Konon Sejarah cendrung berulang kembali --- Sumpah PalapaMahapatih Gajahmada --- membicarakan diktumnya; mempersatukan Nusantara, membrantas Korupsi dan Mencapai Kemakmuran dan Keadilan Sosial bagi Rakyat Nusantara.Persis !
Penafsiran buah Palapa yang pahit itu ---diawal pelaksanaan Sumpah berarti, Sang Mahapatih bersedia memakan buah palapa yang pahit itu untuk mencapai Diktum.Mahapatih yang berjiwa Negarawan --- bersedia menjalani Sikap Moral yang pahit, tidak tergoda pada peri kehidupan koruptif pada saat itu di Majapahit.
Di Indonesia pada periode 2009 dimulainya Kampanye : Tolak Korupsi, sebagai taktik --- tetapi juga taktik mendukung Strategi menghimpun Kekuatan Modal dan Politik untuk melanggengkan Kekuasaan ----perhatikan dan amati Indonesia-kita saat ini.Korupsi, Politik dan Strategi Melanggengkan Kekuasaan menjadi satu.
Indonesia saat ini secara Demokratis segera memerlukan Sumpah Palapaseorang Negarawan kelas Mahapatih Gajahmada .
Pada saat Gajahmada akan mengemban tugasnya --- keadaan Majapahitmirip Indonesia saat ini. Faksi dan Fraksi para Kaum Bangsawan ingin tetap melakukan intrik untuk memperebutkan Kekuasaan di Majapahit.Kekuatan-kekuatan politik saling menyandera dan menelikung lawan-nya. Budaya Koruptif memperkaya diri dengan andalan kolusi dan konspirasi --- yang memperlemah kemampuan Negara. Persis saat ini di Indonesia.
Rakyat Majapahit membunuh “Kelompok Kuti “ yang ingin merebut daulat kerajaan, atas Komando Gajahmada --- kemudian Gajahmada, figur rakyat yang menjadi Pimpinan,membawa Rakyat ke Desa Bedander, menemui Sang Prabu , dalam Pengungsian--- untuk kembali menjalankan pemerintahan yang benar.Pada saat itu sebenarnya rakyat di Majapahit terdiri dari Kasta-kasta Rendahan --- kaum miskin Sudra, papa derita; sedang para Bangsawan dan Raja adalah, para penganut Hindu Syiwa, sebagai Kaum Brahmana, Kesatria dan Waisya --- sejak semula susunan politik di Jawa adalah, Rakyat sebagai Kawula Taklukan !
Ada pula Rakyat yang digolongkan Orang Urakan , manusia tanpa Kasta --- tergolong para Paria, rakyat jelata.. Filosofi Rakyat sebagai Kawula Taklukan --- rupanya dalam tekno-struktur Demokratisasipertumbuhannya sampai kini, di Indonesia --- hakekatnya Rakyat Indonesia diperlakukan sebagai Taklukan.Sistem, Prosedur, Metode dan --- kinerja perpolitikan, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyaratan/Perwakilan --- dengan pengejawantahan Rakyat sebagai Kawula TaklukanSetelah mereka di Sumpah --- Rakyat menjadi terasing. Tidak ‘nyambung dalam kaitan Kedaulatan Rakyat.Bagaimana ini ?
Kembali ke Pranata demikian di Majapahit saat itu --- adalah gambaran sosial-politik mayoritas Rakyat Miskin Indonesia saat ini --- mereka pemilik Suara yang menentukan, tetapi mereka adalah Kawula Taklukan para Bangsawan Elite yang berkuasa di Lembaga-lembaga Ekskutif, Legislatif dan Yudikatif, serta para Birokrat yang memegang Wewenang dan Kekuasaan --- merekalah yang menjadi para Kasta Brahma, Kesatria, dan Waisya --- yang berwewenang.
Rakyat hanyalah pemilik Hak Suara dan Penadah Kinerja mereka.Kekayaan dan APBNBangsa itu dikuasai mereka sebagai Wali Amanat.
Bagaimana Rakyat mengontrolnya ?Semua Prinsip Management ditangan mereka.
Logika sistemik --- adalah Lembaga Legislatif-lah yang bertindak mengendalikan, mengawasi Pemerintahan, dan mewakili Kepentingan Rakyat banyak. Dari Manajemen Pemerintahan Lembaga-lembaga Ekskutif, seharusnya-selayaknya dihasilkan Kebijakan dan Kinerja yang membuat Rakyat bungah, Rakyat Gemuyu, Rakyat Puas --- hasil kerja Ekskutif adalah Kepuasan. Itu pengertian Modern.
Kapan Rakyat memperoleh Kepuasan ?Dalam setiap kurun Satuan Waktu, Satuan Periode --- dengan Rationalisasi APBN !
Kalau tidak tercapai kepuasan Rakyat, berarti Pemerintahan itu Gagal !
Memperhatikan dan mengamati Kerusakan Sosial-politik di Indonesia, yang digerogoti Budaya Korupsi --- Rakyat pantas menyampaikan Appeal Kerakyatan :
- DPR-RI agar menjalankan Fungsi Konstitusional-nya Pasal 20A Undang-undang Dasar 1945 Amendemen
- Para Pemimpin diluar Parlemen dan Pemerintahan : Berbicaralah tentang Kebenaran dan Keadilan untuk Negeri-mu ini !
- Pemimpin Muda tampil-lah dengan Gerakan Moral untuk memperbaiki keadaan, secara demokratis dan Pancasilais.
- Partai-partai yang ada di Parlemen dan yang diluar Parlemen, agar membubarkan Koalisi yang tidak efektif bagi demokratisasi dan pelaksanaan proses Check & Balance Kekuasaan di Indonesia
- Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera agar menjadi Partai Pelopor melakukan Perubahan sampai selesai periode hingga 2014.
- Bakal Calon Presiden Indonesia 2014 haruslah Negarawan yang berjiwa Sumpah Palapa --- bermoral bersedia memakan Palapa yang pahit, bersedia hidup pahit bersama Rakyat --- untuk mewujudkan Cita-cita Undang-undang Dasar 1945 Amendemen.
- Berantas dengan tegas Budaya Korupsi mulai sekarang juga.
Indonesia saat ini membutuhkan Negarawan, yang mampu memberantas Budaya Korupsi, menegakkan Kekuatan untuk Melestarikan dan memperkembangkan NKRI.
Seperti Sang Maha PatihGajahmada --- Seorang Rakyat yang menjadi Pemimpin.Rakyat adalah yangmenjadi Unsur Negara !
[caption id="attachment_113808" align="alignleft" width="300" caption="Lakssanakan Pasal 20A Undang-undang Dasar 1945 Amendemen --- untuk "][/caption] *)Foto ex Internet
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H