Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hello Indonesia-ku (12) Hikmah Kata-kata Mutiara

30 Maret 2010   13:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:06 1490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Orang Indonesia saat ini seperti dibingungkan macam-macam isu, berbagai proof-balloon dilemparkan ke langit --- sepertinya tidak jelas lagi apa yang menjadi panglima. Apa politik apa ekonomi apa Budaya apa Pepesan kosong.Coba, ada anak buah melaporkan kasus perkarapajakan dan pencucian uang serta korupsi , di pengadilan jelas tampak seperti ada Markus (apa itu ?)--- counter attacknya timbul isu pencemaran nama baik.Ada perkara pencuri pajak Negara, jelas orang dari Institusi Pajak --- yang diributkan kata-kata “Pejabat” bukan, bukan-bukan --- jadi apa ? Itu tu “Orang”--- orang apa, o itu “Oknum”.Rakyat bingung.

Cari di Kamus Besar Bahasa Indonesia --- minta ampun untuk kata-kata “orang” dan “pejabat” enggak ketemu.Aneh ini bahasa Indonesia, tiap hari dipakai, kok enggak ada di dalam kamusnya. Anehnya di kamus orang Malaysia yang memakai Bahasa Melayu --- ada !

Yang didapat dari KBBI, hanya ini --- ok·num n 1 penyebut diri Tuhan dl agama Katolik; pribadi: kesatuan antara Bapak, Anak, dan Roh Kudus sbg tiga -- keesaan Tuhan; 2 orang seorang; perseorangan; 3 orang atau anasir (dng arti yg kurang baik): -- yg bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan

Ayo yang kita pakai pengertian ke-3 --- O rupanya si Gayus  adalah oknum, orang atau anasir (dng arti yg kurang baik)---- yang bertindak sewenang-wenang itu sudah ditahan.

Lho contoh dari KBBI kok tidak cocok dengan cerita aslinya --- konon kata Menteri itu “ia telah lari ke Singapura”.

Memang banyak orang Indonesia bingung. Sebaiknya kita mencari kata-kata mutiara yang berhikmah saja . Ki dhalang Tukidjan memberi :

Wong busuk ketekuk ”

artinya wong busuk --- orang bodoh; ketekuk --- tertindas, tertekuk, derita kecelakaan

--- Orang bodoh mengaku pandai, akibatnya apa yang dikerjakannya salah, tidak ada orang yang menolongnya, akhirnya ia menderita kesusahan (kesulitan)

Ini dari Cik Yung : “ Orang bodoh boleh diajar, kalau bebal hilang fikiran ” .ini perumpamaan, orang bodoh boleh diajar, tetapi orang yang bingung amat sukar diajar atau diubah perangainya.

Wah ? (karikatur di pojok Microsoft, jepitan kertas matanya mendelik berputar-putar : juga bingung !)

Coba cari pribahasa Indonesia : “ Manusia tertarik oleh tanah airnya, anjing tertarik oleh piringnya

Ini nenek moyang orang Indonesia mewariskan sindiran untuk cicitnya yang merdeka 100 persen --- coba hayati artinya “ Bahwa orang yang berakal itu jauh pemandangnya, tetapi orang yang bodoh hanya memikirkan keperluan perutnya.. Jika ia telah kenyang, ia tidak menghendaki apa-pa lagi. “

O alah orang Indonesia biar dikasi gaji tinggi sesuai pangkat dan jabatan-nya ……….masih saja mencuri, korupsi, makan suap dan menjual wewenangnya.

Mengapa ?Habisorang Indonesia yang bergelar “profesor kodok”yang mengusulkan kenaikan gaji lupa pada Maslow Hierarchy.

Ingatnya hanya Hukum Gossen I, barangkali --- orang Indonesia mana ada kenyangnya, lapar terus.O itu Rakyat Indonesia , bukan orang --- yang kemarin dikabarkan di NTT Rakyat Indonesia sudah memakan“makanan ternak”.

Jadi ternak makan apa ?Maksudnya rata-rata Rakyat Indonesia yang memakan makanan ternak di NTT itu --- manusianya dan ternaknya makan seperdelapan per kapita masing-masing

Ada-ada saja rakyat Indonesia, makanan ternak dimakan --- habis aparat dan birokrat bisa makan uang rakyat, sih. Tampaknya tambah runyam ini bangsa.

Banyak karikatur dan Allegoris-nya tiap hari --- namanya juga Bangsa yang ber-Budaya Luhur !

(referensi buku Pribahasa, Balai Pustaka, 1983; Kamus Pribahasa Jawa, Penerbit Kanisius, 1990; Kamus Peribahasa Melayu untuk Pelajar, Penerbit Fajar Bakti SDN, BHD, 2000)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun