken Arok.  Pokoknya secara Pragmatism “sampai di Puncak Kekuasaan”. Lantas langgengkan sampai Cicit-mencit !

 

Kalau Dali mengikuti mBah Sigmund Freud --- “Kebingungan sistematis”. Dia seniman yang hebat, dapat menggunakan berbagai media untuk menghasilkan karyanya.

 

Andaikan,  kita berkesempatan menyaksikan Lukisan Surrealistik-nya  --- ada yang menggambarkan Kromosom Mata Ikan , yang mempunyai harmoni dengan proses disintegrasi (?), lha angel kiyen.

 

Dilukisan “Persistance of Memory” ---  disadur, Urutan Akal-akalan dalam Memori.  Digambarkan panorama, ada genangan air, seekor ikan dengan matanya yang harmonis ---- ada dua bentuk jam yang lumer seperti ikan (menakutkan) --- pada komposisi berbentuk bata dan paving, ada lagi lumeran “jam”.

Terserah anda --- bingung, kuatir, takut, sampai goncang jiwa.

 

Lukisan Salvator Dali, The Great Paranoiac  (1936) --- wah, mirip nasib Bangsa, Rakyat, dan masyarakat Indonesia --- saat ini.  “Ketakutan Ageng yang sulit Dimengerti”.

1.     Takut mengenai apa ?

2.    Kuatir tentang apa ?

3.    Bingung disebabkan apa ?

4.    Tidak mengerti Mengapa ?

Pertanyaan mendasar yang dinyatakan Rudyard Kipling, Sang Filosuf USA --- 5W dan 1 H.

Enam sahabat yang cerdas.

 

Arsitek yang menguasai NKRI --- tersenyum, tertawa terbahak-bahak, dan meneruskan akal-akalan ala Ken Arok.

“Bagaimana Kamu Sekarang ?”

Rakyat pun harus bertanya “Bagaimana Mau-mu Saja ?” .

“Rakyat, jangan tunggu ‘siapa Ratu Adil atau Satrio Piningit’ --- tetapi rumuskan ‘Bagaimana’ mengatasi Negara yang morat-marit ini “ (Kroco ).

 

Mereka memelihara Jenglot Makuthang untuk melanggengkan Kekuasaan; Rakyat harus menarik Pulung yang telah dititipkan --- biar amblas angine !.

[MWA] (Karikatur Sospol -46)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun