Orang Indonesia saat ini seperti dibingungkan macam-macam isu, berbagai proof-balloon dilemparkan ke langit --- sepertinya tidak jelas lagi apa yang menjadi panglima. Apa politik apa ekonomi apa Budaya apa Pepesan kosong.Coba, ada anak buah melaporkan kasus perkarapajakan dan pencucian uang serta korupsi , di pengadilan jelas tampak seperti ada Markus (apa itu ?)--- counter attacknya timbul isu pencemaran nama baik.Ada perkara pencuri pajak Negara, jelas orang dari Institusi Pajak --- yang diributkan kata-kata “Pejabat” bukan, bukan-bukan --- jadi apa ? Itu tu “Orang”--- orang apa, o itu “Oknum”.Rakyat bingung.
Cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia --- minta ampun untuk kata-kata “orang” dan “pejabat” enggak ketemu.Aneh ini bahasa Indonesia, tiap hari dipakai, kok enggak ada di dalam kamusnya. Anehnya di kamus orang Malaysia yang memakai Bahasa Melayu --- ada !
Yang didapat dari KBBI, hanya ini --- ok·num n 1 penyebut diri Tuhan dl agama Katolik; pribadi: kesatuan antara Bapak, Anak, dan Roh Kudus sbg tiga -- keesaan Tuhan; 2 orang seorang; perseorangan; 3 orang atau anasir (dng arti yg kurang baik): -- yg bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan
Ayo yang kita pakai pengertian ke-3 --- O rupanya si Gayus adalah oknum, orang atau anasir (dng arti yg kurang baik)---- yang bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan.
Lho contoh dari KBBI kok tidak cocok dengan cerita aslinya --- konon kata Menteri itu “ia telah lari ke Singapura”.
Memang banyak orang Indonesia bingung. Sebaiknya kita mencari kata-kata mutiara yang berhikmah saja . Ki dhalang Tukidjan memberi :
“ Wong busuk ketekuk ”
artinya wong busuk --- orang bodoh; ketekuk --- tertindas, tertekuk, derita kecelakaan
--- Orang bodoh mengaku pandai, akibatnya apa yang dikerjakannya salah, tidak ada orang yang menolongnya, akhirnya ia menderita kesusahan (kesulitan)
Ini dari Cik Yung : “ Orang bodoh boleh diajar, kalau bebal hilang fikiran ” .ini perumpamaan, orang bodoh boleh diajar, tetapi orang yang bingung amat sukar diajar atau diubah perangainya.
Wah ? (karikatur di pojok Microsoft, jepitan kertas matanya mendelik berputar-putar : juga bingung !)
Coba cari pribahasa Indonesia : “ Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya “
Ini nenek moyang orang Indonesia mewariskan sindiran untuk cicitnya yang merdeka 100 persen --- coba hayati artinya “ Bahwa orang yang berakal itu jauh pemandangnya, tetapi orang yang bodoh hanya memikirkan keperluan perutnya.. Jika ia telah kenyang, ia tidak menghendaki apa-pa lagi. “
O alah orang Indonesia biar dikasi gaji tinggi sesuai pangkat dan jabatan-nya ……….masih saja mencuri, korupsi, makan suap dan menjual wewenangnya.
Mengapa ?Habisorang Indonesia yang bergelar “profesor kodok”yang mengusulkan kenaikan gaji lupa pada Maslow Hierarchy.
Ingatnya hanya Hukum Gossen I, barangkali --- orang Indonesia mana ada kenyangnya, lapar terus.O itu Rakyat Indonesia , bukan orang --- yang kemarin dikabarkan di NTT Rakyat Indonesia sudah memakan“makanan ternak”.
Jadi ternak makan apa ?Maksudnya rata-rata Rakyat Indonesia yang memakan makanan ternak di NTT itu --- manusianya dan ternaknya makan seperdelapan per kapita masing-masing
Ada-ada saja rakyat Indonesia, makanan ternak dimakan --- habis aparat dan birokrat bisa makan uang rakyat, sih. Tampaknya tambah runyam ini bangsa.
Banyak karikatur dan Allegoris-nya tiap hari --- namanya juga Bangsa yang ber-Budaya Luhur !
(referensi buku Pribahasa, Balai Pustaka, 1983; Kamus Pribahasa Jawa, Penerbit Kanisius, 1990; Kamus Peribahasa Melayu untuk Pelajar, Penerbit Fajar Bakti SDN, BHD, 2000)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H