Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hello Indonesia-ku (04) Hikmah Kata-kata Mutiara

28 Januari 2010   01:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:13 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Tigaratus limapuluh tahun penjajahan - apabila dihitung dari masa mulai kehadiran unsur-unsur atau alat-alat penjajahan bangsa Belanda, atau sekitar EMPAT SEPEREMPAT ABAD PENJAJAHAN apabila dihitung dari masa kehadiran unsur-unsur atau alat-alat penjajahan bangsa Sepanyol, dan Portugis di bumi Pertiwi Indonesia - telah menutup masa-masa kebesaran Nusantara kita yang dibina oleh Sriwijaya dan Majapahit. Masa-masa kebesaran - kejayaan dan kesejahteraan itu lalu disusul oleh abad-abad penderitaan perang-perang kolonial serta perang-perang gerilya dan perang-perang saudara, sebagai akibat dan buah hasil daripada politik dan kegiatan-kegiatan penjajahan bangsa-bangsa Portugis, Sepanyol, Inggeris dan Belanda "

(Jenderal Besar  DR A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan INDONESIA, Disjarah-AD + penerbit ANGKASA, Bandung, 1977 Cetakan ke-2 )

Kita merenung menghayati  pengorbanan  para Pahlawan Bangsa dari Sabang -Merauke, dari jaman nenek-moyang yang menyintai pulau-pulau di Nusantara ini.  Mereka tidak takut pada Gempa, Gunung Berapi,Tsunami, Gelombang Samudra, Angin Puting Beliung, Binatang buas dan Angkara Murka Raksasa Butho , dan apa pun yang menghadang. Mereka, Nenekmoyang-ku tidak pernah mengungsi ke Benua Australia atau ke mana-pun !

Mereka menyintai Tanah Air Tumpah Darah mereka,  di mana ada matahari, ada hujan , ada air, ada daun hijau merah dan kuning. Nenekmoyang orang Indonesia hanya takut pada : Kemiskinan Cucu-cicitnya, Kelaparan, Ketiadaan Lapangan Kerja, Pimpinan yang haus kekuasaan - yang ingin melanggengkan kekuasaan - seperti madat yang menyengsarakan rakyat. Nenek moyang hanya takut, kalau cucu-cicit salah memilih Pemimpin yang sebenarnya tidak mengenal Bagaimana mengembangkan Kebudayaan Bangsa ini untuk "Kalis sambi kolo".

Mereka menginginkan, kita mandiri baik ide, konsep mau pun paradigma mengelola pemerintahan.  Baca dan Laksanakan Konstitusi-mu !  Tanah Air ini sangat kaya secara Alamiah maupun Budaya.

" Kalis sambi Kolo - cucuku "

" Barang siapa sungguh menghendaki kemerdekaan buat umum, segenap waktu ia harus siap sedia dan ikhlas buat menderita ‘ kehilangan kemerdekaan diri sendiri ‘ . "

( Tan Malaka, Bapak Republik Indonesia, Dari Penjara ke Penjara, Teplok Press - 2000 )

"  The human race is governed by its imagination. (C ‘est l'emanigination qui gouverne le genre humain.)"

(Napoleon Bonaparte, Bourrienne, Life)

‘ Justice is truth in action "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun