Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Janda Bau Lawe --- Kawin, suami mati [Paranormal – 20]

24 September 2011   23:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(1)

 

Ternyata Arum adalah wanita yang hangat, baik gaya, sikap, body-language, maupun dalam pembicaraan --- lingkungan mengenalnya sebagai sosok isteri dan ibu yang lembut dan …………rada melankolis.

 

Memang ketika ia menempati rumah milik dokter di sebelah --- ada “cerita pengantar “, bahwa wanita dengan membawa anak tiga yang masih kecil-kecil itu, adalah janda yang dikawini oleh bujangan yang masih muda.  Adik Sang Dokter.

 

Bertahun kami bertetangga tentram-tentram saja --- kebetulan pula keluarga kami pun, sering berpindah-pindah dinas, jadi rumah pun sering ditinggal kosong. Tetapi dalam bilangan tahun itu bertetangga, telah terciptalah suasana kekeluargaan yang akrab.

 

Belakangan “keluarga sebelah” ternyata telah berpindah rumah ke blok lain, masih dalam lingkungan perumahan kami. Mereka telah berhasil membeli rumah sendiri.  Tampak sekali bahwa keluarga itu sangat berbahagia dan kompak. Dari perkawinan dengan Pak Satomo, pasangan itu telah dikaruniai anak lelaki. Yang istimewa, tampak sekali Bu Arum sangat mengemong dan menyintai ,  suaminya yang masih muda itu.

 

Ke-empat anak keluarga Bu Arum dan Pak Satomo adalah anak-anak yang memiliki sopan santun, dan pandai membawakan diri --- sangat mengesankan kalau sekali-kali bertemu.  Hormat dan berbakti.

 

Tersiarlah kabar bahwa Pak Satomo meninggal dunia, karena mengidap penyakit Kanker di Lambung.

 

Keluarga kami berada di Bogor sedang mereka berada di Semarang --- belum ada kesempatan kami berkunjung ke Semarang. Teringat kembali kisah awal-awal kami bertetangga.

 

Bu Arum adalah pegawai di Kecamatan, sedang suaminya pegawai Pertanian di Ungaran --- untung tidak mudah diraih, malang pula tidak dapat ditolak. Suaminya meninggal dunia dalam kecelakaan lalulintas di Srondol.  Arum menjadi janda dengan anak tiga, semuanya perempuan. Ia sangat merana ditinggal suaminya --- walaupun ia bekerja, tetapi ia merasa sangat kehilangan sosok suami pelindung di dalam keluarganya.

 

Ada bilangan tahun ia menjanda --- tidak mudah baginya mencari ganti Sang Almarhum.  Ia hidup dalam dukacita dan berkabung ber-lama-lama.

 

Sampailah datang lamaran Sang Bujangan --- yang terpaut beberapa tahun lebih muda dari padanya.  Dari pergaulan dan keuletan Sang Bujangan, akhirnya Arum menerima cinta Sang Pemuda.  Begitulah akhirnya, mereka bertahun-tahun  hidup sebagai suami-isteri yang sangat mesra dan tentram.  Kami para tetangga merasakan itu. Pasangan itu adalah keluarga ideal dan romantis.

 

Kisah Cinta Bujangan dengan Sang Janda memang selalu menarik, apalagi ada bumbu “terpaut umur lebih muda si lelaki” --- bisa menjadi bahan gossip dan menjadi perhatian selalu dalam tiap kesempatan.

 

Sekarang Arum kembali menjadi janda --- mati ditinggal Pak Satomo.  Suami yang sangat dicintai sang isteri, begitu pula ketiga anak-tiri telah terpadu dalam sosok bapak pengganti.  Mereka benar-benar kehilangan almarhum Pak Satomo.

 

Dalam dua-tiga kali pertemuan di beranda rumahnya --- Sang Ibu yang lembut dan melankolis ini --- kembali menampilkan dirinya persis suasana belasan tahun yang lalu --- berkabung berkepanjangan. (walaupun dalam penyambutan dan pembicaraan hangat penuh ke-akraban).

 

“Anda tidak boleh berkabung berkepanjangan --- anda harus mengambil kesempatan menikah kembali”.

“Tidak Oom, saya takut” (memang dari dulu dia selalu memanggil Oom, membahasakan anak-anaknya --- anak-anak itu juga adalah bahagian dari kehangatan dalam persaudaraan bertetangga ini).

