Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Features (25) Romantisme Chairil Anwar, Penyair Besar Indonesia

21 Juli 2010   02:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:43 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada Sanjak Chairil Anwar dengan catatan kaki yang sangat brilyen kepada Generasi Muda, dikutip dari Prosa-nya berjudul  Kawan dan Aku (satu rangka rencana) --- kita sengaja hanya mengambil puisinya plus catatan kaki yang sangat baik bagi Generasi Muda.

Pemberian Tahu

Bukan maksudku mau berbagi nasib,

Nasib adalah kesunyian masing-masing.

Kupilih kau dari yang banyak, tapi

Sebenarnya kita sudah dalam sepi lagi terjaring.

Aku pernah ingin benar padamu,

Di malam raya, menjadi kanak-kanak kembali,

Kita berpeluk ciuman tidak jemu,

Rasa tak sanggup kau kulepaskan.

Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,

Aku memang tidak bisa lama bersama

Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama !

(karya prosa ini dalam rangka pesta menyambut-menghormati teman-nya yang .  ".........Aku membikin pesta menghormati kedatangan kawanku. Dia  boleh jadi baru mengadakan penerbangan Atlantik dan Pasifik sekaligus atau pulang dari puncak Himalaya yang paling tinggi. Semua surat kabar berlomba-lomba memuji, menjunjung dia.............."  Ini catatan kaki di bawah Sanjak di atas :

" Pesan kepada generasi muda : wijsheid + inzicht tidak cukup, mesti stimulerende kracht + enthousiasme. "

kutipan dari buku Chairil Anwar Derai-derai Cemara, Puisi dan Prosa Chairil Anwar, Penyunting Taufiq Ismail, Penerbit Horizon, 1999.

Prosa yang memuat puisi tersebut tidak jelas diciptakan tanggal berapa --- tetapi dari buku Chairil Anwar ,AKU INI BINATANG JALANG, Penyunting Pamusuk Eneste, Gramedia, Jakarta, 1986.  tercantum sanjak itu dalam kurun tahun 1946.

"......Di antara kredo penciptaan puisinya yang sangat menarik adalah, puisiku tiap kata akan kugali-korek sedalamnya hingga ke kernwoord, ke kernbeeld. Dalam pidato radio tahun 1946, penyair ini menegaskan kembali pendapatnya, bahwa sebuah sajak (puisi) yang menjadi adalah suatu dunia. Dunia yang dijadikan, diciptakan oleh si penyair .........."

(Chairil Anwar, Sebuah Riwayat Singkat, Ahmad Syubbanuddin Alwy, buku Derai-derai Cemara)

Dari salah satu "Surat-surat Chairil Anwar kepada H.B. Jassin "

" 10 April 1944 *

Jassin,

Yang kuserahkan padamu --- yang kunamakan sajak-sajak ! --- itu hanya percobaan kiasan-kiasan baru.

Bukan hasil sebenarnya !  Masih beberapa "tingkat percobaan" musti dilalui dulu, baru terhasilkan sajak-sajak sebenarnya.

Ch. Anwar

Sampai buku ini dicetak ( pen.  Chairil Anwar  Aku ini Binatang Jalang ), Editor tidak berhasil ,menemukan surat asli Chairil ini.  Kutipan dari buku H.B. Jassin, Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei II.

Ini bagian dari Paragraf terakhir Kata Penutup ( buku Chairil Anwar Aku ini Binatang Jalang). "..........Tidak ada hasil kerja manusia yang sempurna. Sebagian besar sajak Chairil Anwar mungkin sekali sudah merupakan masa lampau, yang tidak cukup pantas diteladani para Sastrawan sesudahnya. Namun, beberapa sajaknya yang terbaik ....................yang mungkin hanya bisa dicapai dengan bakat, semangat, dan kecerdasan yang tinggi "

(Depok, akhir tahun 1985, Sapardi Djoko Damono.)

Menjelang tanggal lahir Penyair Angkatan 45 ini, yakni tanggal 26 Juli 1922 --- kiranya perlu dikenang karyanya bagi Bangsa-nya, Kemedekaan Bangsa-nya ..........dan Hari Depan Bangsa-nya.Yang telah kita perbuat untuk Chairil Anwar --- di pojok barat Taman Monumen Nasional,  ada setapak Taman Chairil Anwar dengan patung torso Wajahnya ................" Kita bertanya pada lulusan SD, SMP, SMU dan perguruan tinggi sejak tahun 50-an sampai sekarang ini, pernahkah mereka mendengar nama Chairil Anwar ? hampir bisa dipastikan mereka akan mengatakan kenal, lepas dari apakah mereka membaca atau tidak sajak-sajak Chairil Anwar. Chairil Anwar, tidak bisa tidak, telah tumbuh menjadi legenda yang hari kematiannya paling banyak dirayakan dan diperingati baik oleh mahasiswa fakultas-fakultas sastra maupun bukan. Diam-diam, hari kematian Chairil seperti disepakati sebagai "Hari Sastra Nasional "

(Kata Penutup Agus R. Sarjono, Derai-Derai Cemara - 1999)

Di banyak Bangsa, di banyak kurun Sejarah Bangsa-bangsa ,dilahirkan Penyair Besar --- juga di Bangsa ini --- semoga tampil Penyair-penyair Besar yang membawakan butir-butir pemikiran filosofis Bangsa Indonesia.  Puisi adalah Budaya Metafisis yang menjadi rokh sejarah dan Hari Depan Bangsa Indonesia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun