Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Demokrasi Ekonomi (03) Ekonomi Rakyat dalam Bahaya, Judul Tulisan Bung Hatta 10 Januari 1934

17 Juni 2010   10:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kutipan lagi, Sritua menulis "................ Proses akumulasi dan perubahan sosio-ekonomi di negara-negara jajahan dimulai dengan adanya pengaruh ekstern yang datang dari negara-negara kapitalis sebagai penjajah. Pengaruh ekstern ini menjelma dalam bentuk  timbulnya sektor ekspor bahan-bahan mentah dalam struktur ekonomi negara-negara penjajah ini yang khusus dimaksud untuk menopang ekspansi di negara-negara penjajah..........."

Hasil ekspor dari Nusantara semuanya untuk ekspansi dan perkembangan perekonomian para Kolonialis --- hanya sekedarnya yang kembali untuk membiayai pemerintahan Hindia Belanda. Itu pun dengan motif untuk memelihara kemampuan faktor produksi, agar produktif. Kalau sekarang para Neo Kolonialis dan Neo Imperialis --- membantu pertumbuhan dan perkembangan perekonomian , agar Indonesia mempunyai daya beli --- namanya juga Pasaran besar dan potensial. Hari ini penduduknya 235 juta. Memerlukan macam-macam produk --- dari jarum jahit sampai kapal perang !

Horee Indonesia tetap survive. Lho ?

Apa iya itu yang menjadi Visi dan Misi para Perintis Kemerdekaan dan Bapak Republik serta Para Pendiri Republik Indonesia ?  Lupa-lupa ingat, kata Band dan fans-nya.  Huh !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun