Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Tajuk Ide (03) Indonesia Gampangan, Manipulasi Melulu!

1 Juli 2010   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:10 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tabung Gas Meledak --- Mengirim bom ke dalam Rumah Rakyat--- Jadi headline di Indonesia.  Ini Negeri penuh Manipulasi --- aparatnya seperti semua impoten, dibawah standar sekuriti dan keselamatan.

Periode pemerintahan yang lalu, 2004 -2009 --- konversi  bahan bakar minyak tanah ke gas.   Program ini menghemat subsidi sekian triliun --- harusnya menjadi proyek nasional, bagi industri dalam negeri pembuatan tabung-nya --- plus penentuan standar nasional.  Itu kalau Negara dan Pemerintahnya rational cerdas.

Pembuatan tabung gas 3 Kg menjadi meriah --- dibuat di dalam negeri, ribut kurang bahan, kurang ini itu ---- tiba-tiba muncul kapal dari Luar Negeri --- Impor tabung gas 3 Kg.  Geger impor illegal --- Pertamina membantah mengimpor,  importirnya diusut--- ke mana itu barang impor yang dikatakan ilegal, di mana barang itu sekarang ?   Tidak jelas apa di re-ekspor atau itulah yang sekarang beredar.  Kalau barang ilegal itu beredar tanpa pengawasan --- Itulah yang meledak !

Jadi tabung gas yang sekarang beredar itu, bisa berasal :


  1. Buatan dalam negeri sesuai dengan Program konversi (apakah semua SNI apa tidak ?  Tidak dapat dilacak) --- bisa saja kontrak pembuatan betul tetapi barang non standard dan reject tetap beredar.
  2. Barang impor legal (?), karena kekurangan kapasitas dalam negeri
  3. Barang impor ilegal, bagian dari wacana konversi, yang dijadikan proyek boncengan (memenuhi standard kah ?)
  4. Buatan susulan di dalam negeri dan impor ilegal --- non-prosedural dan  non standar SNI
  5. Barang bukti ilegal yang harusnya dire-ekspor atau telah disyahkan (?)

Program konversi baru saja dihayati Rakyat --- tetapi kini menjadi cedera.  Sepertinya pemerintahnya bingung, tidak tahu aparat mana yang harus mempertanggungjawabkan.

Kenapa Indonesia bisa begitu ?


  1. Indonesia negeri Gampangan
  2. Indonesia negeri penuh manipulasi
  3. Intelijen Indonesia di bidang   militer, politik, dan Ekonomi tidak bisa meng-antisipasi setiap gejala (sejak Wacana Program, adanya unsur manipulator beraksi, perbuatan ilegal) --- dan bisanya barang bukti menjadi beredar (?)
  4. Reserse kepolisian tidak mencium keganjilan sejak program konversi , geger impor sampai ke mana itu barang impor ilegal itu (?)

Kalau slang, clamp, regulator dan kompornya tidak memenuhi standar keselamatan (SNI) ---- kalau tidak jelas aparat dan bagaimana caranya mengawasi --- itu namanya kita bekerja Gampangan, bisa ditunggangi manipulasi dan besar kemungkinan korupsi (?), dan mudah diobrak-abrik spionase.

Indonesia harus bekerja lebih cerdas, terprogram dengan memperkirakan semua aspek manajerial, sumber daya, dan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya (industrial linkage),  untuk pertumbuhan industri dalam negeri dan kesejahteraan rakyat.

Selesaikan dan sudahi teror bom gas ini --- jangan bekerja ceroboh lagi !

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun