Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Features (15) Kacang Belitang, Umbinya untuk Kosmetika dan Pembersih Gigi

17 April 2010   06:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:45 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pagi tadi seorang sahabat menelpon dari Palembang --- cerita macam-macam masalah bangsa, dari Politik sampai Sosiologi, dari Kedunguan sampai Kecerdasan, dari Bencana sampai Ekonomi Daerah --- eh sampai pula ke kacang Belitang.   Apa itu ?

Belitang adalah kota kecil di Kecamatan Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur --- lumbung pangan dari Sumatera bagian Selatan.  Di sana juga tumbuh bukan saja bahan pangan dan buah-buahan (ingat daerah itu penghasil Duku Komering yang top) --- tetapi juga tumbuh suburnya Nasionalisme : satu Bangsa, Indonesia.

Prasarana irigasi sudah ada sejak Jaman Belanda --- Belanda pindahkan orang Jawa dari Banyumas.  Gunung Agung di Pulau Bali meletus, transmigrasi-kan orang Bali, Gunung Galunggung meletus, orang Sunda di-trans-kan ke sana. Penduduk aslinya orang Melayu Komering, baik hati.  Jadilah di sana kampung dan desa orang Indonesia.

Maka di sana banyak nama desa, selain yang kuno --- nama dari suku Melayu Komering, terdapat banyak sekali nama desanya memakai nama desa ungkapan berasal dari Jawa, Bali mau pun Sunda.  Kita bisa menemukan manusianya juga  dengan nama-nama berasal dari suku pendatang.  Kini konon, 95 persen Kepala Desa berasal dari suku pendatang --- tanah pun konon 95 persen sudah milik cucu para pionir dari Pulau Jawa dan Bali. Kini bis dari Terminal Kalideres banyak mondar-mandir ke Belitang, bahkan dari kampung penulis, di Palimanan , ada bis ke Belitang.

Itu latar belakang demografinya dan ekonominya. ---lantas,  itu tumbuhan yang bernama Kacang Belitang. Apa pula itu ?

Nama Latinnya Pachyrrhizus erosus, Urban. Dari teks Botani berbunyi :Rerumputan ini dipakai sebagai pupuk hijau dan juga ditanam demi akar-akar tunggangnya yang berbentuk ubi, yang dalam keadaan mentah dimakan sebagai sedap-sedapan. Bijinya yang sangat berbisa dan ada juga  dipakai sebagai bahan pemabuk pada penangkapan ikan, bisa didapatkan di toko-toko obat bumiputera.

Perlu diingat, buku itu ditulis K. Kloppenburg - Versteegh, Petunjuk lengkap mengenai Tanam-tanaman di Indonesia dan Khasiatnya sebagai  obat-obatan Tradisional, Jilid I Bagian Botani, Penerbit CD. R .S. Bethesda dan Andi Offset -Yogyakarta, 1983.

Judul asli buku itu  Indische Geneeskrachtige Planten --- sayangnya lagi, Resep masing-masing tumbuhan itu rupanya di jilid yang lain. Penulis tidak mempunyainya.

Tubuh  membutuhkan banyak sekali Air, 65 persen tubuh kita terdiri dari air,  kandungan air di tubuh manusia :

v      Darah             : 85,0 %

v      Tulang            ; 22,0 %

v      Otak              : 74,5 %

v      Ginjal             : 82, 7 %

v      Otot               : 75,6 %

Air putih sehat untuk tubuh, tetapi di banyak buku Kesehatan dari penulis-penulis yang berkompeten menyatakan, di samping  minum air putih --- lebih baik lagi air yang berasal dari buah-buahan dan umbi-umbian --- anda mendapat serat dan air pula untuk tubuh.  Sehat !

Dari buku Seri Agrisehat, Tumbuhan Obat & Khasiatnya,Seri 1, Drs. H. Arief Hariana, cetakan IV, 2006. Bengkuang bisa untuk mengobati Beri-beri, Demam, DM, Penyakit Kulit dan eksim, Sariawan, dan Ambien. (Hati-hati dengan umbi yang mempunyai tunas, karena  beracun)

Kasihan menjumpai gadis-gadis dengan muka yang berjerawat --- diobati dengan bahan kimiawi. Hancur itu wajah.   Merah bentol-bentol --- bekasnya berlubang atau hitam hangus.  Tetapi yang seringnya di bombardir lagi dengan obat kimiawi dari sumber berita teman-teman --- keadaan bertambah parah dan gawat.  Banyak bisa   dijumpai , gadis-gadis dengan jerawat, atau bisul, ruam, dan sejenisnya --- yang bakterinya matang subur dengan tumpukan daki dan zat kimiawi.  Memerah, dan boleh dikasihani --- tidak bisa lagi disembunyikan !

Penulis hanya bisa dan biasa menganjurkan mereka ke dokter, kalau enggak ada duit --- ya, gunakanlah produk kosmetika --- bedak, sabun, pembersih wajah yang bahannya : tepung umbi Bangkoang,  atau Bengkuang.

Tepung bengkuang memang banyak di gunakan dalam kosmetika herbal ---- dulu ibu dan nenek penulis juga menggunakan parutan bengkuang untuk masker wajahnya --- gadis-gadis jaman tahun-tahun awal kemerdekaan pada meniru --- wajah mereka mulus tanpa jerawat, berkat kesejukan masker, dan tepung bengkuang yang membersihkan wajah mereka.

Bengkuang memang sangat banyak mengandung air dan serat (tidak dapat menemukan sumber angkanya, penulis yakin) --- bengkuang mengandung air melebihi 80 persen --- selebihnya serat dan tepungnya.

Memang Bengkuang atau Bangkoang --- menurut nenek moyang orang Belitang, namanya  : kacang Belitang, karena mereka berorientasi pada bijinya --- yah memang ia tumbuhan merambat dengan biji yang tersusun pada polongnya.

Mungkin mereka lebih banyak menggunakan batang, daun dan biji Bangkoang untuk dijadikan pupuk hijau, dan digunakan untuk  "menuba" ikan.  Karena Belitang,  juga daerah yang banyak terdapat rawa, telaga,  sungai-sungai , saluran irigasi , dan petak sawah,  yang banyak ikan air tawar-nya.  Kacang Belitang untuk bahan menangkap ikan-ikan yang beranak pinak di situ.  Makmur !

Kacang Belitang adalah yang biasa kita makan, umbinya lazim disebut Bengkuang --- untuk acar, asinan  dan, kalau malam  dimakan akan membersihkan gigi dari bakteri dan plak.  Silahkan saja.  Dapat airnya, dapat seratnya, dapat pula kesehatan gigi.

Nomen est Omen, dalam nama terdapat harapan baik.  Begitu saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun