Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila dari mana Asal Penggalian Dialektis-nya? [Kesadaran Nasional – 34]

2 Juni 2011   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:57 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_111786" align="aligncenter" width="300" caption="Bak Sang Saka Dwi Warna --- Sila-sila Pancasila pun berasal dari Khazanah Pemikiran Negarawan masa lalu --- Tugas kita secara Kontemporer ia Dapat diterapkan bagi Kemakmuran Rakyat --- Yang Melestarikannya Budaya Progresif."][/caption]

Membaca Tulisan Daoed Joesoef di Kompas kemarin --- beliau adalahAlumnus Universite Pluridisciplinaires Pantheon –Sarbonne, Mantan salah seorang Menteri Pendidikan Nasional pada Era Orde Baru, judulnya “Pancasila di Zaman Edan ………………kesimpulannyabeliau memberikan diktum !

 

  1. “………..Sebab lain yang sangat menentukan kepudaran dan kesepian Pancasila adalah ketiadaan contoh berupa sikap dan perilaku, terutama dari orang-orang yang melalui jabatan teknis, kedudukan sosial, dan/atau posisinya dicitrakan sebagai tokoh panutan yang pantas ditiru dan digugu…..
  2. Kalau Presiden SBY benar-benar berniat mewariskan suatu warisan berharga (a valuable legacy that is worthy by the name), sekaranglah momentum mewujudkan itu. Dia sebaiknya merombak KabinetIndonesia Bersatu IImenjadi Kabinet Pancasila Pertama, berprogram kerja yang betul-betul Pancasila, terdiri atas para menteri yang terbukti selama ini betul-betul menghayati nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, dia menjadi seorang Presiden NKRI dengan misi memupus sejarah kemunafikan bangsanya. Jangan hanya rakyat yang didorong untuk jadi Pancasilais di tengah-tengah kebingungan dan penderitaannya di zaman edan…………….”

Dari ketiga Mantan dan Presiden yang kemarin berpidato tentang Pancasila di Gedung MPR --- kita menilai hanya pidato BJ. Habibie yang berbobot, tentang peranan Ideologi Pancasila dengan penekanan Visioner. Karena Pancasila ditinggalkan dalam praxis, Rakyat tidak merasakan hasil Kinerja filosofis menghasilkan isi tujuan ber-Negara Merdeka.

Berapa besar Sumber Daya Indonesia dan Besarnya Hutang Luar Negeri Indonesia selama mengusung Ideologi Pancasila --- 66 tahun !Rakyat baru sedikit sekali mendapatkan Nilai Spiritual dan Material dari pelaksanaan ke-5 sila Pancasila.

Pancasila digali dan di diskusikan dengan dialektis oleh para Pendiri NKRI di Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dalam rapat-rapatnya di Gedung Cuo Sangi In , Jalan Pegangsaan ………………setelah pada tanggal 28 Mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan, di mana dihadiri oleh Jenderal Itagaki (Panglima TentaraWilayah Ketujuh yang bermarkas di Singapura) dan Letnan Jenderal Nagano (Panglima yang baru Tentara Keenambelas di Jawa)Pada saat mana dikibarkan bendera Hinomaru oleh Mr A.G. Pringgodigdo (Sekretaris Sidang-sidang) dan Sang Saka Merah Putih oleh Toyohiko Masuda ……………………….(membayangkan suasana ini secara batin --- anak bangsa harusnya menangis………………!). Itu tanggal 28 Mei 1945, Bung !

Tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muhammad Yamin tampil sebagai pembicara pertama, di hari pertama dan pada Sidang Pertama…………….(inilah antara lain dikatakannya ) :

“…………kewajiban yang terpikul diatas kepala dan kedua bahu kita ialah suatu kewajiban yang sangat teristimewa. Kewajiban untuk ikut menyelidiki bahan-bahan yang akan menjadi dasar dan susunan Negara yang akan terbentuk dalam suasana kemerdekaan………………….”

Selanjutnya , “Muhammad Yamin mengemukakan lima,’ Azas dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia ', sebagai berikut :

1.Peri Kebangsaan;

2.Peri Kemanusiaan;

3.Peri Ketuhanan;

4.Peri Kerakyatan;

5.Kesejahteraan Rakyat …………………’ ”

Tanggal 31 Mei 1945 giliran Profesor . Mr Soepomo, yang menyimpulkan pembicarannya : “ Persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat…………………”

Tanggal 1 Juni 1945 giliran Ir. Soekarno mengucapkan pidato, yang kemudian dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila”.Dimana Bung Karno juga mengusulkan nama‘Pancasila’, Trisila dan Ekasila.

“”………….Saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa, namanya ‘ Panca Sila ‘……………..”

Dalam pidato tersebut dirumuskan Ir Soekarno bagi dasar Negara Indonesia Merdeka sebagai berikut :

  1. Kebangsan Indonesia;
  2. Internasionalisme atau peri-kemanusiaan;
  3. Mufakat atau demokrasi;
  4. Kesejahteraan sosial;
  5. Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Pada tanggal 22 Juni 1945 pertama sekali perumusan Sila-sila (Pancasila) masuk dalam dokumen………………..Piagam Jakarta ……………yang dirumuskan dan ditandatangani oleh :

1.Ir. Soekarno

2.Mohammad Hatta

3.A.A. Maramis

4.Abikusno Tjokrosujoso

5.Abdulkahar Muzakir

6.H.A. Salim

7.Achmad Subardjo

8.Wachid Hasyim

9.Muhammad Yamin.

Tokoh-tokoh nasional pendiri Republik inilah yang merumuskan sila-sila (Pancasila) yang kemudian tercantum pula dalam Pembukaan Undang-undang Dasar1945.

Banyak Orang Indonesia merisaukan Pancasila saat ini ---- katakanlah sebagaimana yang kemukakan B.J. Habibie dan Daoed Joesoef …………..Rakyat pun demikian.Yang dibutuhkan adalah pelaksanaan dan hasil Kebijakan Pemerintah dan Negara, untuk mewujudkan Tujuan atau Cita-cita Konstiusi, di mana Pancasila dicantumkan.

Ini ada galian dari Naskah Kuno Sri Gandono :

Bait 23 Bangkit dalah tembungipun                                        (Bisa dengan kata-katanya)

Marang ukara patitis                                                                 (padakalimat yang baik))

Maju wekel marang karya                                                          (maju rajin pada pekerjaannya)

marsudi kawruh taberi                                                                 (memperhatikan penghematan dengan cermat)

sagung ingkang kabangkitan                                                         (segala kebiasaan itu)

telaten lawan nastiti                                                                        (dilakukan dengan teliti dan rapi)

Selengkapnya bait-bait Naskah tersebut yang mengajarkan Kebijakan bagi para Elite dan Pemimpin Nasional, silakan membaca padalink :

http://politik.kompasiana.com/2010/01/07/serial-kesadaran-nasional-06-naskah-kuno-sri-gandono/

Tugas kita bukan mempersoalkan berbagai informasi --- tetapi melaksanakan Konstitusi dengan benar, karena Rakyat menantikan Nikmat Kemerdekaan NKRI

Referensi : 1.Pemahaman Sejarah Indonesia, Sebelum & Setelah Revolusi, Penyunting William H. Frederick, Soeri Soeroto,  LP3ES, Jakarta - Oktober 1982

2. Sejarah Nasional Indonesia, Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta -1990.

*)Foto eks Internet.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun