[caption id="attachment_128086" align="aligncenter" width="300" caption="Di Indonesia melarikan Uang Tunai dengan truk atau mobil box sudah biasa --- baik di hari kerja atau pun hari libur --- model itu kini dikirim dengan Kardus bekas ke Penguasa APBN. Intip dan laporkanlah !"][/caption]
Baru saja si Wafid Sesmenpora ditangkap tangan oleh KPK --- network para penyuap dan koruptor itu sungguh fantastik, karena menyangkut Bendahara Umum Partai Demokrat, yang dibina Susilo Bambang Yudhoyono --- yang merangkap jabatan Presiden RI.
Rakyat mlongo mengikuti drama dan tipu muslihat yang dipertonton Elite Partai dan Pejabat yang namanya dikait-kaitkan --- atau katakanlah pejabat tertinggi di Kementerian yang sial itu --- dari cara berpikir Rakyat : “tentulah Bapak atau Ibu Menteri itu malu bahwa organisasinya ternyata jaringan korupsi”
(Malu enggak ya ? Lihat saja body-languagenya di tivi)
Maksudnya apa bang ? Lihat saja mimik, gesture dan body-language Menpora menjawab Pers : “Serahkan saja pada KPK, proses hukumnya, yang salah akan nampak kesalahannya, yang benar, benar “
“ Saya kepingin melihat adegan itu lagi --- kadang-kadang masih di putar ulang oleh TV --- kasihan saya pada menteri-menteri Indonesia, kerja dengan kapasitas 50 persen, hasil kinerja salah pula “.
Terbaru lagi --- dari Media Indonesia, 27 Agustus 2011, halaman Polkam : “ Enggak Kapok-Kapok, Pengantar; Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menangkap tangan pejabat dan pengusaha yang diduga terlibat korupsi. Kemarin, dua pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan seorang pengusaha ditangkap. Mereka ialah Sekretaris Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Trnasmigrasi (P2KT) I Nyoman Suisanaya, Kabag Perencanaan dan Evaluasi Kemenakertrans Dadong Irbarelawan, dan seorang pengusaha Dharnawati…………….KPK juga menyita uang sejumlah Rp. 1, 5 milyar yang disimpan dalam sebuah kardus durian.”
“ Di permukaan ini kali kedua Kemenakertrans terlibat jaringan Suap dan Korupsi --- yang pertama kasusnya terungkap dalam Drama Maling APBN yang terkait dengan kasus Sesmenpora Wafid --- dari sana ada pula rupanya terungkap kasus suap dan korupsi proyek di Kemenakertrans --- lha nama Neneng Sri Wahyuni, yang sekarang menjadi buronan Intepol, mencuat jadi acuan dramatis …………..Penegakkan Hukum dan Kekuasaan kini disinyalir bertransaksi --- karena jaringan ini pintar menebar kebohongan, tabir asap dan mengutak-atik kekuasaan yang ala kadarnya dipunyai……………..”
Cak Imin Sang Menteri Kemenakertrans : “Saya siap diperiksa dan membantu KPK …………..saya kecewa, mengapa masih ada juga kejadian seperti ini, saya akan benahi sistem, semua celah akan ditutup “ . Jangan lupa perhatikan mimik, gesture dan body-languagenya !
(nanti akan diulang oleh TV)
“Bos, sistem itu kalau Scientific Management --- sudah built-in ada fungsi Controlling yang secara Cybernatics akan memberi umpan balik, bahwa ada kelemahan yang harus diperbaiki --- tidak perlu mencari celah-celah --- pasti ada kelemahan dan umpan balik. Enggak terlihat sebelumnya ? Apa lagi para tetangga juga telah terungkap para Sekretaris Menteri dan kini Sekretaris Ditjen telah diproses pengadilan dan hukum --- menyusul yang baru tertangkap, mudah-mudahan terbongkar pula jaringan kekanan-kiri dan atas- bawahnya.”
“ Pak, sudah semua kamar digeledah kemarin ?”
Enggak kapok-kapoknya --- tentu mereka tidak kapok-kapok. Para Koruptor yang berada di Birokrasi itu mempunyai budaya koruptif menganggap APBN atau uang kantor itu bagian dari “authority” yang ‘build-in’ dalam fungsi dan jabatan mereka.
Tepat sekali yang menggolongkan Jaringan dan Corporate-Culture mereka adalah ‘bahwa mereka mengatur anggaran, melakukan lobby ini-itu, mengkhayalkan menjadi Orang Kaya Indonesia --- duit yang terkumpul di Partai, Organisasi , di Faksi dan Klik mereka, sudah cukup untuk menyongsong Pemilu dan Pilpres 2014 --- mereka membeli kekuasaan dan ingin tetap berkuasa setelah 2014. Ahoy !
Jaringan mereka adalah Jaringan Maling --- kalau mereka sampai memiliki sekian porsi dari amanat Kedaulatan Rakyat --- mereka melaksanakan Kleptokrasi. Kleptokrasi dengan Budaya Korupsi --- tidak ada Kapok-kapoknya. Karena dalam otak mereka Duit yang Berkuasa.
Money-Politics. Apalagi ?
Laksanakan Undang-undang Dasar 1945 Amendemen, Laksanakan Budaya Negara Hukum, Tegakkan Hukum secara Konsekwen. Lakukan Action Plan secara tegas, cepat, dan darurat :
- Hukum berat para Penegak Hukum yang melanggar hukum
- Hukum berat para Koruptor sampai Hukuman Mati ala Negara Cina (sama-sama Negara anggota PBB --- kok jerih dan lugu sih ?}
- Lakukan Pembuktian Terbalik --- Miskinkan semua koruptor (ingat salah satu instruksi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Wis lali tho pak ? Wis kelalen ta ?! )
- Actin Plan itu berlaku sampai Oktober 2014.
Okay ------------------ mboh ora mudhing aku ?
Sontoloyo kowe Rek --- Dasar kamu ‘Maling anamur tilas ‘ --- Sungguh pintar kamu menyamarkan jejak jaringanmu.
Atau (dibisiki oleh Togog, Lurah Wijamantri --- sebelum berangkat ke Saudi Arabia ) : “Maling kaburu kabutuh pringgabaya”
“Maling yang terdesak berbagai Kasus --- pada hal 2014 makin mendekat.”
Rakyat jangan melongo terus, ingat : “Occasio facit fume --- Kesempatan akan dipergunakan Pencuri “ Itu saja Bapak dan Ibu Menteri. Waspadalah ada Jaringan Gelap di dalam Organisasimu [MWA]
*)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H