 

Konon banyak pertimbangan janda untuk kawin kembali.  Macam-macamlah. Dianggap wajar saja.

 

Kesempatan Idul Fitri kemarin berjumpa kembali dalam pembicaraan hangat --- walaupun kalau sampai pembicaraan tentang perkawinan yang pernah dijalaninya.  Tampak ia masih berkabung sangat tertekan. Memang ada kesan  ia bersifat melankolis dan introvert.

 

“Sakit sekali Oom ditinggal mati suami --- dua kali sudah …………saya takut Oom.  Saya adalah Janda Bau Lawe !”  Auw, Janda Bau Lawe.

“Saya tidak mampu menanggung dan merasakannya lagi Oom “.

 

Predikat Janda Bau Lawe --- mengerikan sekali. Berhari-hari terganggu dengan mitos, legenda, dan mistikisme Janda Bau Lawe. (konon ingat Kisah Calon Arang; informasi dari dokter AG)

 

(2)

 

Adalah seorang Pegawai Bea Cukai kaya raya di kotaMedan --- namanya T, tidak mempunyai anak, ia dan isterinya memutuskan memungut anak --- satu anak perempuan dari suku Melayu dan satu lagi anak perempuan keturunan Cina.  Tampak keluarga itu lengkap dan bahagia.

 

Pak T adalah sosok yang tampan tetapi overweight --- isterinya cantik wanita dari Selat Panjang.  Mereka menikah saat pak T masih bujangan,  masih berdinas di Selat Panjang.

 

Akhirul kalam, keluarga Pak T dengan isterinya kandas --- isterinya kedapatan selingkuh dengan keponakan pak T.  Mereka bercerai.

Jadilah Pak T, pegawai Bea Cukai kaya raya ini --- inceran, dan dijodoh-jodohkan dengan sejumlah perawan maupun janda-janda cantik.

 

Tidak tahu pasti siapa sponsornya --- akhirnya terpilihlah Janda cantik yang dipanggil  ‘Cik Molek’. 

 

Memang cantik ia, tetapi menyandang predikat --- Bunga Bangkai.  Pak T adalah suami ke=empatnya. Gossip para tetangga bahwa Pak T  pasti akan mengalami kematian ditangan “si Cantik”. Tiga suami sebelumnya semuanya bercerai mati dengannya. Namanya juga gossip.  Sik Asyiiiiiiiiklah.

 

Perkawinan tampak sangat bahagia --- kaya raya, pasangan serasi tampan dan cantik

 

Entah ramalan, entah mitos, entah legenda, entah klenik, entah kebetulan --- Hari Jum’at selepas senam di Kantornya di Belawan.  Pak T meninggal dunia karena serangan jantung.  Habis roman itu , tergolong Tragedi.

 

Dongeng Janda Bau Lawe atau Bunga Bangkai jadi gosip berkepanjangan.  Terutama dalam khazanah Percintaan dan Perkawinan, sampai kini.

 

Adalah pria kaya raya --- pemilik sejumlah hektar Kebun Kelapa Sawit di Sumatera Selatan dan Riau. Haji  HAR namanya.  Keluarga bahagia, ada isteri dan anak-anak --- semula tentram-tentram saja. Entah mengapa ia jatuh cinta dengan Upik Kalepor di Sorek, dekat Kebun Sawitnya,

 

Haji HAR menikah sirik dengan wanita cantik penggoda itu --- rumah toko mereka termasuk yang terpandang di kota kecil itu, mereka berbahagia --- toko mereka 3 pintu, ramai berkembang; Upik Kalepor pun bisa pula hamil. Makin dipereratlah tali perkawinan mereka. Pak HAR pun tetap mengunjungi isterinya di Palembang dan Sorek.

 

Entah naas apa dalam penerbangan dari Banda Aceh menuju Polonia Medan --- pesawat Cessna yang ditumpangi antara lain Haji HAR menghilang sampai sekarang ………………….. Upik Kalepor kehilangan suaminya yang kedua. 

 

Apakah ia juga menyandang kutukan mitos “Janda Bau Lawe” (Jawa) atau “ Bunga Bangkai” (di Sumatera) ?

 

Entahlah --- Allahu  A’lam [MWA].

 

 

[caption id="attachment_133075" align="aligncenter" width="400" caption="Cerita Kehidupan ...........dan Cerita Kematian, selalu meningkah di dalam Perjalanan Panjang Kisah Manusia .........Antara Komedi dan Tragedi..........."][/caption]   *)Foto ex Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun