Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Haiku plus Puisi Bunga Chulanku

8 Desember 2011   13:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

*

Ini catatan harian :

1. Aku terkenang indahnya hubunganku dengan kenangan 2. pandainya engkau mengenangkan diriku seperti lagu

**

Anak gadis dari Sabah itu --- mengaku memanggil aku papa, sedang ia sendiri mama

Lantas

Di UndergroundMuzeum Shah Alam --- aku memang pecinta yang memikat

Ingatkan ?

Di Subway dengan anak dari Kedah --- seorang Sarjana S satu, hilang orientasi --- stasiunnya lewat

Pakcik !

Di mana aku nak turon ?

Di Bus-way jurusan Harmoni Kalideres --- kami berdiri sambil bercerita antara Bekasi dan Tangerang.

Dari masalah jurnalistik jurusannya sampai juga ke masalah iklan profesiku

Itu apartemenku --- ini malam minggu bapak, aku ikut denganmu

Namamu Diah yang terlalu capai menggapai-gapai irama hidup yang makin susah

Dari Tangerang ke Bekasi, dan balik lagi dari Bekasi ke Tangerang

Dari pagi sampai malam, dari malam sampai pagi, dari pagi lagi sampai malam

Menggapai-gapai tidak kesampaian --- aku penat menanti dalam kungkungan penjajahan waktu. Halte.

***

1.

Halte Grogol

Jalan layang yang padat

Pohon cemara

2.

Aku mengenang

Anak-anak Trisakti

‘Tuk Reformasi.

(Haiku plus Bunga Chulan tempat bermain, bunganya harum, rantingnya liat --- engkau mati muda Elang)

[MWA] (Cermin Haiku – 07)

*)Ilustrasi ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun