Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humor

Togog Tejamantri Sowan Kang Lurah Semar [ Wayang Kontemporer – 17]

29 Agustus 2011   04:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:23 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Togog terbang ke Seoul --- sarung warna birunya dengan motif wajik semprul petak-petak, berkibar.Sabuk abang Jampang dengan disispi golog Cimande dan sebilah kerisdi punggungnya --- kyai Sengkelat berintik Wos utah. Gelang welut calumpringan dengan cincin di jari tangan kiri-kanan. Cincin bentuk Bintang redup ketutup asap.Mewah !

Sebagai punakawan yang dekat dengan Elite partai --- Togog juga mendapat sarung seragam biru, untuk dipakai Lebaran ini.Walaupun ia sedikit malu-malu kucing untuk memakainya nanti --- habis orang yang bersih dan yang terindikasi koruptor dan suap plus money-politics semua sama memakai sarung biru. Sedikit malu-malu timid.Timid adalah malunya gajah atau kerbau.Titik malunya di biji matanya, kepala tertunduk tetapi mata mendelik di sudut atas --- tergolong matatholongan.Mendelik.

Sementara Semar yang sudah sejak 1993 mengabdi di Elite Korea --- Semar senang dengan pertumbuhan ekonomi Korea Selatan, dan demokratisasi dan Sistem penegakkan hukum yang mantap di sana.Tampak Semar dalam pakaian kimono dinasti Yi --- dengan motif dan dasar merah menyala. Ada nuansa kuning pada motif bunga yang ornamental.

Keseharian Semar di Seoul --- di masa Dinasti Yiibukota ini disebut Hanyang,Semar sedang mendalami Konfusiusme yang menjadi akarbirokrasi selama Dinasti Yi.

Pendek cerita Sang Togog telah sampai di Seoul, dan telah dijamu oleh kang Semar di apartemennya --- mata Togog memperhatikan segala sisi dinding ruang tamu itu --- serba bercirikan Korea, ada suatu replika lukisan jaman Dinasti Koguryo --- di bidang lain ada lukisan pemandangan dari Dinasti Yi.Suasana kuno dan tentram.Ada pula beberapa pot dan guci kecil dari porselin. Semar menjelaskan dengan fasih beberapa ragam perbedaan dari ke-3 Dinasti --- Koguryo, Yi, dan Koryo. Togog terkenang pada ukiran di Pendopo di rumah boss-nya yang berukiran Jepara. Teresa berona-rona mengikuti irama emosi sang boss.

“Kang, menjelang Lebaran ini aku sering teringat padamu --- sambil aku ingin menenangkan pikiranku. Sudah lebih empat bulan ini aku turut-turutan ruwet hidup di tengah-tengah kekuasaan di Indonesia.Gonjang-ganjing tidak fokus Kang. Direktif dan Instruksi tidak dijalankan --- target jadi tidak terukur.Isu terus-menerus tumpang tindih.Benar apa yang Kakang Semar wejangkan padaku setahun yang lalu di Tigaraksa Banten “.

Semar mendengarkan sambil mempersilahkan Togog menikmati teh, dan mencicipi kue

“Kang, alangkah indahnya kalau kang Semar berkenan untuk turut memberi dukungan pada Pemerintah Indonesia saat ini --- cukup sampai 2014 kang.Karena situasi tampaknya makin samar kang.Keberhasilan Pemerintah tidak lebih membinar dibanding kegagalan dan kemunduran yang terjadi.Terutama kasus Suap dan Korupsi kang “.

“Kita berbeda prinsip Gog --- seperti aku katkan di Tigaraksa.Aku tidak mungkin mengabdi pada pemerintahan yang korup”

“Bukankah dengan tambahan nasehat dan saran kakang, barangkali kecepatan pemberantasan korupsi akan berlaku kang”

“Sudah terlambat --- karena Instruksi, Direktif dan Pidato kalau tidak disertai tindakan adalah Retorika belaka. Rakyat telah berkurang kepercayaannya.Aku tidak mau terlibat bekerja sama dengan kaum Koruptor --- aku tidak sejenis dengan mereka.Mereka itu memenuhi prinsip Zort zoen Zort.Jenis menemukan Jenisnya. “

“Bagaimana kalau Kang ditanam di KPK --- agar tergambar kekuatan Rakyat yang menghendaki pemberantasan korupsi”

“Terlambat Gog --- hanya Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang bisa berbuat --- bukan hanya semboyan pro rakyat, pro Job --- tetapi dia harus bertindak langsung --- dan itu juga yang aku risaukan, PemerintahRI saat ini tergambar bermewah-mewah dengan fasilitas untuk para Elite dan Birokrat. Mereka menjadi manja dan majal --- kemewahan jauh dari Kerakyatan.Belum masanya lah !”

“Lantas bagaimana kang ?”

“Jauhkan kemewahan, APBN harus ditujukan pro Rakyat-pro Job --- bangun infrastruktur pertanian yang menyertakan potensi Rakyat --- Rakyat mendapatkan pendapatan, infra struktur pertanian menjadi lebih baik --- Rakyat dan petani menjadi Produktif, hargai produksi Rakyat agar Rakyat menjadi kaya “

Togog manggut-manggut (‘agar Rakyat menjadi kaya’) --- ia bertekad akan meneruskan ide Semar, apabila Semar tidak berhasil dibujuk.

“Gog, masih cukup waktu Presiden RI mengkoreksi berbagai ide, program, Anggaran --- untuk pro Rakyat.Presiden Susilo harus cepat bertindak --- ia harus menjadi Negarawan,ia bisa lebih besar dari pada sekedar Pembina Partai Politik --- ia harus mengkoreksi segera arah Kebijakan.Jauhkan kemewahan dan kemegahan.Gog, you sudah dengar Bandara Soekarno-Hattaakan diproyek-kan.Proyek Bandara Termegah di jajaran Bandara yang Megah-megah di dunia ?“

“Kang, apa yang menjadi titik lemah Pemerintah kang ?”

“Pemerintahan itu --- adalah Leadership dan Organisasi, kompetensi orang per orang, objectif, strategi, program dan action plan.Sederhana sebetulnya.Management !Scientific Management --- Strategic Management yang searah antara Partai-partaiyang dibina dan partai pendukung.”

“Korupsi bisa sekaligus diberantas ?”

“Mengapa tidak --- Korupsi itu penyelewengan program dan APBN.Betapapun indahnya APBN dan Rencana Percepatan Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi --- kalau ada penyelewengan atau deviasi.Pancung !kalau tidak dipancung para koruptor itu akan memancung semua Sumber Daya.Rakyat akan tetap mlongo dan miskin.Tujuan kita menjadikan Rakyat, kaya bertambah kaya. “

“Jadi kang Semar belum mau pulang bersama ?”

“Togog, aku ini Rakyat, aku ini lambang Kerakyatan --- kalau mereka belum mengkoreksi program dan tindakannya. Tidak mungkin aku pulang mengabdi --- aku tidak sejenis dengan mereka.Mereka itu sudah menjadi Unit ‘Zort zoen Zort --- mereka itu sejenis Gog.HanyaPresiden RI yang bisa merombak struktur sial itu, dan membangun ‘Koalisi Kerakyatan bersama Rakyat’ .aku akan pulang.Manfaatkan periode sampai 2014 “.

“Gog, aku mengabdi di Korea ini --- karena Rakyat dan Sistem Demokratisasi sejalan dengan Penegakkan Hukum dan Rasa Keadilan Rakyatnya. Di sini biar mantan Presiden --- kalau ia korupsi, Presiden itu dihukum.Siapa saja.Di Indonesia mafia dan transaksi gelap dari kolong meja birokrasi sampai para pemegang kekuasaan --- bisa terlibat, ‘kan sudah kiamat itu. “

“Aku pamit kang, terimakasih “. Mereka berpelukan, Semar mencium aroma kemewahan --- tentu Semar tidak dapat mempercayai anggota Elite atau Birokrasi yang berbau kemewahan --- sementara Objective yang dikatakan adalah pro Rakyat. Manalah mungkin !

Ini adalah untuk kesekian kali Semar menolak berkoalisi dengan mereka.

Bahkan Setgab pun harusnya segera bubar sebelum 2012.Karena tidak produktif bagi pro Rakyat --- mengulur-ulur transaksi saja. [MWA]

[caption id="attachment_128384" align="aligncenter" width="300" caption="Percaturan Kekuasaan Politik di Indonesia ini sebenarnya tidak pelik-pelik amat, hanya transaksi sandera menyandera. Rakyat jadi keleleran. Arang Habis Besi Binasa."][/caption]

*)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun