Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Money

Percakapan Bernas (06) Bail-Out Bank Century Nonsense!

18 Februari 2010   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:51 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Ramai sekelompok orang di pendopo perangin-anginan kolam ikan Kiai Ghoni, di tepi timur kota Cirebon. Cik Yung sedang menjadi tamu di Pesantren Sang Kiai.  Di pendopo itu mereka sedang minum-minum kopi dengan jaburan singkong, kacang  dan boled rebus. Mereka sedang memperbincangkan Sidang terbuka Pansus Hak Angket DPR.

"Na, ini Cik Yung sohib kita dari Jakarta.  Cik coba jelaskan mengenai kasus Bank Century itu. Kok meriah banget sih ?"  Desak Kiai Ghoni, sambil memandang sekeliling majelis itu.

"Apa lagi ‘kan sudah gamblang --- Sidang-nya terbuka, rakyat bisa menyaksiikan siapa melakukan apa, siapa pula yang mungkin menerima aliran dana liar itu.

Aku katakan dana liar --- karena menerabas berbagai Undang-undang  dan Peraturan,  sekarang rakyat menuntut, siapa yang salah dilengserkan, siapa yang mengkorupsi uang 6,7 triliun itu adili --- kalau dapat dibuktikan uang haram itu melanggar Undang-undang Pemilu dan Pilpres, usutlah --- negara ini bisa survive, kalau kita bisa menegakkan hukum kepada siapapun yang melanggar Konsitusi dan Undang-Undang ."

Mereka sambil menghirup dan meneguk kopinya --- sambil pula makan jaburan yang disediakan saling berdiskusi sendiri-sendiri  --- tampak sekali meninggi temperamen  rakyat kalau membicarakan kasus bail-out Bank Century.

Menonton kesaksian dari macam-macam jabatan yang hebat-hebat itu --- rakyat dirundung malang, mengapa begitu gampangnya mem-bail-out.  Rapatnya saja sampai pagi lagi.  Huh.

Hari libur pun uang tunai bisa diangkut dengan truk-truk.  Bagaimana ini urusan-nya ?

"Memang ada krisis keuangan bermula di Amerika Serikat --- karena kredit macet yang disebabkan Sub Prime Mortgage --- kredit perumahan untuk golongan miskin di AS itu --- biasa di sana risiko itu di cover dengan asuransi, yang turun temurun sampai ke Eropa.

Di sana segala  yang bisa dianggap risiko bisa diperanakkan menjadi produk jaminan, untuk diperjual belikan--- inilah yang merembet ke negara-negara yang memegang surat berharga yang demikian itu. "  Tambah Cik Yung

" Kemacetan pembayaran itu tadi merembet ke seluruh sistem keuangan mereka --- mereka mengalami "Liquidity Squeeze", karena surat-surat berharga yang turun temurun itu turut macet tidak bisa diuangkan --- tercekek dan modarlah mereka pada bangkrut "

"Otoritas Moneter Amerika dan Eropa Barat tentu membuat obatnya, yakni memberikan pinjaman likuiditas kepada Bank dan lembaga keuangan yang pantas --- sekali lagi yang pantas .  Yang tidak pantas mereka biarkan bangkrut. "

"Karena likuiditas menciut, maka industri manufaktur mereka atau ekonomi pada umumnya jadi mengkeret ; Amerika dan beberapa Negara Eropa menjadi lesu, alias krisis.   Itulah diprogramkan bail- out untuk menjalankan roda perekonomian mereka "  Tambah Cik Yung lagi.

"Kenapa kita latah pak.  Sebenarnya pengaruh krisis Amerika itu apa terhadap ekonomi kita ?"

" Betul kau anak muda , kita latah --- kuatir terjadi dampak seperti krisis moneter 1998 --- keadaannya berbeda.  Krisis Amerika dan Eropa Barat memang bisa terpengaruh kepada negara-negara yang  Bank dan Lembaga Keuangan-nya memegang itu tadi --- derivative product, jamin menjamin itu. Tetapi tidak banyak negara yang sibuk mem-bail out bank-nya--- hanya satu bank di Australia, di Korea ada persiapan bantuan, di Jepang ada Lembaga Keuangan-nya, memegang itu derivative  dibiarkanlah, yah- pailitlah. "

"Semula saya juga kuatir Bank-bank besar kita memegang derivative itu, atau BUMN dan Perusahaan Swasta Besar-lah--- nyatanya ‘kan enggak.  Sepanjang tahun 2008 itu Bank-Bank BUMN kita yang buncit-buncit itu ‘kan menempatkan dananya di Sertifikat Bank Indonesia yang bunga-nya super tinggi.  Juga Pemerintah-pemerintah Daerah semua menempatkan duitnya di SBI, Bunganya tinggi.

Jadi dana melimpah di Indonesia --- malah tidak produktif, karena tingginya bunga itu !

Untuk menarik dana asing masuk,  agar  menjamin nilai tukar Rupiah dan menjaga tingkat inflasi, Bank Indonesia menetapkan bunga tinggi.  Jadi, kalau sektor riil megap-megap itu, krisis karena kebijakan bunga tinggi itu, Bung !

Di Indonesia tidak ada liquidity squeeze.  Pengetatan uang dengan bunga tinggi --- karena bankir kita tidak inovatif --- kuatir kredit macet, skenario latah tadi.    Dana lebih enak dan terjamin, tempatkan di Sertifikat Bank Indonesia, tenguk-tenguk terima bunga tinggi dari Bank Indonesia".

Semua mengangguk-angguk menghubungkan pengetahuan mereka dari sidang kasus itu di tivi.

"Karena pabrik di Amerika dan Eropa slow down --- ini dia ancaman yang sebenarnya.  Mereka mengurangi impor dari Indonesia--- ekspor kita bisa berkurang .

Begitu pula kita boleh kuatir kalau di Jepang dan Korea mengurangi impor bahan dari kita.   Tetapi ternyata ‘kan,  karena bail out mereka tepat dan bunga di Amerika dan Eropa, Jepang dan Korea rendah --- yah cepatlah rebound perekonomian mereka.  Ekspor kita pun kembali pulih.  Jadi perekonomian kita tidak berdampak parah.  .   Indonesia tidak sampai parah mengalami krisis, Karena negeri yang biasa mengimpor dari Indonesia segera rebound . Bukan karena melakukan bail-out Bank Century."

"Katanya hanya ekonomi Cina , India dan Indonesia  yang selamat dari krisis"

"Huh- Cina dan India memang survive ekonominya --- makanya kita ikut survive, karena ekspor kita terjamin ke sana--- lanjut pula rebound negeri-negeri si penyebab krisis itu ."  Tandas Cik Yung.

"Boleh periksa di komentar saya di Kompas.com pada bulan-bulan orang Indonesia bingung itu ---

Yang Indonesia sudah mau mencari pinjaman hutang ke sana kemari --- Untuk menghadapi krisis itu, Indonesia hanya harus menjaga ekspornya dan memajukan konsumsi dalam negeri dan mendorong sektor riil --- walaupun tingkat bunga demikian tinggi  --- E eh kita sesumbar tiru model Obama --- meningkatkan investasi di pembangunan  infra struktur.  Boleh.

Betul, okay .

Tetapi coba periksa sampai dimana dana yang dulu disediakan itu,  yang di -Infra Structure Summit Meeting -kan, segala itu.  Kalau itu jalan berapa persen ?.  Kebijakan fiskal itu betul.

Itu mungkin bisa mempengaruhi kestabilan ekonomi pada masa krisis itu ."

Semua hanya mendengarkan saja, sambil menyocok-kan dengan pengetahuan mereka yang didapat dari tontonan tivi.

"Jadi kasus bail-out Bank Century yang sudah mengungkapkan tindak kriminal korupsi, kriminal pencucian uang,  kriminal perbankan. Mungkin juga kasus itu kalau nanti diusut lebih lanjut oleh aparat hukum, bisa-bisa  ada undang-undang lain yang juga  dapat dibuktikan telah dilanggar, Indonesia bisa berabe-lah "

Tiba-tiba saja anak pesantren yang berewokan itu berdiri ," Rakyat harus mengawal penyelesaian dan pengusutan kasus Bank Century itu, pak !"  katanya.

"Ya kita harus menegakkan kebenaran dan keadilan, kalau tidak negeri ini selamanya akan terombang-ambing oleh kebijakan penguasa yang hanya ber-visi --- melanggengkan kekuasaan-nya dan kelompoknya, partainya dan cita-cita pribadinya.  Bukan cita-cita Proklamasi dan Konstitusi "

"Cik Yung habis ini kita makan siang di sini  apa di pesantren pak ?'  Tanya Kiai.

"Di sini saja, enak di sini suasananya"

"Begitulah kebijakan Bail-out itu Nonsense --- dan ekonomi kita aman dari krisis bukan hasil dari bail-out yang menghilangkan uang itu.  Tetapi karena, negara-negara importir bahan dasar dari kita segera rebound --- segera pulih perekonomiannya.  Dan negara Asia, terutama India dan Cina , Jepang perekonomiannya memang tidak terganggu --- sama dengan Indonesia. "

"Pak, pak terus bagaimana hasil kebijakan fiskal lain-nya ?   Terutama proyek pembangunan infra struktur untuk mengatasi krisis, sampai di mana ?

"Mboh bli weruh !"  Saut Cik Yung memakai logat setempat.

"Kemarin George Soros, ketika di Indonesia --- Soros adalah seorang ahli investasi keuangan,  yang diakui  kepiawaiannya melipat gandakan modalnya di pasar uang atau pasar modal--- orang yang diakui dunia sebagai ahli di bidang moneter--- mengatakan : Indonesia tidak perlu mem-bail-out Bank !

"Jadi terbuktilah : Bail-out Bank Century adalah Nonsense !   Cik Yung menuju langsung pegi ke tempat wudhu.   Allahu Akbar !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun