Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teror Ranjau Paku di Indonesia; Seks para Remaja yang Memuncak

14 Januari 2012   07:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:54 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

Indonesia sedang geli-geli basah --- asosiasi lagu Dang Dut Indonesia.Basah karena musim hujan, geli-geli karena Pemimpinnya, golongan Elit yang digaji APBN, lucu-lucu --- dari toilet di gedung DPR rusak meriah sampai Meja di Istana Negara pecah terbelah Sembilan.

Naik mobil Esemka atau mobil menteri yang mewah --- kita was-was saat ini. Teror paku di jalan raya dan jalan bebas hambatan.Teror itu berisiko kecelakaan,menambal atau mengganti ban, atau sial-sialnya diperas penjahat.

Siapa yang menebar teror paku di jalan-jalan Indonesia --- tampaknya menanti evaluasi dari Badan Intelijen negeri-negeri Barat, karena mereka yang sangat menguatirkan gerakan terorisme Internasional.Kita tunggu inisiatif Amerika atau Australia--- karena Indonesia acuh tidak acuh hal-ihwal tersebut.

Teror semacam itu telah lama menjadi berita dan fakta --- tetapi tidak ada pengusutan, penyelidikan dan penyidikan,Tidak diketemukan motif dan inisiatornya.

Karena sekarang teror itu telah ditebar sampi kawasan Istana Merdeka --- dan Rakyat telah tampil sebagai Komunitas Sapu Bersih --- Polisi terangsang membantu SABER !

Geli-geli basah --- menyaksikan Saber dan Polisi membimbing “besi berani” menangkap paku.

(2)

Komisi Perlindungan Anak merilis (?) hasil survey --- yang memperkuat hasil survey beberapa Lembagadan Instansi Pemerintah terdahulu --- bahwa para pelajar, remaja, dan pemuda di bawah umur --- telah melakukan pre-marital coitus.

Konon telah lebih 50 persen remaja puteri menjadi tidak perawan --- boleh juga dibaca yang jantan juga begitu (inklusif).Yang perempuan banyak melakukan Abortus (20persen) --- siapa yang mengajari dan di manadan oleh siapa ?‘’’’’ Mboh !

Geger !Masa iya --- di mana mereka mainnya --- apa yang mendorong prilaku kebablasan itu ?

Macam-macam ulasan teori dan analisis.Ada yang bilang karena kurang Sex-Edu,ada yang menyalahkan Orang Tua kurang perhatian --- ada pula yang menyalahkan gampangnya memperoleh film-seks dan akses Internet.

Teringat pada Almarhumah Ibu Trimurti (Alm, Menteri Sosial RI yang pertama), ia menyatakan :

1.Dorongan seks perempuan atau pun lelaki, sama saja --- sama kuat.

2.Hanya hati-hati, wanita mempunyai rahim --- jadi bisa mengalami kehamilan.

Lantas ?Jagalah diri --- ajarkanlah menjaga diri dengan kehormatan.

Tanya --- mereka “mainnya”di mana ?Pertama-tama, bisa di rumah --- di tempat sunyi terbuka, di hotel dan losmen --- di rumah kost atau boleh pula di kotak-kotak warnet.

Bagaimana caranya ?Bisa ala Kamasutra bisa lebih praktis --- sebelah CD dilepas, buka ritsluiting (dipangku atau di-doggie).Minta amfun, finter itu anak-anak !

Mengapa bisa terjadi tindakan a-susial itu, mbah ?

Orang tua Indonesia (semuanya) lupa, bahwa Seks mempunyai 2 fungsi --- anak-anak itu kurang mengerti fungsi seks Reproduksi; --- eh, dasarnya motivasi anak-anak --- mereka memang selalu mencari Rekreasi --- fungsi kedua seks, adalah Rekreasi !

Lanjutkan pembahasannya Eyang !‘Ko sik --- simbah arep ngalih topik.

[MWA] (Features -36)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun