Ada tiga opsi yang diutarakan Presiden RI --- sehubungan masalah lalulintas di Jakarta yang menimbulkan bencana kemacetan ---  mempertimbangkan Budaya Kerja yang tidak konsisten menjalankan peraturan dan Ketentuan, dan sukarnya pengendalian pertumbuhan Jakarta Raya--- sebagaimana tulisan terdahulu yang menyangkut bencana tersebut. Usul yang kita istilahkan ekstensi Jakarta ke Timur.
Pusat Pemerintahan pindahkan ke Timur ke daerah Cariu --- maneuver kepindahan bisa berangsur-angsur --- biaya lebih murah, dan dalam waktu yang relatip singkat proyek dapat diselesaikan dengan seksama. Tata ruang Megapolitan dipersiapkan. Bahkan dalam tulisan terdahulu masalah anggaran di-sechule-kan sesuai dengan kemampuan APBN --- bertahap dengan waktu yang dapat diperpanjang.
Infra Struktur dibangun dengan jalur Timur- Barat melalui Jalan Tol -- Lingkaran Railway Tanjung Priok/Kota – Cikampek – Purwakarta (jalur lama ) ; bangunan baru Purwakarta – Bogor – Tangerang. Bandara tetap Soekarno- Hatta + Halim + Perluasan Kalijati (Purwakarta/Subang) atau Atang Sanjaya Bogor --- di dalam lingkaran Ekstensi  Timur hanya diperkenankan : Perkantoran Pemerintahan dan Lembaga Negara  plus Pemukiman/ Perumahan dan penunjangnya.Â
Kalau opsi Ibukota baru --- lokasi Geografis yang paling cocok adalah Makassar. Gedung dan sarana prasarana di Jakarta di-fokuskan pada tujuan industri Pariwisata dan Pendidikan --- memang selanjutnya fungsi kawasan Jakarta untuk Perniagaan dan Pariwisata yang dapat memutar roda perekonomian nasional --- Megapolitan di belakangnya (kecuali daerah Cariu), seperti  Bodetabek sampai Cianjur adalah daerah penunjang sentra industri, sentra produksi ekonomi kerakyatan, pertanian dan pemukiman.
Ibukota , walaupun mungkin yang dialami --- kalau terjadi peperangan --- di masa  depan, adalah dengan persenjataan modern yang massif. Tetap saja perhitungan geografis dan demografis adalah vital. Pulau Jawa di mana IbukotaRI berada yang paling tepat.
Selanjutnya Pertahanan Laut Indonesia di Barat di pusatkan di Kalimantan Barat, Armada Barat (?), dengan Pangkalan Angkatan Laut di Nanggru Aceh, Bangka-Belitung, Surabaya, Pulau Tarakan, Bitung, Pulau Morotai, Teluk Cendrawasih (Papua), Laut Aru (Fakfak), dan mungkin telah tersedia saat ini Armada Timur di Indonesia Timur, dengan perhatian  pada sisi selatan kepulauan NTT-NTB-Bali-selatan Jawa  sampai barat Sumatera.
Angkatan Udara berpangkalan di Barat Sumatera, di Jawa, di Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur , di Sulawesi, di Pulau Halmahera, di Papua, NTT, dan NTB --- disisipi Sistem Pertahanan  Rudal Jarak Jauh dan Sedang.
 Rakyat yang terlatih melalui wajib militer dan cadangan militer di seluruh Provinsi. Buatlah metode dan sistem  Hankamrata (Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta) yang meliputi ketrampilan perang gerilya dan anti gerilya serta sistem Logistik Nusantara. Termasuk pengetahuan penanggulangan bencana alam dan efek perang nuklir.
Pusat Pemerintahan aman kalau sistem telekomunikasi, instrumentasi, dan jaringan informasi terlindungi --- Sistem Logistik Nasional yang menjamin arus pangan, bahan pendukung dan lainnya,  rapi dan sinkron dengan potensi di pulau-pulau Nusantara masing-masing. Industri yang terlindungi dan menyatu dengan potensi Sumber Daya Manusia yang menggerakan dan hidup di sektor itu. Sektor pertanian yang mendukung ketahanan pangan dan industri pertanian.
Skenario diatas hanya bisa establish dan eksis apabila :
Ø     Republik Indonesia dipimpin oleh Pimpinan Nasional  yang cerdas dan mempunyai Visi Indonesia 100 tahun plus
Ø     Politisi yang Patriotis dan menjunjung tinggi Preambule dan Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen, dan setia pada Idealisme menjadikan Indonesia Bangsa dan Negara yang besar dan kuat.
Ø     Memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dengan hukuman yang keras dan Tegas.. Budaya menghukum mati para Koruptor harus ditegakkan !
Ø     Rakyat yang sehat, terdidik, terlatih, sejahtera rohani dan jasmani serta berjumlah sesuai dengan kemampuan mengatasi kebutuhan  Sandang , Pangan, Papan dan Infra Struktur Penunjang Kehidupan Modern.
Â
Kalau tidak bisa dipenuhi Mbah ? Soro kowe Cak --- dadi bongso kintel !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H