Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Calo-calo-calo, Begitu Bribda Syam Kamaruzzuaman Bernyanyi [Pojok Kom a’ Dot – 08]

8 Juni 2011   01:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calo-calo-calo yang dinyanyikan Bripda itu --- bukan lagu Caiya-Caiya dari India.Namanya pun kebetulan mirip dengan Master Mind Kudeta Gestapu/PKI 30 September 1965. Calo-Calo-Calo yang diciptakan dan dinyanyikannya itu digali dari khazanah perbendaharaan kehidupan asli Indonesia.

Percaloan di Indonesia adalah profesi hina dina --- dalam konotasi negatif.Karena tindakannya dilagukan dengan modus menambah pendapatan dengan merugikan masyarakat.Profesi hina dina itu sudah lama dikerjakan pula secara sampingan oleh para Orang Indonesia yang telah terhormat mendapat gaji-nemunerasi-tunjangan dan bonus-bonus syah.Sejak dari kantor penerbit IMB sampai SIM (entah sekarang ?) --- dari percaloan kuota haji, sertifikat tanah sampai Anggaran dari APBN, dan mungkin sama pula kelakuan di Daerah/Kota .

Rakyat memberikan apresiasi kepada anggota Parlemen dari Fraksi PAN --- yang menyatakan dengan gamblang adanya “Calo Anggaran” di DPR-RI --- Lha para Anggota DPR RI “yang bukan terhormat itu”mendapat fee untuk kasak-kusuk ala Stasiun Gambir itu --- fee yang dimakan si Anggota Parlemen itu merusak-kan “Kemampuan APBN”--- kesejahteraan Rakyat menjadi kurang jatahnya, Investasi Infra Struktur atau perbaikan infra struktur jadi terbengkalai.Peruntukan anggaran menjadi tidak riil dan tepat. Dikorup-lah itu namanya !(plus suap-menyuap oleh Orang Daerah ). Pengangguran dan Kemiskinan menjadi tetap tinggi.Penghisap darah !

Anggota DPR “yang tidak terhormat itu”,yang merugikan Rakyat itu sama kelakuannya ---- dengan Calo tiket atau bus di Pulo Gadung.Menarik-narik tas atau baju Rakyat sampai robek --- hanya karena butuh uang.Cuma Calo di Terminal Bus berbuat itu karena pengangguran dan lapar ---- berbeda dengan anggota Parlemen yang tidak terhormat itu.Karena mereka didorong Naluri Tamak dan Khianat.

Bang Sarmin P calo di Airport Soekarno-Hatta sambil bersandar di pilar : “ Oi Bang, telah lama itu beritanya --- terlambat itu Ibu Wa Ode Nurhayati ‘tu --- sejak DPR Angkatan 1999 dan 2004 telah ada itu beritanya --- tidak usah berbantahan-lah kalian…… yang penting itu pimpinan DPR yang terhormat, bertindaklah cepat ……….membatasi gerak mereka-mereka yang tidak terhormat itu ……………..kalau di Kementerian Keuangan memang begitulah kelakuannya ……………..entah di Dirjen Pajak entah di Ditjen Bea Cukai dari dulu tak beres-beres pembersihannya …………….Kupikir baiklahKPK dijadikan Superbody …………………..jangan seperti Pimpinan Top yang pernah mengatakan : KPK tidak boleh menjadi Super body………….Berkembanglah Gayusime, Bah !”

“Kapan itu ?”Ruhut Ruminto temannya sesama calo menyela.

“Ku ingat-ingat menjelang Kampanye Pemilihan Presiden --- aku ini bodoh hanya Sarjana Sospol, tetapi aku heran mengapa ia berkata begitu ya ?” Kemudian para Calo Soekarno-Hatta itumelanjutkan macam-macam objek yang harusnya bisa di-calokan --- dari kisah kriminalisasi KPK, calo barang bukti, penilepan bagasi penumpang sampai zig-zag pengeluaran “hand-carriage para penumpang”---- zig-zag meloloskan.

“Wah, kalau itu bisa lolos --- banyak orang bisa untung dari barang curian dari koper-koper sampaipenyelundupan spare-parts dan narkotika . Lho, macam mana pula itu ?

Indonesia memang negeri penuh calo dan penyelundupan --- di Pelabuhan, di Terminal Bandara, Terminal Bayangan, di kantor-kantor pemerintahan Pusat dan Daerah, Legislatif dan Ekskutif daerah-kota,dari Tempat-tempat Terhormat sampai juga …………. di tangga jembatan penyebrangan.

Ah, itu bukanlah calo namanya --- menawarkan jasa membawakan barang.Karena di Indonesia nih ‘kan banyak pengangguran dan Orang miskin --- dari pada anak bini mati kelaparan “

Disambut lancang oleh “si Sarjana Sospol”, “ Itu juga indikator Pengangguran dan Kemiskinan --- jangan andalkan angka-angka statistik saja --- perhatikan pula gejala pathologis dan keresahan di dalam masyarakat…………”

“Budaya Calo dan kriminal itu bisa ditemui sejak di Pintu masuk Indonesia di Perbatasan Indonesia- Malaysia, atau pelabuhan feri dan mungkin juga di daratan Indonesia-Timor Leste. --- Habis Orang Indonesia banyak yang menenganggur dan miskin …….”Kata si La Ode.

Kalau Rakyat menjadi calo itu Way-Out tetapi kalau anggota DPR menjadi Calo Ini –Itu --- aku jijikKata si Paul Usfinit --- mantan pejuang Rakyat Timor Timur.

Mereka bubar mengejar rombongan dari mulut Gate Kedatangan --- heran ada pula yang menyusup entah ke mana.Kemana dia ?

Ooooooooooooooooiiiiiiiiiiiiii DPR bukan tempat cari makan --- DPR RI tempat mengabdi kepada Rakyat, Negara dan Negeri --- kalau tak Nyaman lebih baik minta berhenti Bung !*) Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun