Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Arahan Sri Mulyani di Istana (?) --- dan Pernyataan Pejabat dan Pengamat.

10 November 2011   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:51 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi Indonesia ?Wah, biasa hati-hati mencerna Pendapat Ahli Internasional. Apalagi pendapat Orang Pemerintah --- hebat melulu statemennya. Pertumbuhan 6,5 malah bisa lebih. Kita hanya percaya pendapat Sri Mulyani, yang kemarin mampir di sini.

 

Juga pendapatGoldman Sachs memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 akan melambat ke level 5,2 persen. Faktor eksternal berupa perlambatan ekspor menjadi penyebab utama.

 

Demikian Mark Tan, Executive Director Goldman Sachs Global Economics Commodities & Strategy Research, di Jakarta, Selasa (8/11/2011). "Prediksi kami memang lebih rendah dari konsensus ekonomi, yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke level 6,1 persen. Penyebab utamanya adalah faktor eksternal, bukan faktor internal," katanya.

 

Ya angka pertumbuhan ekonomi 6,1 itu kira-kira sama dengan pernyataan pengamat Indonesia untuk pencapaian pesimistis. Kalau mendengarkan pernyataan para Pejabat Ekonomi KIB II --- membuat kita tambah ragu melihat keadaan 2012. Baik kita berpegang pada pernyataan Sri Mulyani saja.

Menurutnya berapa besar pengaruh krisis finansial dan fiskal di Amerika Serikat dan Eropa zona Euro --- benar-benar di seputar kemampuan ekonomi masing-masing Negara di Asia.Ada 4 sektor ekonomi yang bisa diandalkan, yakni perdagangan, remittance, pariwisata, dan investasi.

Sektor Perdagangan telah diikuti road mapnya , Pemerintah mencoba mengkompensasi pasar ekspor ke Afrika dan beberapa negeri Amerika Latin yang potensial, seperti Brazilia terutama --- lantas beberapa hari yang lalu konon India kini pun, termasuk salah satu 5 negara yang menjadi tujuan ekspor potensial.

 

Namun India angkanya belum menunjukkan peningkatan --- malah berita terakhir India memegang kartu troef untuk mengekspor beras dan produk pertaniannya bagi Indonesia --- beritanya Indonesia belum confirm untuk itu; mungkin masih seputar harga dan Neraca Perdagangan yang perlu perhitungan.Tetapi bawang merah (dan daging beku) telah merasuk ke pasar Indonesia.Namanya juga dagang !

Yang pasti ekspor Indonesia akan terpengaruh dengan kelesuan Amerika Serikat dan Eropa --- bagaimana dengan ekonomi Cina ?Ke Negara mana perdagangan ekspor Indonesia dominan bersandar sampai saat ini .

 

Sependapat dengan Menteri Perdagangan pada saat baru dilantik bahwa, “Ekonomi Cina dan Indonesia berbeda” .Konon Cina menurutnya tergantung ekspor (60-70 persen PDB) --- sebaliknya Indonesia bertumpu pada Konsumsi Domestik.Ini menarik.

 

Target eksporIndonesia 200 milyar dollar tidaklah gampang, menurut Menperdag Gita Wirjawan.Memang.

 

Perekonomian Cina bisa sangat terpengaruh dengan kelesuan di Amerika dan Eropa zona Euro --- sesuai pernyataan pengamat internasional yang mengatakan perekonomian Cina mulai terpengaruh imbas AS dan Eropa --- tentu Cina membutuhkan kompensasi pasar untuk ekspornya. Sebaliknya Perekonomian Indonesia sangat tergantung dengan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi Cina.Ekspor Indonesia akan menjadi acuan bagi Cina memperluas pasarannya di Indonesia.Cocoklah !

Pasar Indonesia tersedia untuk barang-barang Cina --- maka memang sektor perdagangan, ritel kini sedang bertumbuh di Indonesia.Itulah yang menolong pergerakan perekonomian.Apakah dalam jangka panjang Indonesia beruntung ?No.

 

Sektor Remittance, mungkin yang juga menjadi andalan Indonesia, yakni devisa ex TKI/TKW --- apalagi konon perbankan Indonesia yang sangat erat hubungan dengan perbankan Eropa, akanmenuai squeeze (?).Kuatkah perbankan Indonesia, kalau lesu transaksi dari Eropa ?Oh, akan coba menjerat ‘hot money inflow” --- ayyaa tidak bisa la.Itu dana Spekulasi dan agunan untuk perdagangan Domestik (?).

 

Bagaimana sektor Pariwisata ?Biasa Indonesia optimis angka akan terus menanjak --- sedang logika kalau AS, Eropa, Jepang atau Asia Timur dan Asia Tenggara turut terpengaruh kelesuan ekonomi --- Indonesia tentu harus tetap mengandalkan turis ex Malaysia, Timur Tengah dan Australia --- dekat dalam jarak, dan mempunyai kedekatan emosional.Tujuh Pesona, atau 3 S atau tambahkan Emosional Budaya bagi Turis ex Malaysia. Dan dorong Turisdalam Negeri.

 

Investasi ?Ini sektor yang sukar dimatch-kan angka-angka pemerintah tentang FDI, Angka Pengangguran, Angka Kemiskinan, angka Penyerapan APBN, angka pertumbuhaninfrastruktur,pertumbuhan kredit dengan kualitas kredit yang tersalur --- itu tadi yang meningkat kredit konsumsi !Apalagi kalau diadu dengan Indeks Internasional yang dikeluarkan PBB atau Badan Internasional terpercaya.Wah.

 

Okaylah --- asal diingat Orde Baru dulu juga penuh dengan pesona dan pujian sebagai salah satu Macan Asia. Ia langsung knock-out begitu kurs rupiah dan inflasi mengancam, yang dimulai oleh Krisis Asia dari Thailand. Mengapa ?

Mengapa ? Ya utang Swasta dalam Mata Uang Dollar dan mata uang Asing cukup besar, dan mematikan.Begitu pula data dan informasi selalu mengaburkan permasalahan sebenarnya.

 

Waspadalah --- jangan dinina-bobokkan oleh Kebijakan untuk selalu seolah-olah sudah berada di “Comfort-zone. Indonesia memiliki banyak “Pekerjaan Rumah”.Apa itu ?

[MWA] (EkonomiNet -32)

*)Ilustrasi Foto ex Internet

Bacaan Kompas.Com

[caption id="attachment_142754" align="aligncenter" width="303" caption="Sektor Pasar Domestik adalah salah satu Andalan --- Tingkatkan pula Produktivitas Rakyat, agar mereka makin bertambah kaya --- Gerakkan Ekonomi Kreatif sesegera mungkin. "][/caption]

 

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun