Walaupun sebelum meninggal Almarhum Pak Mulyoto --- cukup lama Nyonya Ratri mempersiapkan diri, bahwa Pak Mul akan mendahului. Sudah berhari ia mondar-mandir ke Rumah Samping, tempat Pak Mul dulunya dirawat. Ada sesuatu yang terasa tersingkir dalam hidupnya.
Segala sesuatu yang dilihatnya --- menampilkan kenangan dan cerita panjang di dalam benaknya. Rumah Samping adalah bangunan yang sama besarnya dengan Rumah Kebayoran. Kedua rumah itu berdampingan. Sekarang ini hanya ada tiga penghuni disitu. Iroh, perawat dengan dua tukang masak --- Mereka menginap di sana. Satpam ada menjaga dua orang bergantian siang malam dan seorang tukang kebun.
Rumah itu terasa sepi --- pantas sekali. Perabotan rumah itu lengkap. Seperti di ruang tamu hampir tidak ada yang menyentuh. Memang terkadang Romy dan keluarganya tidur di sana. Merawat Pak Mul. Satu-satunya suasana yang tidak berubah, yakni sepanjang hari di rumah itu terdengar musik-musik Klasik --- komponis-komponis dunia yang memang disenangi Pak Mul. Setelah Pak Mul berpulang, Nyonya Ratri memerintahkan musik itu tetap diperdengarkan.
Saat Ratri memasuki ambang pintu dari arah taman --- setelah pintu penghubung kedua rumah dilaluinya. Pelan lamat-lamat saja lagu terdengar, memang volume sebegitu selalu ia anjurnya. Sekedar mungkin bisa mengakses memori Pak Mul. Ratri kenal lagu ini , dinyanyikan duet penyanyi opera, Joan Sutherland dan Huguette Tourangue. Dari cover CD terbaca : Belle Nuit, O nuit d’amour (Barcarolle), Les Contes d’Hoffmann – Offenbach. Ia memasuki ruang tunggu tamu, di mana di sana ada aquarium air asin --- ikan berwarna-warni tentram di sana. Di dinding ada foto Ratri bersama Pak Mul di Sorong --- di bagian bawah foto tertulis, Sorong 23-02-1973 Aku menyintaimu Ratri. Panjang kenangan segera terurai.
Ratri membaca cover CD lagi, Viens, Mallika…………..Dome epais de Jasmin,Blummenduette, Joan Sutherland dengan Jane Berbie. Ia pindahkan ke lagu itu --- ia dudukkan dirinya di Kursi Taman terbuat dari jati yang dulu ia beli dari Lasem --- sebagai hadiah ulang tahun Pak Mul yang ke 63. Dan Pak Mul senang duduk di situ, kalau mereka sedang di Jakarta. Dan Ratri biasa duduk di seberangnya, di kursi gaya kolonial yang rendah --- dulu ada kebiasaan Pak Mul menyusupkan tapak kakinya ke paha Ratri. Saat ini ia merasakan itu kembali.
Ia tersenyum, di suatu saat ia pernah berkonsultasi dengan seorang dokter Seksologi --- mengapa ia mudah terangsang dengan persentuhan lelaki yang nakal --- bahkan ia bisa orgasme dengan mengenang peristiwa sedemikian. Dokter Zulfikri Syarif mengatakan : Itu normal saja --- yang susah itu mereka yang tidak bisa orgasme !
Ia berjalan menuju lemari konsul --- gesekan house-coatnya terasa membelai pahanya. House-coat batik motif Jlamprang ungu --- pilihan menantunya Betty. Di lemari itu ada barang-barang kecil Pak Mul --- yang istimewa adalah pipa rokok dan pipa tembakau --- ia juga pernah membelikan Pak Mul pipa tembakau atas petunjuk sahabat Belandanya , Van der Muellen --- Erick van Der Muellen. Ada dua benda di dalam laci rahasia di dasar lantainya. Dua kotak ukir dari Bali berisi dildo dan vibrator. Tetapi banyak barang-barang disitu telah tidak pernah digunakan lagi --- sejak Pak Mul berhenti merokok, menghisap pipa, dan mengalami impotensi dan tidak dapat diperbaiki lagi. Kecuali dildo dan vibrator itu --- sampai …………….kapan ya terakhir digunakan Pak Mul ?
Ratri mendekatkan wajahnya ke bidang kaca samping lemari itu, ada yang ingin ia lihat lebih jelas --- sehingga kaca itu berembun. Kalung Etnik dari Bali, pemberian seorang pemuda yang mengikuti perjalanannya ke Bali utara sampai ke Bali timur. Perpisahan di Buleleng --- kisah itu ia namakan : Peristiwa Lovina ! Gila, gila, Tobat ! (begitu dalam benaknya berteriak-teriak dengan skenario ia berkejaran di pantai).
Ia putar pula lagu kesayangan, instrumentalia yang dimainkan oleh Acker Bilk --- ia benamkan dirinya di sofa gaya Bali yang sangat empuk, biasanya cucu-cucunya tidur siang di itu --- ia pejamkan matanya mencoba memutar skenario --- adegan-adegan dalam hidupnya. Cara itu menurut dia --- kenangan imajinatif ala meditasi --- meditasi memori…………terdengar lagu susul-menyusul ………….Hello,……….. Always On My Mind, Memory dan kemudian …………Truly…………………
Ia memutuskan Rumah Samping akan dijadikan Museum Kenangan Suami --- ia akan mengajak Markus untuk merubah sedikit ruang bagian depan untuk memuat deretan lemari-lemari kaca lebar berukir --- kalau perlu memanggil seorang Design Interior, agar prabot di sana kombinasi prabotan untuk beristirahat menggali kenangan………………ia kemudian melakukan sikap meditasi Kura-kura yang diciptakannya.
Ia merasakan Tubuh dan Jiwa serta Pikirannya sehat wal afiat ! Sambil berjalan ia menelpon Markus.
Ny.Ratri akan makan siang di Restoran Kulineri Palembang --- ia kepingin makan Pindang Meranjat ! O, tentu sambal buah-buahan. Oh, Sambal Tempoyak dengan ikan goreng. Oho, lemak nian !
Dalam rapat setelah mereka makan siang --- Radityo mengusulkan mereka menanamkan modalnya ke bidang pertanian --- terutama input bagi Pabrik Pakan Ternak mereka --- ada pihak yang mau menjual ladang singkong dan jagung. Diputuskan mereka berempat memasukkan modal segar setidaknya Rp. 5 miliar seorang.
Ramses akan ke Jepang dan Thailand untuk mempelajari penangkapan ikan modern, dan mencari mitra di sana . itu perluasan usahanya secara mandiri.
Romy dan Betty --- mereka akan fokus pada usaha pertokoan tekstil dan pakaian. Mengembangkan Perusahaan Logistik dan Kurir mereka yang dikendalikan oleh Romy, dibantu Pak Martin. Mereka akan memasuki Usaha Waralaba, Restoran Masakan Minang --- mereka melaporkan ada sahabat mereka Orang Malaysia akan menanamkan modal dalam bidang Garment. Usaha itu dikendalikan oleh Betty dengan teman Malaysia-nya itu. Pakaian Muslim, Makcik !
Nyonya Ratri puas dengan sikap dan cara berpikir anak-anaknya ---- ia menyatakan tidak akan membantu modal lagi, kecuali untuk saham di perusahaan pertanian di Lampung yang dikelola Radityo. Ia akan menanam Rp. 5 miliar saja.
“Ibu akan bergerak di bidang sosial saja fokusnya di tahun-tahun mendatang --- segera setelah ini, Rumah Samping akan ibu jadikan Museum keluarga, menyimpan Kenang-kenangan Ibu dan almarhum Bapak……………………Lantas, mungkin kalian ingat, dulu ibu pernah cerita ingin membangun Piramid di Tanah Ibu di Cicurug ---- ibu rencanakan areal itu untuk arena pariwisata, seni dan pendidikan. Mungkin di lembah akan dibangun fasilitas pendidikan………………Boarding Schooling”
Sebentar mereka mendiskusikan cita-cita Nyonya Ratri itu --- rata-rata anak-anaknya mendukung saja. Mereka mendukung ide yang membuat ibu mereka selalu merasa sehat dan mempunyai vitalitas yang prima.
Malam ini Ratri merencanakan tidur di Rumah Samping. “Max, ibu tidur di Kebayoran --- coba you buat oret-oretan proyek Museum itu. Lantas ibu ada tanah 5 hektar di Cicurug --- kontournya bagus sekali, bukit berundak-undak. Dipuncak bukitnya ibu ingin membangun Piramid “
“Piramid ha ? Piramid model Egypt ataukah Indian Maya ?
“Nei, nei --- piramid itu harus istimewa --- dari jauh sudah harus mengesankan. Dari perspektif Selatan , Timur atau Utara, dari Bogor telah mengundang orang berdecak.---- Pernah you ke Candi Sukuh di Jawa Tengah ? Ya model Candi Sukuh di Jawa Tengah. La tralala ”
“Bu, saya belum pernah ke sana --- kapan bu kita ke sana ? Di hiasi tertawa manja --- memang di situ rahasianya, Markus suka bermanja-manja. Cocoklah satu keibuan dan lawannya kekanak-kanakan. Amboi.
“Max, Candi Sukuh itu bentuknya mirip dengan Piramid di Meksiko, Chichen Itza “ Lantas , “ di Candi Sukuh itu banyak perlambang tentang kesuburan dan penghargaan yang tinggi terhadap yoni ---- Vagina wanita !”
“Masa Bu ?”
“Kamu harus mengerti Max --- Gedung Conefo nya Bung Karno itu juga adalah ter-inspirasi dari Yoni. .Ngerti ?” Lagak sekali Nyonya Ratri.
Panjang lebar Nyonya Ratri memberikan wejangan kepada Client-nya yang kekanak-kanakan itu. Malah ia senang dengan kepatuhan dan selalu nyambung dalam percakapan. “Selalu Nyambung !”. Dalam hati Ratri selalu.
“Malam ini ibu tidur di Kebayoran --- ? Ngangeni “ Ratri pura-pura tidak mendengar. Tidak dikomentarinya.
Dibuka inbox ada kata-kata mutiara : “ Health makes all things possible; Wealth makes all things work; Love makes all things beautiful; May you have all this three --- Irzal Chaniago”
“Auw, mengapa pula orang ini mengirimkan kata-kata mutiara indah ini --- dari mana ia tahu nomor ini ? Ratri ngakak, kemudian dia tersenyum. Happy.(bersambung Novelette 02/8).
[caption id="attachment_113600" align="aligncenter" width="300" caption="Keanangan Manis tidak boleh berlalu ...........ia harus tersimpan di dalam Memori --- sumber ilham abadi."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H