Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bakal Calon Presiden RI dan Balon Menteri Besar Ala Indonesia [Percakapan Bernas – 12]

7 Januari 2011   04:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:52 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1294386040284568756

(wikipedia Indonesia - jpg) Memang menyambut tahun 2011 banyak anggota masyarakat bersorak sorai, bergembira dalam kecemasan --- rupanya Rakyat Indonesia membutuhkan acara Karthesis ---  peluang melepaskan tekanan. Rupanya bukan saja Masyarakat yang membutuhkan "kompensasi" mengatasi kerisauan yang mengejar --- Pemerintah dan Elit Politik pun beramai-ramai mencari peluang meloloskan diri dari dosa dan dakwaan tahun 2010. "Tu, lihat para pembesar ramai-ramai mengklaim "Garuda di dada-ku" --- memang ada yang mengkalkulasi Timnas tidak akan menjadi Juara AFF ---  Ada faktor "X"  yang mengganjal  kemampuan Timnas . Entah faktor  teknis, entah politis, atau malah mistis. Entah Andi Mallarangeng, entah Nurdin Halid, entah Rajagopal --- "pokoknya waktu itu saya pasang skor 4-0 untuk Malaysia" "Kejam banget kamu"  kata temannya --- "Bukan begitu, secara mistis kalau Indonesia juara, akan terjadi "ketidak seimbangan jagad gedhe dengan jagad cilik --- kecemasan dan kekecewaan Rakyat tidak boleh diberi kegembiraan yang akan menjadikan mereka takabbur --- kemenangan 2-1 sudah cukuplah !" Segera percakapan yang menyangkut berbagai topik dalam majelis itu  senyap........... Tokoh RW situ memasuki ruang acara.  Cik Yung yang ditunggu telah mengambil tempat bersama Pak RW dan Para RT. "Assalamu alaikum warahmattullah " Seru Cik Yung sambil menyusun jari sepuluh diacungkan sekeliling. Gemuruh hadirin menyambut. "Ramai kali apa yang dibicarakan tadi ?"   Sahut menyahut para pemuda dan ibu-ibu menyampaikan topik yang mereka perbincangkan. "Apa ?  Bu Ani bakal calon Presiden RI  ? "  Tanya Cik Yung menangkap salah satu topik --- Ia tersenyum. Tiba-tiba ibu Solihin GP yang memakai baju muslimah top dalam majelis perayaan menyambut tahun baru itu berdiri, dan dengan beraninya berkata : "Pakcik, gagah sekali pakcik memakai baju koko --- warnanya Biru gejreng !"  semua bersorak mengusik penampilan orang tua itu. Cik Yung berdiri : "Ini biru bukan sembarang biru;  beludru biru dari Klantan; Baju biruku bukan sembarang baju; baju Teluk Blanga dari Medan !"  Riuh rendah para hadirin saling berbalas pantun. Setelah acara pengantar dan macam-macam rancangan --- tibalah Pak RW menambahkan, bahwa mereka ingin sekali mendengarkan wejangan --- karena Rakyat sangat pesimis bahwa Pemerintahan SBY bisa sukses mewujudkan kesejahteraan Rakyat --- belum apa-apa sudah ribut melontar Trufballoon --- alias Balon Presiden RI. "Terimakasih saudara-saudara tersayang --- aku ini adalah sisa Tulang-tulang yang masih hidup dari warisan kalian antara Krawang Bekasi ---  Angkatan 45 "  Maka dengan panjang lebar Cik Yung membahas arti perjuangan Revolusi 1945, arti Proklamasi 17 Agustus  1945 --- bahkan dengan selingan Tanya jawab --- karena banyak angkatan muda sudah tidak nyambung dengan suasana bathin revolusioner tersebut. "Makanya kalau ada  acara kumpul-kumpul --- gunakan kesempatan membaca prosa atau puisi Angkatan 45 --- biar terpelihara Semangat 45.  Nanti kuminta seorang pemuda membaca Sanjak Chairil --- lekas cari".  Ceramah dilanjutkan tentang durhakanya pemegang amanat yang memerintah saat ini " Negara kita dalam bahaya --- dikuasai para Mafia.  Tidak kulihat kemampuan Pemerintah melahirkan konsep dan praxisnya menumpas para Koruptor dan Mafia.  Apakah Koruptor dan Mafia Sang Penghianat telah lebih kuat dari Negara  ? " "Kuat kuat pakcik, Gayus saja kaliber Bawahan sudah begitu kaya dan berkuasa --- apalagi Atasannya --- mengerikan pakcik !" "Kalau Rakyat mengerikan kebuasan ancaman para Koruptor dan Mafia --- rapatkan Barisan --- kobarkan Semangat 45 --- Galang kekuatan Kaum Republikien.  Tumpas para Pengkhianat !" Semua hadirin bersorak-sorak gempita ---- terutama anak-anak muda, memang anak-anak muda merindukan sosok pemimpin pelopor.  " Presiden harus berwatak Pelopor , Cik Yung Calon Presiden 2014 " seorang pemuda berewok mirip Teroris berdiri. Cik Yung tersenyum menenangkan " membutuhkan Presiden yang berwatak Pelopor --- yang bersih dan kokoh memimpin kepeloporan 'membangun dan menjebol ' !" "Bu Ani  jadi Bakal Calon bagaimana Cik ? " "Bu Ani yang mana Ha ?"   Orang ramai   berebut saling menjelaskan --- riuh sekali Cik Yung menjelaskan "Kalau Bu Ani Sri Mulyani yang Doktor mumpuni itu --- bisalah jadi bakal calon.  Dia Wanita Indonesia yang pintar, leadership bagus dan terbukti ----- tetapi kalau kasus Dana Talangan Bank Century telah dipertanggungjawabkan-nya  secara hukum !". "Kalau yang lain jangan --- nanti setelah konsep dan praxis Surplus Komisi dan Lembaga --- malah coba-coba meniru Singapura dan Lee Kuan Yew.   Setelah turun malah di-lembagakan Menteri Besar --- mendalangi pemerintahan "  Semua hadirin bertepuk tangan mendengar analisa Cik Yung. "Lee Kuan Yew adalah Negarawan Besar Singapura --- Negeri tanpa Sumber Daya Alam bisa dibangunnya menjadi Negara maju --- cukup dengan SDM dan Industri Jasa yang mantap --- Apa yang dihasilkan oleh calon Menteri Besar Indonesia ?" Cik Yung  mendengarkan berbagai reaksi dan ucapan hadirin. "Mantan Presiden RI dan Wakil Presiden RI cukuplah --- kalau mau mengabdi lanjutan.  Lanjutkan menjadi Ketua PMI, atau Ketua PSSI, atau mengabdi di masyarakat .................atau di Perguruan Tinggi dan Pesantren --- jangan neko-neko memboroskan Sumber Daya Indoneswia. " "Wassalamu alaikum warahmattullah wa barakattu --- Ayo mana tadi yang akan membaca Puisi Semangat 45 ?!" -------------------------- Bacaan lanjutan Kriteria Presiden RI 2014 - 2019 : http://filsafat.kompasiana.com/2010/07/26/percakapan-bernas-17-calon-presiden-2034-apakah-mampu-memimpin-indonesia/ http://politik.kompasiana.com/2010/01/17/serial-percakapan-bernas-04-kriteria-presiden-ri-berikutnya/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun