Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Muntu dan Cowek adalah proses Ulegan Herbalistik. Ha?

25 September 2011   09:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:38 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

[caption id="attachment_133187" align="aligncenter" width="640" caption="Akar, Kayu, Kulit, Bunga, Buah, Daun --- banyak mempunyai Khasiat Herbal --- proses meng-Uleg Sambal pun adalah proses Herbalistik."][/caption]

O ya banyak ketidak-acuhan, dan “ketidak-mau tahuan” dalam cara kita memasak --- banyak alat-alat masak sebenarnya mungkin sangat berbahaya sebagai asupan bersama makanan. Risiko laten jangka panjang.

 

Wajan, sendok, sudip, sutil, mangkuk melamin,lapisan cooker atau penggorengan --- banyaklah, kita baru sadar setelah menjadi berita atau bisik-bisik tetangga.

 

Pernah kejadian di Singapura --- terjadi banyak kasus Orang mengalami gangguan ginjal sampai gagal ginjal. Pemerintah Singapura cekatan, memperhatikan gejala kesehatan masyarakat itu.Setelah di selidiki dan di teliti.Apa Penyebabnya ?

 

Ternyata penyebab kerusakan ginjal yang dialami Warganya, adalah cat yang terkandung dalam glazur suatu Mug (alat minum). Amankah mug yang selalu menjadi “gift” dari sesuatu produk atau keramaian “event” tertentu ? (konon di Amerikapernah melarang dan menarik Mug alat hidangan darisuatu restoran siap saji --- bahkan larangan itu dilakukan secara Internasional).

 

Itu kejadian kontemporer --- ini cerita lama yang menjadikan “attitude” waspada terhadap alat masak, makan dan minum.Pada jaman awal Kemerdekaan, kehidupan dan hasil industri yang beredar tentunya sangat sederhana.Pernah masyarakat geger, dan dilakukan kampanye mulut ke mulut, bahwa alat masak sejenis Kuwali, Periuk dan semacamnya --- yang menyebabkan warna kuah atau air masak menjadi hitam --- adalah berbahaya.Masyarakat waspada dan sadar --- itu cara dulu. Masih rada primitif, dan berjiwa koeli.

Kemudian ada sendok-garpu yang kalau terendam di dalam kuah masakan, akan berubah kehijau-an --- karena terjadi persenyawaan atau reaksi dengan resep makanan ( atau suhu). Itu berbahaya. Sebagai kanak-kanak jaman itu --- racun berarti Sakit atau Kematian.

 

Mengapa ?

 

Ternyata di jaman itu alat dapur itu, banyak terbuat dari campuran kuningan, , timah, perunggu, alpaca, atau entah apalagi ---proses pembuatannya ?

 

Kengerian itu menumbuhkan kesadaran bahwa --- hati-hati memilih dan menggunakan alat masak.

 

Bumbu rempah pun --- selain penyedap, pengawet juga ada unsur “pengobatan”-nya --- Mengapa ada proses pemasakan jamu (Jawa atau Cina) yang harus dimasak dengan menggunakan Periok tanah atau Tembikar ?

 

 

Ouw, cowek kami juga ada yang terbuat dari tembikar --- ada resep sambal nenek yang harus diolah di cowek tanah/tembikar. Mengapa ?

 

Konon tambah enak --- menjadi enak (mungkin gerusan Muntu yang menguleg cabe garam dan lain-lain, turut meramu sambal itu).

 

Dapat inspirasi --- di Mekah bertemu dengan Orang Cina Xinjiang(Orang Uighur ?), mereka antara lain berdagang macam-macam kerajinan Negerinya.Sebagai oleh-oleh membeli “sendok yang terbuat dari kayu”, konon kalau digunakan untuk memakan sup atau bubur, mempunyai kasiat pengobatan.Wah, memang dasarnya senang mengumpulkan supit dan potong-potongan kayu. Percaya bahwa sendok itu berkhasiat pengobatan herbal. Kayu apa --- entah ?

 

Anda mempunyai Gelas (alat minum) terbuat dari KayuPasak Bumi, yang berkhasiat dari Kalimantan ?Air akan terasa pahit, khasiatnya ?

 

Percaya saja !

 

Soal Muntu dan Cowek yang kini beredar mungkin yang perlu diperhatikan --- apakah gerusan muntu dan cowek itu larut ke dalam kuliner itu bisa membahayakan kesehatan dalam jangka panjang ?

Kini banyak Cowek dan Muntu (Ulegan) diperdagangkan, yang terbuat dari campuran semen, pun tidak diselidiki dan diteliti pengaruhnya pada kesehatan, oleh siapa lagi ? Instansi pemerintah-lah !

 

Coweknya bisa batu alam (yang tidak luntur), tembikar, kayu aren, kayu sono keling, kayu salam, kayu jambu, kayu sawo, kayu mangga, kayu jeunjeng, kayu mahoni, kayu jati, kayu mangga, kayu nangka, dan bermacam-jenis yang lazim ada di pasar (termasuk di Super market)--- muntunya mungkin sejenis, bisa pula mix, tergantung koleksi anda.Apa koleksi batu akik, apa tunggul bambu, atau bahagian dari kayu tanaman pohon yang sudah demikian lama anda rawat dan sayangi.Bisakan ?

 

Yang penting yang berasal dari pohon yang tidak mengandung getah yang berbahaya bagi Kesehatan --- akut atau pun laten. Ih !

 

Rempah-rempah dan bumbu adalah Herbal --- ada yang mempunyai khasiat bagi kesehatan.Dosisnya enggak tahu !Akar tumbuhan, kulit kayu, kayu-nya juga adalah Obat Herbal. Bahkan bunga.Lha, mengapa. ?

 

Suka menebang pohon, mengoleksi kayu dan tunggul pohon --- banyak membaca buku, mendengar dongeng dan bisik-bisik khasiat bunga, dan kayu --- kini menggunakan kayu keras yang berasal dari pohon bunga berkhasiat, bongkot bambu koleksi yang disayangi. Adalah bahan Muntu.

 

Yang sudah ada Muntu apa saja ?Muntu dari kayu Bunga Merak-merak, kayu dari pohon Sawo Apel (Sawo Durian) --- dan Insya Allah dari bahan kayu Bunga Kantil !Konon Nenek Moyang menggunakan kayu Bunga Kantil untuk alat musik, terutama biola !

 

Digunakan untuk menyambal --- sambil meneliti dari buku-buku khasiat Obat Herbal.Yakin bunganya, buahnya, kulitnya, akarnya, dan tentunya kayunya tidak mengandung getah berbahaya.Hasil sambalnya harum aromanya, enak cita-rasa, niscaya berkhasiat Herbal.

[MWA] (Features – 48)

*)Ilustrasi ex Kompasiana.Com, Internet.

   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun