Mohon tunggu...
Muhammad Valdie Arsanur
Muhammad Valdie Arsanur Mohon Tunggu... -

This is my jungle. Salam UG!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Suasana Benteng Kokoh di Musium Keprajuritan Indonesia

16 Juni 2013   22:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:55 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dan dua teman saya kebetulan jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah, hari itu adalah hari Kamis, dan niatnya sih hanya ingin refreshing setelah UTS kami. :D Sempat berkeliling komplek Taman Mini, sebelum akhirnya tujuan musium pertama kami adalah "Musium Keprajuritan Indonesia", sebelumnya temanku bilang ada musium meranik dengan bangunan kastil dan katanya lagi view disana bagus, dengan sentuhan ala kerajaan, "pokoknya bagus deh", lanjut kata dia. Awalnya sempat bingung dimana musium itu, akhirnya di bagian selatan komplek Taman Mini ini, nampak sebuah kastil yang kokoh yang dikelilingi perairan dan pemandangan kapal yang berlabuh. Didepan gerbang sebelum masuk kawasan taman terdapat tulisan "Musium Keprajuritan Indonesia", inilah Musium Keprajuritan Indonesia.

Aku dapat info kalau Musium Keprajuritan indonesia ini dibuat sebagai bukti rekaman sejarah perjuangan Bangsa pada masa perjuangan dari abad VII sampai XIX. Musium ini dibuat untuk memperkenalkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan. Konsep yang ditawarkan musium ini merupakan instalasi bagian dari pusat sejarah TNI. Setiap detail musium ini pun dibuat bukan berarti tidak memiliki makna, gerbang utama punya makna sebagai lambang keterbukaan dan keramahtamaan, benteng persegi lima dengan makna pertahanan bangsa, perairan sebagai lambang negara kepulauan, bastion atau menara pengawas sebagai simbol pentingnya kewaspadaan dalam menghadapi ancaman, kapal sebagai bentuk kekuatan maritim sebagai kekuatan besar yang ada di Indonesia. Suasana kerajaan begitu terasa Saat memasuki gerbang, terlihat benteng berbentuk segi lima yang berdiri kokoh, serta pemandangan dua kapal tradisional, yaitu kapal Pinisi (dari Sulawesi Selatan) dan kapal Banten. Untuk masuk, kami masing-masing hanya menyiapkan uang Lima Ribu Rupiah dan kami bisa menikmati sepuasnya pemandangan ini sambil berfoto-foto.

13713890831889423818
13713890831889423818
Sebelum masuk ke dalam Benteng, ada view yang menarik untuk berfoto-foto yaitu persis di jembatan masuk benteng, fotonya bisa mengarah ke benteng maupun mengarah ke kapal Pinisi.
13713912881906924259
13713912881906924259
Saat masuk ke dalam Benteng persegi lima dengan luas kurang lebih 5 rubu meter persegi ini mata sudah disambut dengan beberapa patung pahlawan dari Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan lain-lain serta replika kapal yang terlihat sedikit usang, aku rasa sepertinya butuh perawatan lebih lagi mengenai barang-barang apalagi di musium. Saat ke bagian tengah terlihat pemandangan terbuka, seperti taman lah. Di sini terdapat 23 patung pahlawan nasional Indonesia, juga rangkaian Fragmen dan relief. Lantai dua Musium ini adalah ruang pamer. Di jalan yang meringkar ini terdapat diorama-diorama yang menggambarkan cerita perjuangan rakyat Indonesia saat mempertahankan tanah air, jika dihitung hitung di dalam ada kurang lebih 14 diorama. Adapun juga tiruan senjata, pusaka-pusaka, pakaian perang, patung perang, daj juga formasi perang yang dipamerkan. Mengelilingi ruangan ini, seperti terbawa ke masa peperangan dengan tiap-tiap bagian ruangannya memiliki cerita tersendiri.
13713893801713880342
13713893801713880342
Nampak diorama Pertempuran Di Depan Benteng Keraton di Palembang, disitu tergambarkan saat kapal Ajax dan Eendracht diserang oleh pasukan Palembang. Beberapa peluru juga mengenai kapal 'Orange Nassau', sebelum akhirnya tenggelam ditabrak rakit api, akhirnya  Belanda melarikan diri ke Jakarta. Selain diorama tersebut, ditampilkan juga beberapa yang digunakan oleh pasukan Palembang. Beberapa tokoh yang mempunyai peran penting pada masa itu pun diperlihatkan dalam patung dengan ukuran 11/4 kali ukuran manusia. [caption id="attachment_260551" align="aligncenter" width="600" caption="Diorama: Pertempuran Di Depan Benteng Keraton Palembang (1819). -Dok Pribadi-"]
1371390128918600159
1371390128918600159
[/caption] Aku dengar setiap bulan Oktober di musium ini sering diadakan kegiatan pawai prajurit tradisional yang diikuti oleh berbagai daerah provinsi di Indonesia. Itulah sedikit perjalananku dan teman-teman menyusuri Musium Keprajuritan Indonesia, berkunjung ke musium-musium lainnya. Terasa sekali saat meninggalkan musium ini sepertinya banyak momen-momen dan view menarik di musium ini yang aku lewatkan. Namun tulisan ini terasa cukup untuk menggambarkan sebagiannya. *** Salam UG :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun