[caption id="attachment_201525" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-EkonomiNet 51"][/caption]
(1)
Ingat pencurian pulsa ? Siapa malingnya, berhasilkah polisi memberantas kejahatan yang bernilai triliunan rupiah itu ?
Ini Indonesia bung !
Â
Tipu-tipu minta pengiriman pulsa masih ada saja --- tinggal kewaspadaan masing-masing. Bahkan mungkin penggergajian pulsa dengan cara 'yang menggegerkan dulu pun masih jalan dalam praktek' --- biarlah hitung-hitung derivatif  "economic of Corruption" ala Indonesia.
Â
Karena bernilai triliunan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi --- konsumsi domestik yang cukup tinggi yang menyumbang sekian persen, pertumbuhan dan ketahanan ekonomi Indonesia.
Â
APBN dan APBD, Kebijakan Fiskal, dan Budaya Korupsi berparasit dan ber-efivit dalam kelindan tali temali Birokrasi.
Â
Ah, enggak masuk hitungan --- angka korupsi yang mendorong pertumbuhan pun, pura-pura tidak dikenal.
Transfer payment !
Â
Idul Fitri ini masih ada kotak durian berisi uang dikirim oleh Kurir Penyuap ke kantor Mantri Cacar (?) --- siapa tahu ada cara lain, tak terlacak PPATK atau Intel.
(2)
Secara acak pengiriman SMS untuk mentransfer dana ke Rekening Bank tertentu --- modus yang masih tetap marak, terutama seperti menjelang hari raya.
Â
Atau "mereka" tahu anda sering bertransaksi --- maka nomor dan nama calon penerima bisa mereka 'plesetkan' --- waspadalah.
Â
Hati-hati ada call mengatas namakan "pembaruan data yang perlu konfirmasi anda" --- penipu itu sebenarnya sedang menyadap data atau informasi penting diri anda.
Â
Atau jangan sembarang mampir untuk "print" buku tabungan di ................. kantor bank dengan Logo Keren Bank BUMN; pada hal itu konon penyalur kredit atau agen penagih, debt-collector --- entah semacam BPR atau apa ya --- jangan terkecoh.
Â
Pasti mereka minta anda mengisi formulir pendataan. Ingat di sana ada isian siapa nama ibu anda (dan data penting pribadi anda lainnya).
Â
Â
Hati-hati, yak-yak o seperti tertib administrasi --- ada seksi lain yang akan memanfaatkan data anda --- pada hal urusan anda tidak menyangkut action demikian.
Â
Tinggalkan saja kantor bank-bank demikian (Kok bisa ya memakai logo dan merk resmi bank BUMN ?)
Â
Nama ibu anda adalah kunci penting untuk validasi --- dana anda bisa jebol digangsir para penipu itu.
Â
Dari mana para penipu dan  pembobol mendapatkan data anda ?
Â
1. Daftar isian nomor telefon sewaktu mengisi pulsa
2. Buku Telepon dan sejenisnya.
3. Buku tamu pengunjung Perhelatan, Seminar, Pameran, Kartu nama dan lain-lain
4. Data base (termasuk hard-copy) dari Provider, Bank dan sejenisnya, Jasa Kurir dan sejenisnya.
5. Bahkan entah siapa itu di Kaunter Bank, front-liner sampai penyimpan arsif.
6. Berlagak Bank anda membutuhkan konfirmasi pembaruan dan pemutakhiran data, pada hal itu aktivitas penipuan memproses data-base anda untuk tujuan kriminal.
Mengherankan :
"Ini rekeningnya.a/n:NURFATIMAH Rek:026-336-4901Â "
SMSÂ dikirim dengan nomor telepon 62 823 484 896 56Â --- waktunya 17 Aug-12 08:04
Â
SMS tersebut masuk, setelah beberapa hari menjelang lebaran, mengirim uang berkali-kali menggunakan jasa Mini Market dan Bank BUMN di cabang atau sub-nya ................ Dengan nama penerima semuanya adik-adik dengan nama berbunyi NURXXXXXXX
Â
Pribadi dan teman-teman memang ada juga mencoba menghubungi nomor pengirim dimaksud --- terkadang mereka melayani --- semacam call-center, ada pula mengajak berkelahi, memaki --- dari aksennya, anda bisa ingat dimana melakukan transaksi belakangan ini.
Â
Hati-hati --- ini Indonesia Bung !
Â
Kerahasiaan bisa diperjual belikan oleh Petugas berwewenang ataupun proses mismanagement di Lembaga itu.
Â
Ini Indonesia bung !
[MWA] (EkonomiNet-51)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H