Apa kepentingan Manusia menyadari bahwa berdasarkan temuan geologis Mamalia (termasuk Manusia) pertama sekali muncul di Bumi, sekitar 1 sampai 2 juta tahun yang lalu --- pada periode yang dinamakan-nya “ Quarternary “. Manusia Primitif mulai berkembang sampailah menjadi “Manusia Jaman Ini” --- di mana kita bisa menyadari peng-alaman-an bertemu dan bergaul sesama manusia dan lingkungan hidup kita.
Hanya Manusia yang berkepentingan dengan ‘Adanya’ --- Ia berkepentingan ke arah luar dirinya --- Anthropo-sentrisme. Manusia untuk Manusia, dan Lingkungan untuk Manusia. Enak benar menjadi Manusia !
Karena hanya Manusia yang menyadari Ia ada --- Ia mempunyai Kesadaran --- antara lain ada kesadaran tentang Waktu --- makanya ia bisa memperkirakan “Manusia primitif” pernah ada pada Era Cenozoic --- yang terdiri dari masa 70 juta tahun lalu --- mereka namakan Masa Paleocene --- dengan kemampuannya periode itu dibaginya pula pada “periode Quarternary” , sejak masa Paleocene berurutan makin muda, hingga 1-2 juta tahun --- pada masa Pleistocene. Manusia primitif “itu Ada”
Dinosaurus dan kemudian Tikus sudah “berada” lebih dahulu --- pada periode Jurassic. Banyak makhluk di Bumi ini berada dan kemudian lenyap. Ada pula mereka bermutasi, berevolusi menjadi jenis yang lebih maju biologisnya --- menyesuaikan dengan Lingkungan Hidupnya. Mereka berubah secara Alamiah.
Hanya Manusia berubah --- diketahui berevolusi secara alamiah hingga jenis yang kini “berjalan, bergerak, menggunakan tangan dan otaknya” ---- merubah hidupnya dengan “Budaya”. Wah ?
Kesadaran Sejarah Manusia berawal pada adanya kemampuannya menyadari “Waktu” (baca Serial Filsafat -03). Manusia membudayakan Waktu dalam Jadwal dan Periode. Pintar itu Manusia, karena --- hanya Manusia yang mempunyai “ Kepentingan” (baca Serial Filsafat – 02).
Budaya Manusia melahirkan “Kepentingan Kekuasaan” --- Politik. Membagi-bagikan “Kasta” – Ordinasi – Subordinasi – Patron Yang berkuasa dan Kawula – ini wilayah gue, “Ini Kebenaran Gue”, Manusia mulai mensyahkan Kekuasaan-nya ; dari Tuhan, dari Hegemoni --- sampailah kini “dari Rakyat untuk”. Kalau Republik, ya dari Rakyat untuk Kepentingan Manusia Rakyat.
Vox Populi Vox Dei !
Bagi-bagi pangan, bagi-bagi peran, bagi-bagi pekerjaan, bagi-bagi pendapatan – kemakmuran. Itu Kepentingan Ekonomi Manusia. Kok dapatnya hanya Raskin, kok kami miskin mereka kaya, kok dia foya-foya – kami menganggur. Banyaknya masalah sehari-hari Manusia karena Budaya Manusia --- saling berinteraksi – saling intersep – saling serobot !
Manusia dan Budayanya harus mengatur Masyarakatnya --- Itu Budaya, budaya harus progresif, ia harus proaktif meletakkan Norma dan Nilai-nilai menentramkan Manusia.
Kalau tidak diantisipasi – suasana jadi Chaos --- jadi kacau --- jadi Amuk --- jadi agresif. Orang Malaysia mengatakan : Pencerobohan !
Orang Amerika mengatakan : Choistic. Orang Komunis secara filosofis menggambarkan : Ada perjuangan kelas. Lho ?
Lho kok kacau Manusia ?
Orang Romawi memperluas pengaruhnya --- Orang Tartar menyerang ke arah barat, ke utara, ke Selatan --- Mengapa Hitler melanda negara-tetangganya, apa tujuannya. Mengapa ia melenyapkan Ras Yahudi ?
Mengapa ada Sunni atau Syiah, atau lain-lain lagi. Mengapa ada Kerajaan Demak --- Mengapa Amerika Serikat menggunakan Bom Atom kepada Rakyat Jepang ?
Hanya Manusia yang bisa bertanya (baca Serial Filsafat – 01). Manusia bertanya-tanya mengenai Eksistensi-nya --- banyak segi dan aspek hidupnya menjala Ratio dan Nalarnya. Budayanya diperkembangkan untuk menjawab. Masih juga kacau.
Sejarah menjadi alat Manusia melihat masa lalunya --- dengan Budaya dan sejarah ia kini melihat pula Masa Depan-nya --- Eksistensinya, terancamkah dengan Teknologi Nuklir ? Manusia lain melakukan agresi ke wilayah manusia lain. Dulu dinamakan Agresi --- kini dibalut dengan Pre-emptive Strike . Manusia memerlukan rasa aman.
Dulu pengaruh dijalankan untuk tujuan kolonialisasi – imperialistik. Menegakkan Hegemoni.
Pendudukan dan Penjajahan. Kini secara multi nasional --- sikap agresi bisa dilakukan untuk membayar rasa aman.
Perangkat Perserikat Bangsa-Bangsa bisa digunakan untuk tujuan agresi dan membangun rasa aman Ke-Manusia-an.
Kesadaran Sejarah Manusia untuk membangun Nilai masa depan Manusia --- Manusia gelisah dan menakutkan Hari Depan-nya. Gunakanlah Sejarah untuk Kelestarian Manusia --- jangan ia musnah bukan karena evolusi – mutasi – atau revolusi Alamiah. Tetapi makin jelas bahwa Budaya yang dikuasainya sekarang , bisa melenyapkan Manusia dan Kemanusiaan.
Nanti kita tinjau lagi Mengapa ? Mengapa aku bertanya ? Mengapa ? (para Manusia saling bertanya)
Experientia docet sapientiam --- Pengalaman mengajarkan Kebijaksanaan !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H