Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ambeg ---; Gantung atau Tembak Mati (Karikatur)

10 Maret 2012   23:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:14 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13314215301170175623

Ambeg Parama Arta --- Enggak usah lu omong Tidak --- katakan “TIDAK pada Korupsi” !

Lu Orang tidak usah omong“Hunus Pedang atau Gantung Saya di Monas”

Lu Orang tidak usah omong mau beli beberapa Sukhoi dan Leopard

Negeri tetap Miskin

Negeri ini tetap Lemah

Owe kasi tahu ya --- 2 soal aja lho, 2 soal aja Lu beresi, lu bisa atur Negeri jadi bisa baek la.

Lu contoh saja Malaysia sama Singapura --- Dia Orang Tegas lho.

Lu punya Orang-orang brengsek, tahu --- tangkap Narkotik, barang bukti payah control-lah, ‘kan sudah manyak kasusitu Pulisi dan Jaksa --- jual itu barang bukti, masuk peredaran lagi la.

Sudah manyak kasus --- itu Narapidana vonis Mati, di dalam Lapas ada main sama Orang Dalam --- aman ngatur perdagangan dari dalam. Fasilitas dagang lebih cantik dari Ayyin --- Haiyya.

Untuk Lu punya Negeri bisa bangun --- Lu contoh Cina punya cara :

1.Koluptor Lu tembak Mati

2.Penyelundup dan Pengedar Narkotik, Lu tembak Mati

3.TelolisLu kudu Tembak-lah.

4.Pengaco Keamanan , Begal, Lampok-lampok Lu Tembak Mati

5.Habis Perkara, Lu Orang bisa Atur Negeri Tidak si ?

Lu halus insyaf lho --- Sejarah Lu punya Bangsa tidak hebat banget, Lu halus insyaf lho.

Buat Paradigma Baru --- Lihat belakang butut, tapi bikin Selamat Negeri halus liat depan.

Karakter lu punya Bangsa harus lebih kuat dari Nenek Moyang lho ---

“Iya Pek --- Apek punya pikiran lebih cerdas dari “Pikilan Olang Indonesia Telpilih”, Neo Feodalisme ini akan mengulangi Tragedi Sejarah Nusantara” (Kroco).

[MWA] (Karikatur Sospol -45)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun