(1)
Syahdan adalah Syekh Siti Jenar yang mempunyai pengertian filosofis bahwa, “di dunia ini realitasnya manusia berada di Alam Kematian --- menuju ke Alam Keabadian, hidup di sana, Akhirat”
Biasalah, tidak dipersoalkan apakah Syekh Siti Jenar termasuk dalam Lingkaran para Wali, ataukah tidak --- konon ialah yang memasukkan Ajaran Al Halaj, Wihdatul Wujud.
Di kalangan Kejawen dikenal, Ajaran itu sebagai “Manunggal Kawula Gusti”, manusia menyatu dengan Tuhannya, suatu cita-cita sufistik.
(2)
Di alam Kematian di dunia ini, “tidakkah disadari bahwa pengertian kehidupan itu sejak ditiupkan ruh sampai pada saat ajal mengakhirinya --- realitasnya episode hanya menghela nafas dan menghembuskannya ………………….”
Tiap saat, tiap detik --- ribuan manusia menuju ke Alam Keabadian, di Alam Kehidupan Akhirat. Di sana tidak ada lagi kematian.
Manusia hidup abadi di Alam Baka --- itu pengertian yang juga ada dalam Tausiah di pemakaman.Tidak abadi manusia berada di Dunia, Alam Fana.
Ruh terbang entah ke mana, jasadnya kembali ekologis ke Alam Bumi.
Zat Manusia kembali kepada Sang Khalik.Di Alam Dunia manusia hakekatnya rindu untuk bersama Zat Wujud Sang Pencipta.
Dalam takutnya, dalam bingungnya ia ingin bersama Zat-Nya --- dalam Doa.
(3)
Ada Puisi Orang Komering sana --- indah, filosofis dan sufistik :
“Perepat kayu perepat
Kayu Aro condong ke hulu
Kalo jasad cinta dengan zat
Burung terbang kurungan melu “
Pengertian manusia berada di Alam Dunia --- “Jiwa yang mengendalikan Raga, seperti Satria mengendalikan Chariot”
Zat bersama Jasad.
(4)
Di Alam Akhirat --- apakah zat, ……….. ruh masih memerlukan jasad yang tertinggal di Alam
Dunia --- di Alam Kematian ?
Alam Kematian yang diancam Kemiskinan, Kelaparan, Pengkhianatan, Prilaku Koruptif Kekuasaan, Alat perang yang mematikan dari Bom explosifdaya rendah sampai Bom Nuklir pemusnah massal --- manusia di Alam Kematian…………………….. Saksikanlah setiap detik ada peristiwa kematian.
Budaya manusia di Alam Dunia --- bercita-cita melestarikan kehidupan dengan tanpa sadar menciptakan kematian --- memang di situ hakekatnya.
(5)
“Perepat kayu perepat; kayu aro condong ke hulu; kalau jasad cinta dengan zat; burung terbang kurungan melu ………………"
Sungguh dalam puisi filsafat Orang Komering ini --- Kearifan ini apakah tidak tertangkap oleh Kecerdasan para Wali Negeri ini ?
Ataukah mereka sebenarnya hanya Zombie rakus --- zat kematian dalam kehidupan ?
[MWA] (Hello hari Ini -39)
[caption id="attachment_212652" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA --- Hello hari Ini 39"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H