Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dai Harus meniru Rasullullah --- Masyarakat Jakarte pilih Pemimpin Yang benar ! (Karkatur-75)

4 Agustus 2012   16:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:15 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13440985491141061829

[caption id="attachment_198193" align="aligncenter" width="473" caption="Grafis MWA-Karikatur 75"][/caption]

“Belajarlah Ilmu walau ke Negeri Cina – itu Hadits Rasullah dalam konteks yang positif.

Kalau seseorang menyebut-nyebut ‘Cina atau orientasi Agama lain’ dengan konteks negatif --- itu merusak masyarakat.

Tetapi Orang Jakarte adalah masyarakat yang majemuk dan cerdas --- kalau enggak cerdas, masa Masyarakat Islam Jakarte bisa tolerans dalam kasus Piagam Jakarta --- dalam penyusunan Undang-undang Dasar 1945.

Entah mau dinamakan Bahasa Jakarte itu, Melayu Kasar, Melayu Pasar kek --- entah Bahasa Melayu jenis atau pun apa terminologinya --- tetapi masyarakat Jakarte diikat dalam  kerangka Bahasa Melayu Pasar (konon begitu metamorphose perkembangannya).

Pluralisme --- Sunda, Banten, Jawa, Cina, Arab, Manado, Ambon, Minang entah suku nasional apapun --- datang dan tinggal di Jakarta dengan membawa budaya, agama, bahasa, adat kebiasaannya --- di Jakarta sejak jaman Batavia VOC sampai Hindia Belanda, jaman Jayakarta --- bergaul, berdagang di Bandar Jakarta, yah, mempergunakan bahasa Melayu Jakarte, Melayu pasar sampai menjadi Bahasa Sumpah Pemuda

Lantas Bahasa Nasional --- Bahasa Indonesia.  Orang Jakarta masih mau berlogat Jakarte --- boleh aje !

Nama komunitas Penduduk Jakarta adalah Masyarakat Jakarte.

Lha, calon Gubernur DKI Jakarta --- masyarakat tinggal pilih, kalau percaya calon prima asal suku Ambon Pilih Ambon --- percaya Keturunan Arab, pilihlah dia --- ada Calon anak Bugis, ayo pilih --- emangnya die, orang kite Jakarte !  Orang WNI pada bae Je !

Jokowi Orang Jawa, memang terpercaya dengan prestasi dan kepribadiannya yang cocok untuk Jakarta --- biar die yang memimpin Jakarte !

Jangan sebut-sebut Cina-cine --- Kalau dia calon terbaik, pilih dia walaupun namanya Ahok atau Aseng.

Yang nyebut Cine Jawe siape ? Entah.

Entah Dai, entah Birokrat, entah Gubernur --- entah siape, yang penting perhatiin, konotasi ceramahnye atawe penjelasannye.

 

Ih, calon Gubernur DKI Foke ---“menebar tabir asap, seolah-olah nyebut-nyebut ‘Cina’ atau Jawa , bisa lurus kalau hanya diucapkan Dai  saja “ (?).

Yang lurus itu hanya ucapan Rasullullah : “Tuntutlah Ilmu walau sampai ke Negeri Cina !”

Ini Kutipan dari Kompas.com (04/8) : 

http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/08/04/21594887/Presiden.PKS.Isu.SARA.Tidak.Pantas.di.Jakarta

 “…………… Terkait ceramah yang disampaikan oleh raja dangdut Rhoma Irama yang diduga berbau SARA, Foke mengatakan, dalam kapasitas Rhoma Irama sebagai da'i, tindakannya tidak salah. "Sebagai da'i tentunya yang ia katakan tidaklah salah," katanya………………. “

 

Masa sih ? (Kroco)

“Kok Balipotan angku !”

 

[MWA] (Karikatur Sospol-75)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun