Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Features (07) Adonan Terminologi Krisis Finansial AS, Bail-Out, Skandal Bank Century, dan Krisis Politik

7 Maret 2010   07:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:34 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.Krisis Finansial : Desember 2007 Amerika Serikat merasa beban resesi (memang secara konjuntur selalu begitu ekonomi AS, dan negeri-negeri lain; penganut Kapitalisme dan Liberalisme) --- tetapi hal itu merupakan dinamika Negeri Kapitalisme.CinaNegeri Komunis yang mentolerer Kapitalisme (secara taktis) mulai mengalihkan dananya ke Euro dan Yen --- mengurangi US Dollar. Cina melakukan diversifikasi investasi dollarnya, untuk menghadapi bayangan pengaruh krisis AS

Indonesia ? Biasa berputar-putar cerita persentase pertumbuhan dan harga minyak. Mengutak-atik APBN -2008, optimistiklah).

 

Waktu berikutnya namanya masih Gejolak Global, Cina tidak mau ikut didikte Amerika Serikat untuk menerima konsep reformasi Finansial Dunia. (Memang usaha AS untuk memaksa policy finansial dan perdagangan internasional Cina dirubah--- tidak pernah dilayani Pemerintah Beijing).

Menteri Keuangan AS mengatakan di di Shanghai “……bahwa pasar financial bebas lebih baik dari pada intervensi pemerintah……”.Cina tidak menggubris( di Indonesia , kaum Neolibjadi pengekor ide itu --- wajar).

 

2.Ekonomi AS dalam bahaya. Banyak pihak menyangsikan keberhasilan dana talangan AS untuk mengatasi krisis finansial di sana, dan diperkirakan bisa juga berdampak ke seluruh dunia. Baik melalui gejala inflasi, mengeringnya likuiditas ( karena anjloknya pasar keuangan dan modal), mau pun kelesuan ekonomi akibat resesi. (di Indonesia, silahkan bacaKoran Tempo tgl. 26.09.08 --- krisis finansial Amerika Serikat itu lebih mengancam Ekspor Indonesia ke AS atau negara lain ---tidak akan ada perlunya menyelamatkan bank bobrok, Bank Century yang peranan antar bank-nya kecil danDPK-nya harus dijamin oleh Pemiliknya sebagai Obligor.

Sedang Bank Indonesia memegang ratusan triliun rupiah dana Bank-bank Nasional dan Pemerintah Daerah yang ditanam dalam Sertifikat Bank Indonesia.

Pokoknya di Bank Indonesia saat itu cukup surplus uang untuk mengendalikan defisit dan inflasi.

 

3. Krisis finansial Amerika Serikat diakibatkan oleh Sub-prime Mortgage di negeri-nya sanaJenis kredit perumahan yang berisiko tinggiuntuk membantu warga negara ASmemiliki rumah.

Namun tingkat suku bunga tinggi, menghantam jutaan debitur dan menyeret banyak institusi keuangan ke lembah krisis di Amerika Serikat dan Eropa, oleh karena produk derivative yang secara berantai menjamin terhadap risiko gagal bayar.


Produk-produk derivatif yang berisiko tinggi seperti kontrak swap kredit yang menjadi inti dari kekacauan finansial di AS saat itu. Kontrak inimengizinkan perusahaan untuk memperdagangkan asuransi/taruhan untuk mengatasi gagal bayar. Krisis di AS menunjukkan kesalahan sistemik di kalangan perbankan global, regulator pasar modal, politisi AS, dan ekskutif korporasi atau leveraging dalam sistem finansial mereka dan kinimereka harus membayar permainan-nya.

 

4. Akibat Krisis Finansial Amerika Serikat itu. Apa yang terjadi sejak tahun 2007 ?

Ini di antaranya :

a. 14 September 2007 Bank Sentral Inggeris menyuntik likuiditaske Bank Northern Rock yangdigoyang rush.

b.28 Nopember 2007Abu Dhabi Investment Authority menyuntikUS$ 7,5 miliar ke Citigroup.

c.10 Desember 2007 Government of Singapore Investment menginjeksi US$ 9,74 miliar ke Swiss UBS

d.11 Maret 2008 Bank Sentral Amerika mengguyurpasar finansial US$ 200 miliar

e.17 Maret 2008 Bear Sternmerugi US$ 195 miliar.

f.8 September 2008 Freddie Mac dan Fannie Maediambil alih pemerintah AS

g.14 September 2008Lehman Brathers bangkrutdengan utang US$ 613 miliar, Merril Lynch diakuisisi Bank of America senilai US$ 50 miliar.

h.17 September 2008 Bank Sentral Amerika menyuntik dana kepada AIG US$ 85 miliar.

i.23 September 2008Berkshire Hathaway membeli saham Goldman Sach US$ 5 miliar.

(lihat Orang Amerika Serikat Warren Buffett “masih berani “berinvestasi dengan nilai besar, kok Bankir orang Indonesia panik,alih-alihnya mem-bail-outbank bobrok Bank Century memakai uang Negara --- dengan menabrak Undang-undang, Peraturan dan Ketentuan “sistem perbankan dan sistem keuangan yang harusnya untuk menjamin Sektor Moneter --- dana stand-bye )

 

5. Membaca Koran Tempo11.10.08;Bursa saham (BEI) wajar merosot karena perhitungan technical dan psikologikal--- memang sektor riil bisa terpengaruh dengan krisis finansial AS itu, ekspor pun bisa menurun. Juga investor asing membawa terbang US Dollar kembali ke Amerka Serikat dan Eropa , yang pasarnyasedang membutuhkan likuiditas.


Memang pasar modal Indonesia rentan “capital outflow”, walaupun tidak ada tanda-tanda krisis finansial AS.Namanya juga Hot-money (masa itu, juga mereka mengalihkan ke spekulasi komoditi dari pada portofolio di pasar Indonesia).

Lihat point i. diatas Berkshire Hathaway membeli saham Goldman Sach USD 5 miliar.

 

6.Pasar panik, Rupiah merosot. Krisis bursa saham berimbas pada nilai tukar rupiah terhadap US Dollar .Pada transaksi (10.10.08) perdagangan rupiah kembali ditutup turun tajam 270 poin ke posisi 9.860 per dollar AS dibanding penutupanpada level 9.590. Loyonya rupiah telah terlihat pada pembukaan pagi sudah pada level 9.860.Bahkan di pasar Hong Kongsempat menembus 10.800 per dollar AS.Selama sepekan ini rupiah terus melemah, walaupun BI telah menaikkan BI rate untukmencegah peningkatan inflasi dan menjaga nilai tukar. Memang saat itu bukan rupiah saja yangturun nilainya, banyak mata uang lain juga mengalami (Euro/US$), juga beberapa mata uang Asia, seperti Yen Jepang.


Banyak orang menjadi panik, dan memburu dollar; secara psikologis orang lebih aman memegang USD baik untuk alasan usaha maupun spekulasi --- diperkirakan ekspor Indonesiabisa turun. Kurs US Dollar wajar cendrung naik (karena hot money yang ditanam investor asing di portofolio Indonesia telah memindahkan investasinya, ke spekulasi lain, meninggalkan Indonesia).   Namanya juga dana jangka pendek !

7.Peta krisis finansial Amerika Serikat sampai menjelang Pertemuan G-20 (14-15 November 2008) sebagai berikut :

ØAkhir 2006 Amerika Serikat mulai mengalamikredit macet di sektor perumahan “Subprime mortgage.”

ØFebruari 2007 Bank HSBC merugi US$ 10,5 miliar. Perusahaan-perusahaan pemberi kredit pemilikan rumah (KPR) mengalami kebangkrutan

Ø15 Agustus 2007 Indeks bursa regional anjlok, indeks Dow Jones turun hinggadi bawah level 13.000

ØSeptember 2007 Bank pemberi kredit KPR terbesar kelima di Inggris , Northern Rock kelimpungan karena terjadi penarikan dana besar besaran oleh nasabah

ØDesember 2007 Bank-bank Sentral, termasuk The Federal Reserve dan European Central Bank, menyuntikkan dana US$ 40 miliar (Rp. 383,5 triliun) ke pasar-pasar uang.

