Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartu Tarot si Nashruddin berarti Maut ! [Paranormal -15]

7 Juli 2011   10:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:52 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adalah kapal pesiar Nazca (nama lembah dimana terdapat Hasil Seni Indian, yang sangat luar biasa --- saking besarnya, berbagai pihak berspekulasi, bahwa itu Karya Agung yang berfungsi sebagai alat astronomi). Penumpang kapal pesiar itu, dari berbagai bangsa. Setelah menyinggahi Pelabuhan Singapura, ia meneruskan pelayaran  melintasi Laut Cina Selatan yang sedang panas dingin.

 

Terlihat penumpangnya dengan berbagai rupa, warna kulit, bentuk mata, dan yang istimewa tentunya perbedaan kostum antar bangsa. --- di kapal yang mewah itu, disediakan berbagai fasilitas yang dapat dinikmati. Kolam renang, arena judi, café, dan macam-macamlah --- ini yang menarik hati Dhalang Tukidjan sebagai seorang dalang professional, ahli Metafisika dan Parapsikologi. Begitu informasi masuk, ia langsung memasuki “Pagupon” untuk bersemadi.

 

Dari pagupon * ia melakukan penerawangan --- “Memang ia ada di situ, dengan nama Nashruddin al Munchikaryadi, berhidung mancung, mata ramah, mulut bibir merak ati, berkumis dan berjenggot !”

“mbah, keadaannya sehat ?”

“sehat”

“Lanjutkan !”  Bisik Pak Bisri Kolopaking.  Ki Dhalang Tukidjan melanjutkan sikap parewangannya --- mengalihkan tapak tangannya ke arah Utara.

“Ia tampaknya sedang mencari hiburan di arena perjudian --- o, ia melanjutkan jalan ke arah lobby”

“O, ia memasuki arena ‘Fortune-teller’ ………….sabar’   Mbah Tukidjan bersedakeb………………………..”Tarot, Tarot, Tarot …………..”

“Torot, Tarot  ono opo Kang” bisik Bu Diah Kiswandhani seperti nyambung --- karena ia juga Paranormal golongan Kinetics

 

“Tarot adalah ilmu adat istiadat masa lalu --- ilmu itu dibawa dari Timur ke Barat oleh kaum Gypsies, atau oleh Pasukan Perang Salib yang pulang ke Eropa --- tahun 1781 seorang Ahli Occultist Perancis, Antoine Court de Gebelin, menemukan hubungan kartu Tarot dengan  Buku Rahasia yang bernama, ‘Buku Sang Agung Thoth’, berisi fatwa Sang Maha Penemu Ilmu Sihir, asal Mesir Kuno.  Jadilah salah satu metode peramalan masa depan“

 

Lama lengang tanpa kata-kata, baik oleh Dhalang Tukidjan , maupun 4 pengunjungnya yang sengaja datang untuk memantau keradaan buron yang amat berhormat di seantero Nusantara. Terdengar nafas yang kencang turun-naik.

 

“Kartu Torat lazim terdiri dari gambaran-gambaran yang menyeramkan --- seseram-seramnya isu politik dan ‘economics of corruption’ tidak ada yang bisa dibandingkan dengan gambaran kartu tarot, maka menafsirkan kartu tarot membutuhkan keahlian menyangkut semua aspek kehidupan manusia, IPOLEKSOSBUD HANKAM……………..dalam abad ke-19 Occultist Eliphas Levi mengaitkan gambaran Tarot dengan Kabbalah --- dan ajaran inilah yang tetap berkembang sampai kini. “   Senyap kembali --- memang ada gangguan suara sirene, mungkin Pasukan Pengawal sedang mempelopori iring-iringan Ponggawa dan Pembesar Negeri.

 

“Di ruang Fortune-Teller itu mereka hanya berdua ……………ke-78 kartu telah diolah …………satu kartu trufs (trumps) telah ditimang-timang Nashruddin --- kartu yang telah ditarik  bernomor 12, 13, dan 20…………………. Kudengar mereka berbisik-bisik………………..”

 

Skenario di ruang peramalan di Kapal Pesiar “Nazca” --- hanya berdua, Nashruddin al Munchikaryadi berpakaian Jubah dengan celana sempit ala Pakistani, bersorban --- tampaknya ianya memang berasal dari daerah Thailand Selatan yang berbahasa Melayu……….. Si Peramal Tarot tampaknya juga Orang Cina Malaysia ………ia mengipas-ngipaskan kartu nomor XII bergambar , ‘manusia digantung terbalik’.

 

“Cik, hati-hatilah dunia ini adalah praxis dan rational …………..cik kembali, hadapilah --- nyatakan yang benar itu benar --- yang bathil itu bathil………”

Kemudian Nona Shirley Theong mengipas-ngipas kartu bernomor XIII bergambar symbol Kematian --- gambar Rangkong tulang kerangka manusia …………membabat, dengan sabit panen jaman baheula ………….korban dengan organ manusia putus-putus,  tubuh itu terbantai …………..ada kepala wanita dan ada kepala bangsawan dengan bermahkota.

 

Cik, pulang tak pulang ……………nasib kaum-mu yang dulu ingin engkau perjuangkan itu …………….mati merana, musnah berbanjir ayir-mate ………..hanye peristiwe semacam itulah yang berarti pembaruan dan perubahan ………….seperti juge perubahan yang harus dibayar Ratu Dasamuke dan pasukan Hanoman Sang Rame, bahkan begitu pula di perang Baratayudhe --- atau cik lihatlah, Hiroshime dan Nagasaki……………..perubahan besar memang berarti pengorbanan  ……………….pembersihan dose, tamak, khianat dan,………………  sejarah memang banyak mentahbirkan ‘perubahan yang hakiki yang dijanjikan dulu’ ………..cik turut tak berjanjikan perubahan tu ?”

 

Ki Dhalang Tukidjan dan 4 tamunya --- terhenyak dengan info penerawangan jarak jauh yang dilakukan.

 

Tidak diketahui Orang berjubah, berjenggot dan berkumis itu menghilang begitu saja  --- menyelinap membawa tafsiran masa depan yang sebenarnya tidak dimengertinya itu.

 

Ke mana ia akan pergi ? (Biasa di Indonesia akan ada skenario baru --- tidak menyangkut kartu tarot, tetapi menyangkut nasib sebuah Bangsa yang terus menerus merana………….seperti lakon ketoprak yang dimainkan oleh para Pembesar Negeri ……….Alur akhirnya Tragedy di peti Kematian).

 

*)Pagupon, ruang kecil di atas rumahnya; rumah merpati (Jawa).[MWA]

[caption id="attachment_118559" align="alignleft" width="300" caption="Lambang Partai Nazi diambil Hitler dari Khazanah Spiritual Kuno --- hanya sayang, ia salah memilih, perputaran yang searah Jarum Jam --- kalau sebaliknya seperti huruf Z, mungkin Nasibnya berlainan. "][/caption]

 

 

*)Foto ex Internet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun