Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aki Kosasih Memberi Hadiah Hantu di Dalam Botol [Paranormal - 09]

22 Februari 2011   10:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_90692" align="aligncenter" width="300" caption="Penampakan Sosok secara Optis apakah Imajinatif-kah ?"][/caption]

Perkenalan dengannya secara kebetulan.Yayasan menugaskan menghadiri perhelatan satu karyawan yang menikah di Cibuaya di Selatan Jawa Barat. Dari informasi ada satu hotel di dekat muara Sungai Cibuaya --- informasi tambahan bahwa memang muara sungai itu dulunya tempat komunitas buaya. Bahkan kalau beruntung adakalanya sampai saat kini pun terkadang ditemukan buaya berjemur di tepian yang berbatu granit itu.

Hotelnya bersih tetapi sepi --- konon dulu memang ada hotel-chain yang membuat kerjasama dengan hotel ini --- keistimewaannya menyaksikan matahari terbenam di Lautan Hindia itu. Tetapi wanti-wanti dilarang potret-potretan , apalagi ke arah matahari terbenam. Pasti tidak jadi, termasuk seluruh shooting lainnya.

Di perhelatan mendapat tambahan informasi tentang daerah wisata itu, terutama hotel di atas bukit itu --- ketika pulang malam sungai yang tadinya berliku-liku dan muaranya terlihat --- kini gelap gulita, begitu juga latar ke barat. Gelap gulita.

Malam ini ada pertunjukan wayang golek, tetapi tidak berminat --- lebih baik membaca dan menulis.Hotel itu hanya berpenghuni tamu dua orang --- tadinya juga ada seorang satpam, kini tidak terlihat. Apakah dia menonton wayang ?

Di beranda terlihat sosok wanita duduk sendirian, ia memandang ke arah barat --- selendang nya tersampir di tangan kursi.Terdengar ia bernyanyi --- suaranya terdengar sayup-sayup.Kebayanya tidak jelas warna biru ataukah coklat.

Sekonyong-konyong ia menghilang --- iseng, supir ditelpon tidak bereaksi; tidurkah ? Konon memang biasanya ada wanita datang menawarkan pijat, apabila diketahui ada tamu hotel.Dia berasal dari desa mana tidak jelas. Biasa ia bisa tiba-tiba muncul.

Tidak memikirkan perempuan itu lagi, jadi teringat Aki Kosasih dengan isterinya.Sewaktu mudanya mungkin aki itu ganteng sekali --- sosoknya di hari tua pun masih tampak perawakan yang berwibawa; isterinya dulu barangkali hitam manis. Kesan pertama ia enak diajak bercakap-cakap --- lantas ia bisa mengambil alih pembicaraan. Memang ia tampaknya dulunya orang terpelajar juga. Ia pensiunan PLN.

Tidak habis mengerti mengapa ia lantas begitu akrab --- dan menawarkan jasa paranormal. Pertama-tama ia mengajukan statemen seperti meramal : “ Bapak akan segera dipanggil lagi untuk bekerja --- pengalaman bapak akan digunakan lagi oleh Lembaga tempat bapak dulu bekerja “

“Ah, saya tidak suka bekerja kembali di tempat itu --- walau sebagai konsultan sekali pun”.

Ia tetap memberikan berbagai analisisnya, yang mendukung ramalan itu --- saya menganggapnya akan menjebak untuk menggunakan jasanya.

Hebatnya sebelum berpisah ia kembali menegaskan bahwa ramalan itu, terawangannya itu malah dengan tata waktu.Lho ?

Ajaib, memang kemudian seorang sahabat yang dulunya mengambil “pensiun dini” --- mendadak menelpon, bahwa ia mendapat tawaran bekerjasama dalam proyek “Standardisasi dan Katalogus”Barang-barang stock perusahaan --- yang dulunya merupakan bagian dari Sister Company.Tawaran itu ditolak.

Ada rumah tua akan dijual --- isteri dan anak-anak mempunyai vision bahwa rumah itu kalau dibeli dan renovasi, bakalan membawa keberuntungan, disewakan kepada orang asing.Wah.

Informasinya rumah itu sudah lama kosong --- bahkan konon rumah tua itu, seluruh generasi pemiliknya sudah mati --- hanya tinggal seorang, namanya Imron.Notaris telah menjamin memang Imronlah satu-satu ahli waris.Pemilik rumah itu, adalah Haji Syamsuri --- seorang tokoh DI/TII yang mati tertembak dalam clash menyergap Maridjan Kartosoewiryo.Selanjutnya satu –persatu isteri dan keturunannya meninggal dunia. Tinggallah si Imron, cucunya.

Dulu nenek berpesan kalau membeli rumah --- harus ditiduri si pemilik baru, agar mengenal karakter rumah --- atau berkenalan dengan para “penjaga rumah”. Isteri konsekwen untuk melaksanakan amanat itu.Ia memang seorang investor yang penuh perhitungan.Ia tidak gentar, seperti rumah-rumah kami yang lain pun --- “dilakukan ritual semacam itu”.

Untuk menentramkan hati dan agar dapat menyelenggarakan “adat” yang lengkap, dulunya enggak pernah, hanya langsung tidur saja --- iseng-iseng Aki Kosasih dikontak, apakah ia ada waktu ke Jakarta.

