[caption id="attachment_207876" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-Novel PMPJ 05"][/caption]
(1)
Siap sholat Isa Opah seperti biasa mengaji --- karena ia pernah di Pesantren, biasalah ia memberijawaban atas pertanyaan, atau penjelasan sekitar fikih kewanitaan. Walaupun mereka perempuan muda yang dirundung malang, ternyata pun mereka membutuhkan keseimbang rohani.
Opah memberikan banyak pengertian keagamaan --- kemiskinan membawa mereka pada gang gelap penuh risiko.Pilihan terbatas --- jerat kemiskinan lebih mendorong mereka ke dalam gelap mata, memasuki pasar yang tidak mereka mengerti
(2)
Zulfa terkapar di kamarnya, sejak Februari ia sakit-sakitan --- dari gangguan pencernaan sampai gejala typhus. Ia tergolek melintang di dipan itu. Tampak badannya menipis hampir rata terbenam di kasur yang kempot. Kamar itu terletak di Lantai 3, biasanya selalu untuk “anak-anak TKW calon PRT” transit sebelum diberangkatkan ke Malaysia.
Di kamar itu juga ada perempuan yang dipanggil Kak Lin --- yang akan dipulangkan ke Bedagai, ia terpincang-pincang karena patah tulang, akibat usaha melarikan diri dari majikan. Ia yang harus merawat Zulfa.
Bibir Zulfa mengering, tampak ruam-ruam memutih di sudut bibir dan dirongga mulutnya --- ia tidak mampu menelan bubur sekalipun --- sekujur tubuhnya pagi ini melepuh dengan bintik-bintik merah.
Kak Lin mencoba menaburkan semacam tepung obat, sebagai mana diajarkan Mantri.
(3)
Opah menelpon emake, “mak, aku akan terbang ke Batam mak --- PT tidak bisa memberangkatkan ke Saudi …………….. 2 minggu kerja di restoran, malam ini aku akan berangkat ke Batam !”.
Opah merenung setelah berbicara pada emaknya, ia agak kecewa mengapa akhirnya ia akan dipekerjakan di Batam --- katanya di restoran.
(4)
Bernard mengatur untuk mengungsikan Zulfa yang telah parah ke rumah sakit --- tetapi tidak ada rumah sakit yang bisa menerima pasien yang sudah parah itu --- dengan speed-boat Zulfa dan Kak Lin diberangkatkan ke Pulau Sumatera. Yang satu entah ke mana, sang satunya pun entah sampai ke mana ……………………
(5)
Dengan termangu Bernard yang baru mendengar kabar bahwa Zulfa adalah penderita HIV/Aids --- sepanjang semester I tahun 2012 ini terdapat hampir 200 orang terkena infeksi itu di Batam ……………. Telah meninggal dunia sebanyak 40 orang …………….. termasuk 3 kanak-kanak.
Bernard merinding membayangkan perjalanan speed-boat menuju Tanjung Balai Karimun, kemudian entah ke mana --- itu tugas ekspedisi melanjutkan rute ke tujuan berikutnya ……………………………..
Bernard ingat gadis model itu --- cantik, mulus, cerdas --- telah malang melintang dari Batam, Singapura sampai Malaysia, Semenanjung bahkan Sarawak dan Sabah.
Di mana ia terkena patil HIV/AIDS ?
Bernard ingat gadis itu pertama sekali dijeputnya di Bandara Hang Nadim ………………. Tahun 2002 ia menjejakkan kakinya di pulau impian ini, ia segera menjadi primadona, dengan label gadis model --- sepuluh tahun kemudian ia kembali entah ke mana ……………. sebagai mayat (hidup).
[MWA](Pesantren Merah Pesantren Jingga; bersambung #05/06)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H