Ø13 Februari 2008 Presiden George Bush menandatanganipaket stimulus ekonomi(pemberian potongan pajak) sebesar US$168 miliar

ØMaret 2008 JP Morgan Chase mengambil alih kerugian bank investasi AS Bear StearnssebesarUS$ 1 miliar. Sisanya US$ 29 miliar ditutupthe Fed.

ØSeptember 2008 PemerintahAS mengambil alih perusahaan KPR, Freddie Mac dan Fennie Mae, Lehman Brothers menyatakan bangkrut. Washington Mutualbangkrut, seluruhasetnya dijual kepada JP Morgan Chase, Merrill Lynch terpaksa bergabung dengan Bank of America. Federal Reserve memberikan pinjaman US$ 85 miliar untuk menyelamatkan American Insurance Group

Ø1 Oktober 2008 SenatAS menyetujui rencana pemberian dana talangan sebesar US$ 700 miliar (RP 6.711 triliun ) kepada industri keuangan yang bangkrut

Ø6 Oktober 2008 Wall Street terjun bebas. Indeks Dow Jones jatuh ke angka terendah dalam empat tahunterakhir ke level di bawah 10.000

8.Investor AS yang berinvestasi di Indonesia melepas asetnya berupa obligasi, saham, maupun sertifikat Bank Indonesia (SBI). Terjadi capital outflow. Cadangan devisa Indonesia tidak cukup kuat menahan gejolak outflow tersebut Apalagi Indonesia, menganut rezim devisa bebas, tidak mendorong dan menyaring dana yang ditanam di sektor riil, Perekonomian Indonesiaakan selalu labil, dengan kekuatan ekspor terbatas.. Karena dana yang datang adalah hot money yang bersifat jangka pendek, sewaktu-waktu bisa terbang melorotkan nilai kurs rupiah.


Sektor ini yang seharusnya dibenahi Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (kok alih-alihnya bank bobrok yang di-bail-out)

 

9.. Suasana krisis di Amerika Serikat itu , beberapa action-nya langsung ditiru oleh Pemerintah RI --- dengan sibuk mencari Utang untuk Dana Stand-bye,melakukan Stimulus Ekonomi (potongan pajak) --- Penyiapan pembangunan Infra Struktur (program ini 2009 senilai 61,7 triliun rupiah, enggak pernah tahu sampai di mana nasibnya).


Meningkatkan Daya beli dan meningkatkan Konsumsi Dalam negeri harusnya menjadi andalan mengkompensasi menurun-nya ekspor.  Memang itu yang menyelamatkan Indonesia dari krisis global itu--- di samping hebatnya perekonomian Asia Timur dan India --- Indonesia, ekspornya turut untung.   Itu yang dipuji Dunia --- Ekonomi Asia membantu pemulihan krisis.


DPRperlu menanya program Stimulus di bidang Pembangunan Infra Struktur, sampai di mana, berapa persen majunya (kalau dua proyek yang diresmikan baru-baru ini, itu program periode 2004-2009).  Program ini yang menghindarkan perekonomian Indonesia dari krisis itu.

 

10. Kasus Kebijakan Bail-Out Bank Century, di luar masalah Politik dan Hukum yang telah diungkapkan oleh DPR --- menabrak Undang-undang (Perbankan, Korupsi, Pencucian Uang), Peraturan dan Ketentuan Sistem Perbankan, Sistem Keuangan, dan lain-lain ; yang telah dimengerti oleh Rakyat saat ini.


Juga mempunyai potensi Kerugian Negara pada saat Bank Century (sekarang Bank Mutiara ) dijual; seperti nasib bank-bank eks BLBI --- ada yang hanya seharga 10 persen saja. Kalau dibikin murah, Dhalang Tukidjan juga mau, lho.

Dari pengalaman di Republik Indonesia, Bank Mutiara juga bisa terjual murah nantinya.


Berikutnya kalau Pemerintah keliru lagi menangani kasus skandal Bank Century yang telah tepat diputuskan DPR, tetapi di-follow-up kontra produktif --- mahal sekali, Krisis Politik ini.

Tobat Eyang !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun