[caption id="attachment_96897" align="alignleft" width="300" caption="Ingat Masa Depan Indonesia --- Kedaulatan Energi Nasional --- Kembangkan Energi Terbarukan."][/caption]
Â
Berjanji bertemu di Apartemen-nya --- pertemuan dengan nuansa kekeluargaan, antara mantan Atasan dengan Sub Ordinat, antara dua manusia yang dulunya mempunyai Visi yang sama dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia. Sang Senior menyerahkan 2 buku yang menyangkut Managemen SDM dalam Perkembangan Industri Perminyakan di Indonesia. Buku itu diterbitkan dalam rangka menyambut 60 tahun berdirinya PAM (Pendidikan Ahli Minyak). Sang Direktur Utama Pertamina,  Karen Agustiawan, menulis kalimat terakhir dalam Kata Sambutannya : maka bagi saya, para Alumni PAM adalah "The warriors of Indonesia who just fade away but never die ". Sepanjang masa depan manusia --- Kebudayaan Manusia membutuhkan Energi Alam, kalaulah energi fosil berakhir, anak cucu Orang Indonesia harus tampil Menemukan dan Menciptakan : energi terbarukan.  Harus itu, Alam Indonesia telah menyediakan potensi itu. Dari buku Merajut Karya, Mengukir Sejarah, salah satu Kata Sambutan lain, tertulis : " ........tekad Pemerintah menerapkan Pasal 33 UUD-45 secara konsekwen, ..............., menelorkan terbitnya UU no. 44 tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak..........". Lahirlah 3 Perusahaan Negara , yakni PN Pertamin , PN Permina, dan PN Permigan. Dengan doktrin "Oil to built a Nation" yang dicanangkan Letjen. Dr. Ibnu Sutowo --- didahului dengan membeli seluruh aset Shell oleh PN Permina seharga US$ 110 juta --- Tahun 1968 ke-3 PN itu di-integrasikan menjadi PN PERTAMINA. Pendidikan Ahli Minyak (PAM) diselenggarakan oleh perusahaan minyak BPM/Shell, dalam rangka rekonstruksi operasi perusahaan setelah Perang Dunia II serta Perang Kemerdekaan dan Revolusi 1945 di Indonesia. Tujuan program pendidikan itu "
- Secara manajerial untuk mendidik tenaga Indonesia menjadi penyelia (supervisor) --- menggantikan tenaga asing di masa depan.
- Alasan politik, mengambil simpati bangsa Indonesia.
- Ada pula alasan ekonomis, biaya yang lebih murah dengan memakai tenaga orang Indonesia.
Selama rentang 1950 sampai tahun 2000 para karyawan perminyakan eks PAM itu telah ber-kesempatan mengabdi secara profesional dan mencapai puncak karier di dalam jenjang Organisasi Pertamina --- sejak di Middle Management sampai Top Management.  Dalam sejarah perminyakan mereka telah mengambil berbagai keputusan strategis --- yang mengantarkan Industri Minyak Indonesia tetap survive dan bahkan berkembang. Ada 260 orang Alumni PAM yang telah bekerja dengan segala potensi mereka --- dari yang hanya bekerja dengan kapasitas normal, hingga yang mendapat kesempatan mengembangkan potensinya ke Jenjang yang sangat tinggi. Sehingga setelah mereka purna karya pun, masyarakat masih mendapatkan manfaat bagi kehidupan berbangsa --- mereka terjun di dalam berbagai fungsi, Legislatif, Pemerintahan dan Lembaga Negara, maupun dalam pengembangan Sumber Daya Manusia --- di Perguruan Tinggi Indonesia. Pagi ini ..............mengintip perkembangan cucu, yang mengikuti Pementasan karya, prestasi, dan potensi anak-anak KB dan TK. Tertegun menyaksikan 15 anak-anak lelaki perempuan dengan kostum oranye --- lengkap dengan berbagai atribut dan berbagai logo. Masya Allah --- di dada mereka terjahit jelas. Logo P --- Pertamina ! Mereka menari mengikuti irama yang meriah --- mereka melonjak, melonjak, melonjak --- pementasan yang mengambarkan hasrat mereka untuk menjamin Energi. Energi untuk Indonesia masa depan. Memang pengembangan SDM untuk menjamin kebutuhan Management Pertamina --- bukan hanya semata-mata mengandalkan tenaga kerja eks PAM. Berbagai perusahaan minyak di Jaman Kolonial, Jaman Jepang; mereka juga telah mengembangkan pekerjanya,  maupun mendidik/melatih fresh blood; dan lebih-lebih pada masa ke-3 PN tersebut di atas, melakukan pendidikan-pelatihan untuk  menyongsong pekembangan Industri Minyak Indonesia, secara visioner. Selain yang bersifat Kejuruan untuk para pekerja dan Low Management --- PN Permina umpamanya, tahun  1962 mendirikan Sekolah Kader Tehnik di Pangkalan Brandan, dan Akademi Perminyakan Permina (APP) di Bandung --- berbagai jurusan perminyakan,  untuk mengisi Middle Management organisai PN Permina. Setelah ke-3 PN tersebut terintegrasi, APP mengakhiri peranan-nya. Pendidikan Perminyakan secara dinas nasional, beralih dikelola oleh Lembaga Minyak dan Gas Bumi (LEMIGAS) di Cepu. Akademi Minyak dan Gas Bumi (AKAMIGAS) didirikan. Akamigas mengambil input intern dari karyawan Pertamina --- dan ada kalanya juga dari khalayak di luar Pertamina. Bahkan untuk mengisi kesenjangan kebutuhan organisasi Pertamina. Tahun 1971 Lemigas/Akamigas melakukan crash-program, intake dari Perguruan Tinggi untuk dididik menjadi tenaga perminyakan --- Program mendidik tingkat Sarjana Muda dari Perguruan Tinggi itu di sebut Pendidikan Keahlian Singkat (PAS/AKAMIGAS). Sejak saat itu ribuan tenaga ahli perminyakan dihasilkan oleh Lembaga di Cepu itu, untuk mengisi kebutuhan Management organisasi Pertamina --- bahkan angkatan-angkatan awalnya pun, kini telah pula menjalani masa pensiun mereka. Sejarah Perkembangan Pertamina di bidang perminyakan dan energi nasional (termasuk panas bumi) tidak terlepas luasnya dukungan dan prestasi --- para alumni Sekolah-sekolah Menengah (umum dan kejuruan) serta Perguruan Tinggi di Indonesia. Mereka pun bangga menjadi bagian proses sejarah bangsanya ...............menjamin energi untuk bangsa. Kini pagi ini, anak-anak KB & TK Islam Al Izzah sekonyong-konyong menggambarkan proses sejarah itu --- Indonesia masa lalu, kini dan Visi masa depan. Anak-anak itu masih melonjak-lonjak dengan ceria.  Principium adducet finem, sebuah permulaan itu selalu mengarah ke tujuan. Energi adalah inti daya kehidupan manusia ! Ayo menjamin tegaknya Kedaulatan Energi Nasional. *)Foto Pertamina-Wikipedia Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H