Aki datang, dan kemudian dibawa ke rumah itu.Rumah itu mojok rapat ke salah satu sudut tanah ---tanahnya sekitar 800 meter persegi.Kamarnya ada 12 dengan satu pavilun di sisi barat --- kamar mandi ada 4, salah satu di sudut barat berbentuk kulah berukuran 4 x 2 meter dalamnya satu meter.Suasana memang serem, karena tidak pernah dipakai --- di sana ada berdiam beberapa lele putih.

Aki beraksi dengan bebungaan dan pembakaran dupa serta kemenyan putih.Baru sekali itu keluarga terlibat acara ritual paranormal.Yang penting di akhir ritual ia membaca Surah Yassin, dan membacakan doa dengan lafaz Arab dan Indonesia --- menentramkan bathin bahwa itu bukan acara syirik.

“Rumah ini akan membawa untung --- tuah kata orang Melayu.Rumah ini bertuah.Memang ada tiga penghuninya, sejenis genderwo atau dedemit.Yang dua suami istri, yang berdiam di gang menuju kamar mandi di Timur ---yang satu, itu berdiam di kamar mandi dengan kulah lebar di Barat itu.Mereka tidak mengganggu.Tetapi kalau mau dibuang, bisa saya tangkap !”

Rumah itu kosong --- sudah lunas dibayar.Sekarang ada 6 kursi plastik di ruang tamu paling depan.Di kamar utama berukuran 6 x 6 meter, kini terhampar permadani dengan bantal dan guling untuk persiapan tidur.

Tanpa komando, Aki Kosasih rupanya hilir mudik dibantu isterinya --- tiba-tiba saja mereka telah kembali ke ruang tamu dengan dua botol bekas minuman ringan.

“ Ini ketiga makhluk gaib itu telah saya tangkap, lihatlah “ ia menunjukkan kedua botol itu”

Tampak di dalam botol ada gumpalan kapas putih --- mulut botol telah ditutup dengan gabus.

“Nampak makhluk itu ?”Kami semua ingin menyaksikan makhluk itu --- rasanya permainan optik juga, botol itu bening bersegi-segi --- dengan kapas di dalamnya dan bias prismatik, sepertinya memberikan gambaran “sesuatu”.Apakah Aki Kosasih seorang paranormal penipu, sugestif atau memang ia pun meyakini penglihatannya ?

Satu botol menggambarkan benda bergaris biru sedang berdiri dan satu lagi sedang duduk di atas gumpalan kapas.Botol yang lain sepertinya berisi“sesuatu” panjang seperti belalalangdengan sungutnya. Hantukah itu ?

Macam-macam tambahan keterangan Aki --- tetapi kesimpulannya bersugesti, investasi akan menguntungkan.

Kedua botol itu diletakkan di atas tumpukan bata (di depan kamar mandi besar di pojok Barat). Memang percaya tidak percaya, jadi tidak ditanggapi soal ritual pembuangan hantu itu.

Setelah diberi honor, dan mereka akan pamit pulang ke Bandung. Aki sempat mengajukan pertanyaan “ Diterima tawaran kerja itu ?”

“Tidak aki, saya tetap ingin mengajar saja --- sudah tekad saya untuk menjalani masa pensiun sebagai guru, seperti dulu juga saya memulai karier saya sebagai guru di Cepu”Kaget dengan ramalannya yang tepat dan semula seperti mengada-ada saja.

Kamar Utama di mana kami tidur mempunyai pintu kupu-kupu di dua sisinya.Utara dan Barat.Di Timur ada jendela besar berukuran kira-kira160 x 200 cm (selebar pintu) --- di depan pintu barat semacam ruangan keluarga dengan beberapa jendela besar.Di luar depan deretan jendela itu ada pohon belimbing sagi yang sudah sangat tua --- menyambung ke belakang pavilion semacam taman keputren. Tertutup tembok tingggi --- gaya rumah Arab. Sepanjang malam terdengar bunyi klebatan dan cicit suara monster --- ya, monster itu sejenis codot yang sedang memanen belimbing. Bukan penghisap darah.

Udara di dalam kamar sejuk, karena plafonnya tinggi, mungkin terbuat dari papan yang baik.Sebelum tidur semua lampu dihidupkan termasuk di kamar utama.

Kira-kira jam satu malam istri menjerit memeluk --- dengan tergagap-gagap katanya, ia melihat sosok coklat kehijauan seperti belalang atau monyet berwarna beruk --- melompat dari daun pintu ke bidang jendela.Ternyata tidak terlihat bekas fisik apa-apa.

Imajinasikah ?Memang gejala paranormal atau supernatural terkadang antara penyaksian optik ataupun imajinatif --- tidak bisa dibuktikan dengan akal.Yang penting kita harus berani menunjukkan keberadaan manusia --- “mereka” pasti mengalah sebagaimana pada umumnya para binatang terhadap manusia. Ya ‘kan ?

Ada dua hal :belakangan tutup botol itu tidak tertutup lagi --- kapas masih ada.Dari sudut mana pun dilihat tidak ada apa –apa, Cuma kapan penutupnya dibuka ? Oleh siapa ?

Satu hal lagi, rumah itu laku dikontrak oleh perusahaan perminyakan --- dijadikan kantor dan mess pegawainya. Juga tidak jelas apakah mereka menyaksikan makhluk gaib di rumah itu. (Berikutnya Hantu yang biasa berada di Dapur)

*)Foto dari Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun