Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pewaris Pesona Sang Narcissus

29 November 2011   15:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_146480" align="aligncenter" width="480" caption="Mitologi Yunani memberikan Panorama Estetis, Kebijaksanaan, dan Hakekat hidup Manusia pribadi maupun Sosial --- berlaku sepanjang Zaman."][/caption]

Kesan pertama berkecimpung di Jejaring Sosial internet --- nama indah ini paling mengesankan, tetapi tidak diambil hati, kita anggap saja --- cara saling mengajuk dan berkelakar. Narcissus atau Narciss, menjadi bahan olok-olok (mungkin juga seperti istilah autis atau autisme).

Membaca buku tentang Parapsikologi, membahas banyak hal tentang paranormal dan psikologi --- jumpa lagi dengan Narcissus. Memang Narcissus menjadi salah satu topik di dalam Psikologi --- sayang di dalam buku parapsikologi itu tidak diceritakan lebih panjang.

Karena kecewa dicarilah buku kecil yang pernah dibeli di Bandung (tertulis Bdg 15-26 Nopember1982) --- ini adalah satu buku kesayangan, tetapi telah lama sekali tidak dibaca atau dijadikan referensi. Tidak terasa buku itu telah berumur 29 tahun dimiliki.

Buku kesayangan karena ia memuat tentang mitologi Yunani.Memang mengesankan sekali bahwa kisah di dalam mitologi Yunani – selalu bersifat klasik, yang masih tergambar pula secara kontemporer. Hebatnya lagi banyak tokoh-tokoh di dalam mitologi itu, menjadi topik di dalam berbagai ilmu.

Dewa Cephius yang menguasai sebuah sungai, suatu saat memperdaya seorang bidadari, yang bernama Liriope --- biasalah, karena saling memperdaya --- maka lahirlah seorang anak, yang demikian elok rupawan (mungkin seelok dan tampan Sang Arjuna, tokoh wayang yang kita kenal di Indonesia). Atau malah lebih lagi barangkali.

Anak mereka yang tampan itu diberi nama Narcissus.

Konon sejak berumur 16 tahunan Narcissus telah menjadi pujaan para gadis dan para bidadari. Mereka mengejar-ngejar Sang Pemuda.

Dalam skenario yang lain, “ Dewi Hera sedang mengintai suaminya, Mahadewa yang bernama Zeus --- Sang Mahadewa ini adakalanya turun dari Singgasananya di Gunung Olympus --- karena menurutkan hasratnya untuk melakukan perselingkuhan dengan para bidadari di tengah rimba yang eksotik.

Suatu ketika seorang bidadari yang bernama Echo, menghadang Dewi Hera --- mengajaknya berbincang-bincang berbagai topik yang menarik --- sehingga Hera terlalai untuk menjebak suaminya yang sedang bercengkrama dengan para bidadari.

Sang Dewi sadar --- ia telah dijebak oleh Echo, sehingga Hera tidak bisa menangkap basah Sang Mahadewa yang sedangber-asyik-maksyuk dengan para bidadari yang cantik jelita itu.

Hera marah, mengutuk Echo --- “Echo tidak akan bisa lagi menggunakan lidahmu dengan leluasa !”

Begitulah ketika Echo bertemu dengan Narcissus --- ia mengalami cinta pada pandang pertama. pada Narcissus.Sayang, ia tidak mampu mengemukakan hasratnya..

Sejak kutukan DewiHera berlaku, Echo hanya mampu berbicara dengan mengulangi buntut kalimat terakhir yang didengarnya.

Bagaimana pun rayuan dan godaan Echo terhadap Narcissus --- pemuda itu menampik hasrat Echo.

Echo patah hati dan kecewa --- ia menyepi ke dalam gua dan hutan sunyi.Merana meratapi cintanya yang tidak berbalas.Suara isak dan keluh kesahnya saja yang bersiponggang mengiba-iba di gua-gua ataupun di hutan sepi………

Narcissus demikian sombong, sehingga banyak para gadis, wanita, dan bahkan bidadari yang dikecewakannya --- ia menolak cinta mereka.

Adalah salah seorang korban penolakan Cinta Narcissus mengutuknya --- dan Dewi Nemesis mendengar jeritan kekecewaan yang sangat mendalam itu.Maka, “Biarkanlah Narcissus mencintai dirinya sendiri saja, ia tidak akan diampuni --- biarlah ia menikmati jati dirinya.Ia tidak akan diampuni !”

Demikianlah episode kehidupan Narcissus menjadi blue-print yang harus disikapinya.Dendam dan Kutukan para korban “ketampanan-nya” mulai berlaku sejak peristiwa semacam ini ………..

Suatu saat, Narcissus ketika hendak memuaskan dahaganya di sendang yang tenang, ia terpesona melihat bayangan wajah mempesona, wajah seseorang di permukaan air yang bening --- sejak itu berlaku kutukan Nemesis, bahwa Narcissus jatuh cinta pada Bayangan wajahnya sendiri……………………….dan ia tidak bisa bersikap lain. Jatuh cinta pada bayangan indah itu,bayangan itu senantiasa dicari-carinya ke mana-mana pun, di mana pun …………………..

Disadur dari Puspasari Mitologi Yunani, Herman J. Wechsler, Penerbit Ganesha, Bandung - 1976

[MWA] (Features – 55)

*)Ilustrasi ex Intenet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun