Bangsa ini tidak akan maju-maju --- tanpa sadar telah menerapkan BudayaRetrogresif.Proses Manajemennya atau pun Kinerja-nya makin mundur dari standar, atau ditest dengan Ratio yang baku. Mengapa ?
Bangunan Terbakar disimpulkan Penyebabnya Korsleting --- hubungan arus pendek. Perumahan Penduduk yang rapat berdesak-desak, miskin; mungkin surat dan administrasi pertanahannya pun tidak jelas --- berpuluh kali terbakar, penyebabnya juga persoalan listrik. Benarkah ?
Apakah memang itu penyebab utamanya ?
Kapal tenggelam, kapal terbakar, perahu ditelan ombak --- semua penyebabnya sama pada umumnya, kesimpulannya , disebabkan faktor alamiah, ombak besar, angin, dan segala masalah yang timbul dariunsur alamiah.
Atau belakangan ini terungkap pula, Armada sudah tua yang masih tetap dioperasikan --- tetapi laik laut konon !(?).
Informasi mengenai korban tidak sesuai dengan data dalam Manifest --- tidak ditelusuri, adanya kemungkinan kelebihan penumpang, masalah teknis kapal tua, kapal tidak layak laut.Tidak pernah tuntas tergelar, dan diperbaiki untuk meningkatkan Management Operasi,
Management Pemeliharaan; tingkat layanan transportasi yang lebih efisien, nyaman dan aman.
Tidak dilakukan Improvement !
Kita belum bicara Efisiensi yang menyangkut Profitablity dan ratio-ratio Financial Management lainnya.
Kita terkadang sedih bukan saja mengenai korban nyawa serta harta, dan murahnya nyawa Orang Indonesia di sepelekan --- tetapi mengapa secara ukuran Manajerial pun, Bangsa ini sangat tertinggal.Seperti Kebudayaan Manajerial Indonesia tidak bisa menciptakan Standar Rasional dalam operasi transpornya..
Transpor Udara juga begitu --- engine-trouble, kecelakaan atau berjatuhan. Baik milik Negara maupun milik swasta.Konyol-kah kematian Awak dan Penumpang itu ?
Berlalu seperti angin berlalu saja.Business as usual, kata mereka.
Khsusus Armada dan BUMN yang mengelola transport udara --- ada kesan suatu saat setelah di-restrukurisasi Utang-utangnya. Hebat berita kehumasannya.Bahkan dapat Award untuk kualitas tertentu, konon kinerjanya memenuhi suatu standar --- kemudian dalam kurun 5 -10segalanya menurun, tidak konsisten dan reliable . Restruktur lagi.Rugi lagi, rugi lagi, terbelit utang, utang lagi; begitu dalam berita.
Restrukturisasi
Masuk lagi modal dari Pemerintah, disuntikkan lagi Modal Penyertaan Pemerintah
Buat utang baru.Enak saja Management di sana itu.
Benarkah Financial Management mereka ?
Bagaimana Maintenace Management-nya --- Bagaimana ratio cost terhadap revenue ?Bagaimana Cadangan dan Depreciation yang terakumulasi ?Begitu pula ukuran-ukuran lainnya.Benarkah, jujurkah ?
Lantas kita merenung apakah Auditing dan Badan-badan Pengawas yang mengaudit itu benar kinerjanya ?
Untuk memperbaiki kinerja Pemerintah dan pertanggungjawaban mereka untuk Kesejahteraan Rakyat --- DPR haruslah berkualitas, para Wakil Rakyat harus lebih bermutu --- bukan mengotak-atik luasnya Wewenang saja --- tetapi bagaimana melakukan Legislasi Engineering hasil karya, dan kerja mereka harus menuju “Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”.Material dan Intangible !
Mereka pada umumnya, telah berilmu begitu tinggipengalaman cukup lama.Mengapa Indonesia harus mengalami Kemunduran dan Ketertinggalan dengan Negara Merdeka lainnya --- bahkan dalam beberapa hal penting, tertinggal dibanding Negara-negara Asean lainnya.
Dalam salah satu “Talk-show” di TVmendapat kesimpulan, bahwa Negara Indonesia tidak mempunyai Flat-form yang menjadi fokus bersinambungan --- dari suatu periode Pemerintahan yang satu dengan yang berikutnya.
Begitu pula flat-form itu harus bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen, Pancasila dan segala aspek Budaya Nasional --- lingkungan Eksternal yang dapat diperhitungkan dan Perkiraan Masa Depan yang ingin dicapai.
Apakah Indonesia tidak mempunyai Akademisi, Pengusaha yang Mumpuni,Negarawan yang masih ada dan para Konsultan/Penyumbang Ide --- untuk membuat Strategic Planning, yang akan menunjang Flat-form Nasional NKRI, 25 tahun ke depan umpmanya.
Bahkan Flat-form itu juga memberikan arahan untuk Mencapai Kualitas SDM Indonesia di Masa Depan. Yang dibentuk dari proses National dan CharacterBuilding yang dirumuskan.
Jangan ada lagi alasan-alasan klise atau pun rational yang tidak ditindak lanjuti secara manajerial. Harus ada improvement --- kalau Indonesia ingin menjadi Negara Maju !
Negeri ini cukup memiliki Sumber Daya --- tetapi Indonesia tidak bisa menghasilkan Putera Terbaiknya yang dapat mengelola dengan benar. Pemimpin dan Sistem, serta Sejarah Indonesia, hanya menyia-nyiakan Sumber Daya Waktu.
Waktu terbang, bukan saja Ia tidak dapat diperbaharukan, Ia pada hakekatnya berkelebat untuk digunakan saat itu saja ! [MWA] (Management -05)
[caption id="attachment_133816" align="aligncenter" width="619" caption="Negeri Maritim yang Kaya Sumber Daya ini --- tidak berdaya Me-Manage untuk menghasilkan Produktivitas Prima. Gemar meperlakukan Stempel dan Photo-copy untuk Devisiasi dan Temuan. Negeri Gampangan, kata Arwah Nenek Moyang."][/caption]
*)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H