Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wajah Zombie si Pecandu Narkotika [Mini Cerpen 67 – Novelette 01]

22 Maret 2011   11:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1300791604685963044

[caption id="attachment_96006" align="alignright" width="300" caption="Hindarkan diri dari Minuman Keras dan Narkotik. Sungguh pedih jalan kematian yang akan engkau tempuh."][/caption]

Yan berhuyung-huyung membuka pintu dan menyibakkan gordyn --- di depan pintu kamar mandi ada cermin.  Di cermin terpantul wajahnya dengan mata merah darah, rambut gersang semrawut --- ia masih ingat samar-samar.  "Wajahmu seperti zombie --- anak keparat, pemabok, pecandu ! "  ya, itu suara papa..........hilang begitu saja.

Yan berpegangan ke sisi bak, ia terkencing-kencing di celananya, akhirnya ia berhasil melorotkan celana olah raga yang dibawanya tidur. Walaupun disiram beberapa gayung --- bau kencing itu khas baunya. Memuakkan. Muntah.

"Yan, mengapa kamu masih menenggak narkotik ?"  ya, itu suara mama............... menjerit-menjerit, terguling-guling.  Mama histeris seperti orang gila.  Hilang-timbul kenangan kemarahan dan rasa ibanya kepada mama.

Yan tersandar ke dinding kamar mandi --- ia mencium bau kencingnya dengan rentetan bau-bau sampo dan sabun-sabun. Kepalanya pusing. Rumah singgah itu sepi. Jam 9.43 pagi.

"Dem, jeput aku pulang sekolah --- Bapak-ibu pergi ke Serpong, mereka tidur di sana !"  Mereka saling bertukar info dan tertawa-tawa ria.

"Ya, kita ajak si Rita dan pacarnya --- cukup kita berempat, banyak-banyak rusuh nanti"

"Pacar si Rita suruh bawa "bedak" *) -lebih enak lho  Meyes"

Gadis itu si Maya tersenyum-senyum, langsung mencari tempat duduk di bawah bayang-bayang pohon waru.   Bapa dan ibu serta adiknya akan ke rumah Serpong --- ia akan tinggal di rumah bersama Rita, teman belajar bersama.  Ujian akhir telah dekat banget.

"He Rit, si James suruh bawa "bedak' .......... Etep putih, lebih enak lho.  Suruh beli untuk berempat lho, dia 'kan kaya !"  telepon ditutup dengan tertawa-tawa panjang dan genitnya. Diakhiri dengan kecupan.

Anak SMU telah pada pulang --- ada yang dijeput ada yang pulang sendiri.  Pintu gerbang akan ditutup, Maya menyingkir ke warung Dodod --- ia melihat ada mobil BD *) di sana . "Barang kali sedang mengisi " pikirnya.

Terlihat beberapa anak sekolah sedang mengisap Hawai *) --- Maya tidak enak hati, ia melintas ke seberang jalan dan menelpon Demy.

Yan terkapar di lantai kamar mandi --- ia sakit dalam kehausan kecanduan, ia mengalami penderitaan yang berat --- ketergantungan obat.

Mak Jum dan Karto menelanjanginya --- dimandikan.  Ia seperti bayi kapiran, digelundungkan ke karpet dan dikenakan celana kolor.

Yan mengerang --- tidak ada halusinasi yang nyaman, ia menderita dalam kekosongan jiwa raga.  Rumah singgah itu sepi.

Menjelang magrib.

Maya membonceng rapat --- ia memeluk perut Demy, yang terkadang mengelus pahanya.  Mereka berhenti makan ayam bakar, dan membelikan roti bakar untuk mbok Pring --- pembantunya.

"Sebelum nyabu ya --- aku tidak mau kalau kepala pusing, biar nyaman ...........sekarang setelah mandi dulu"  Maya dan Demy mandi berdua seperti dua bocah angon di kali --- saling menyemprotkan air. Soooooooooor.

"Di kamar saja --- nyaman" Demy merayu dan meraba dan meremas --- "Aduh !"

Mereka tiba di kamar. Dan menguncinya.

Dari sibakan gordyn Maya dan Demy melihat mobil James dan Rita memasuki halaman --- terus ke samping dalam. Dan mobil mewah itu parkir  di samping SUV bapak.

"Kita main di atas saja "  seru Maya sambil menuruni tangga untuk menyongsong kedua tamunya.  Maya memeluk dan menciumi Rita, dan kemudian memeluk erat James --- dan sekilas mendaratkan ciuman bibir.  Aaah.

Komplotan itu beriringan menaiki tangga.  Maya memutarkan lagu berirama Reggae.  Mereka ceria.  Hoga-hoga !  Maranggae !

Tadi terdengar lagu-lagu berselingan intrumentalia dan kemudian vokal, ya terdengar  Red red Wine, Keep on Moving, Wet Dream ...........banyak lagu lagi.

Untuk pertama kali, semula Maya ngeri ketika dipaksakan mencoba jarum  suntik --- ia segera gonjes *).   Demy memelukkan kakinya  ke tubuh Maya dari belakang --- ia pun segera giting *).

Pasangan James dan Rita berpelukan.  Telanjang.

Ibu si Maya merasakan ada rasa cemas dan firasat yang tidak dimengertinya.  Tumpul ---- ia takut mengganggu jam-jam anak gadisnya.

Mereka semua ingin menikmati Hari Libur terjepit di hari Jum'at.  Happy-happy !

Yan terkapar seperti gelandangan di kamar pojok selatan ---- ia sayup-sayup mendengar  suara keriangan, mungkin ada anak-anak lagi berpesta --- ia ingin merangkak ke sana ingin memohon ---- satu hirup di lubang hidungnya, atau suntikan  ---- bahkan hisapan ganja pun jadilah.

Tetapi ia telah menjadi zombie yang kere --- merangkak.  Ternyata suara surgawi itu di lantai bawah. Ia ingin menemui mereka. Ia merangkak seperti seekor anjing kurap yang baru ditabrak mobil. Ter-seok-seok.

Ia tidak mampu mengingat ada orang lain di Semarang ---- manusia sial yang kehilangan anak lelakinya.

Yan merangkak, mengais --- dunia gelap sekali, sakit, penuh derita --- ia ingin bebas dari derita itu.  Di sana orang tertawa dan berbisik penuh kenikmatan.  Tolong (?)

Yan menggelundung dari anak tangga atas ke tangga dasar.  Hidungnya berdarah --- darah kotor.  Baunya amis dan anyir !

Kelompok sembilan orang yang sedang fly tidak tertarik pada kejadian itu.

Mereka sedang menaiki tanggal Astral --- benua Awang-Awung

Mereka memasuki terowongan Psychedelic --- bergayutan, tersenyum selepasnya.  Sentuhan yang melebihi orgasme memberikan sinar lembayung di ufuk dan di dalam genggaman.

Mama dan papa tergeletak lemas di ranjang hotel.  Penat mencari informasi ke mana si anak hilang.  Tiada kampus tiada alamat apa pun. Tandas harapan.  Anak lelaki terbuang sayang.

Maya dan Demy berpelukan tanpa sadar --- antara kenikmatan dan khayali.  Di mana Rita dan James ?

Rita dan James dalam gelimang air liur, air mata entah bahagia entah cairan apa  ---  meleleh.   Di paha  Rita ada bercah cairan entah apa, menjijikan.

Ibunya di Medan memuji Rita sebagai gadis semester 8 yang menjadi kebanggaan keluarga.  Terakhir ia dijanjikan akan dikirimi  uang dengan transfer, untuk membeli mobil pergi kuliahnya di Jakarta Selatan.

James mengerang entah sisa kenikmatan entah ganjelan syaraf yang mendorong cairan yang akan memasuki pernafasannya. James tersedak.

Kiranya sel otak James mengalami gangguan 750.000 jaringan syaraf--- air liurnya selalu merembes ke salur pernafasan. Tersedak lagi, dan lagi sampai ia seperti koma dalam mabok serbuk jahaman.

Selamat jalan anak-anakku.   James melambaikan tangannya yang kekar kepada istrinya yang sedang hamil 3 bulan.  Wanita malang yang bodoh.  Ya bodoh amat.

"Aaag Mam, aku mengawal Boss ke Puncak, ada pesta keluarga terbatas di sana --- daaaaaaaaaaaag".

Anak James, si Huda terbangun, ia mengigau : " Papa ajari aku berhitung papa .  Papaaaaaaaaaaaaaa !"

Huda berjalan terhuyung-huyung ke kamar Notty, ibunya ...........pintu kamar terbuka, Ibunya menangis,  tidak ada papa di sana. (bersambung)

*) Kamus Narkotik BNN

**)Foto ex Internet

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun