Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

He, Impor Ikan --- Apa Motivasimu?

1 Desember 2011   02:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

[caption id="attachment_146698" align="aligncenter" width="620" caption="Gagalnya Proyek Pro Rakyat atau Investasi tidak efisen --- karena lemahnya Visi Kebangsaan Birokrat, Fungsi Controlling tidak diacuhkan, dan Budaya Korupsi sejak Perencanaan."][/caption]

Untuk mengisi kekurangan pasok konsumsi Indonesia mengimpor ikan, aneh --- bahkan di daerah pantai utara Pulau Jawa yang mempunyai infra struktur , SDM dan sumber daya alam lautnya --- katakan Tegal, Pekalongan, Jakarta, mungkin Semarang terus ke timur,juga dipasok ikan impor, begitu pula di pantai Selatan --- mata rantainya Pelabuhan Ratu.

Ini, Harian Kompas (30/11) diberitakan akan mengimpor ikan pula untuk input industri pengolahan.Ide siapa pula nih ?Sementara Nelayan Asing, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam sampai Cina --- bebas menjarah dari perairan Indonesia.Kan ada yang ditangkapi --- ya, itu adalah variasi action fungsionaris. Dan metode pengamanan Sumber daya yang demikian tidak efisien – efektivitas diragukan dan mahal

Pemerintah Buka Impor Ikan, Menteri Baru revisi Kebijakan Perikanan --- ini aneh, Kemunduran --- Kinerja menuju Retrogresif. Maksudnya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Aneh, apakah tidak menemukan alternatif yang lebih cerdas ?

Forum Asean ada, entah di antara Negara-negara Asean semata --- atau mengajak Negara plus, seperti Cina, AS, Asia Timur atau Rusia.Karena pasar ekspor ikan sangat luas --- baik domestik , Asean maupun Cina, Timur Tengah, Afrika maupun Asia sendiri, seperti India.

Tegasnya --- input untuk industri pengolahan ikan, harus ditunjang armada perikanan dalam negeri danarmada perikanan Negara-negara tetangga yang selama ini terlibat “illegal fishing” --- investor Malaysia, Thailand, Filipina, bahkan India, bisa diajak rundingan. Tentunya dilakukan “azas reciprocal” baik di forum-forum internasional, maupun “road show”.

Pokoknya input tidak boleh dengan kran impor !

Ini pokok gagasan-nya :

  • 1.Investasi PMDN atau FDI di bidang pengolahan hasil laut --- input dilarang via impor.
  • 2. Armada penangkapan ikan dilakukan semacam Joint Operation antara Nelayan/SDM perikanan nasional dengan pihak modal luar negeri ( mengambil keuntungan Foreign Direct Investment dan pemagangan SDM)
  • 3. Program bantuan 1.000 kapal nelayan (bobot mati 30 ton) --- yang diluncurkan sejak tahun 2010, kinerjanya gagal karena modal kerja dan SDM tidak siap operasional --- bisa di-integrasikan dengan program Kerjasama Operasional (KSO) --- input industri pengolahan perikanan.
  • 4. Program kapal bantuan kapal nelayan dengan bobot 5-10 ton,SDM-nyajuga diikutkan sertakan dalam program magang KSO. Tentu siapkan crash program yang terintegrasi dan komprehensif.
  • 5.Hal ini dapat pula di-integrasikan pada Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan, untuk sasaran kenaikan produksi353 persen (?) pada tahun 2013 --- dan menjadi produsen perikanan terbesar pada tahun 2015 (?).
  • 6.Konon10 komoditasyang menjadi target kenaikan produksi, akan diprioritaskan : tuna, udang, rumput laut dan garam --- sementara Menteri baru konon akan mengkaji ulang --- ingatlah perumusan produksi : siapkan secara rational faktor-faktor  produksi yang diperlukan. Dan perhatikan “linkage ekonomi industri”

Jangan grasa-grusu dan menggantang asap --- waktu 3 tahun terlalu singkat untuk mereaslisir, juga buat kembali Network-planning yang mendetail, menyangkut SDM, Modal Kerja, Armada berbagai kapasitas (dari dalam negeri dan KSO serta investor) dan sisi Marketingnya.

Siapkan dengan rapi --- ingat ini Indonesia, persiapkan Sistem Pengawasan dan Pengendalian yang jitu secara strategis, karena ada ancaman Budaya Korupsi.

[MWA] (EkonomiNet – 37)

*)Ilustrasi ex Internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun