Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Top Markotop; Forklore Indonesiano (Karikatur)

8 Februari 2012   02:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:56 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dradjad Wibowo kembali mengemukakan kata Forklore Indonesia, Top Markotop --- maksudnya kalau di Suroboyo adalah Pol Polane !

Pengamat Ekonomi yang tetap cerdas itu, mengomentari bahwa Impian Orang Bank Indonesia itu, untuk minta naik gaji --- hal yang tidak pada tempatnya karena --- gaji mereka itu sudah sangat tinggi, bekerja dengan Biaya yang juga sangat tinggi.

Wong Suroboyo mengatakan :

“Biaya Operasi Bank Indonesia, dan Gajinya sudahPol-polane !”

Mengeluh soal minta kenaikan gaji boleh saja --- malah Presiden RI Susilo pun pernah mengeluh gajinya tidak pernah naik-naik.

Jangan dengarkan komentar Menkeu, dia selalunya mudah mengerti bahwa Gaji Presiden RI dan pegawai plus Gubernur plus Deputi segala BI, juga wajar dinaikkan.

PNS dan para Birokrat itu perlu merenung, apakah Kinerja mereka sudah okay bagi Rakyatyang diurusnya --- apakah Rakyat telah mendapat kompensasi pendapatan yang digembosi Inflasi ?

Tingkat inflasi Indonesia sesuai sasaran kok !

Tetapi nyatanya Rakyat yang ber—Pendapatan tetap atau rendah, malah tambah miskin --- tahun 2008/09 seporsi makan siang di Warteg cukup Rp. 3.500,-- kini harus membayar Rp. 8.000-Rp. 10.000.—.Lha ?

Tugas siapa tuh, untuk mempertahankan Daya Beli Rakyat ?

Sudah kembali ke ……… , ungkapan Top Markotop atau Pol-polane itu, secara budaya menjadi bagian alat bantupengingat dalam masyarakat, mnemonic device.

Kedua kata itu, bukan saja berarti ‘on top’ atau‘paling tinggi’ --- dalam budaya Folklor ada tambahan pengertian --- alat bantu pengingat bahwa, tinggi relatif itu mengandung --- kebablasan, tidak tahu diri, lupa daratan,tidak pada tempatnya, atau luar biasaaaaa.

Top Markotop dan Pol-polane --- mengandung Ejekan agar menyadari tingkatan yang relatif itu --- memang hanya manusia yang lebih cerdas mempunyai link memori yang lebih --- “Mnemonic”.

Dalam Budaya Folklore, folklor --- memang terungkap kepintaran Rakyat dalam budaya lisan dan tulisan yang mengandung ke-Arif-an Lokal.

[MWA] (Karikatur Sospol – 24)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun