Mohon tunggu...
Muzzaiyanah
Muzzaiyanah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gastritis Pada Anak Muda

21 Agustus 2024   20:09 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:11 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut hasil penelitian dalam Jurnal Gizi Indonesia yang diterbitkan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun 2022, faktor asam lambung sangat berperan dalam timbulnya penyakit gastritis. Gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang ditandai dengan nyeri di ulu hati atau lambung. Jika dibiarkan, gastritis bisa berlangsung bertahun-tahun dan menyebabkan komplikasi serius, seperti tukak lambung.
Gastritis terbagi dua, yaitu gastritis akut dan kronis. Gastritis akut terjadi ketika peradangan di lapisan lambung berlangsung secara tiba-tiba. Kondisi ini menyebabkan nyeri ulu hati hebat yang bersifat sementara. Namun, jika tidak ditangani, gastritis akut bisa berlanjut menjadi kronis. Sementara pada gastritis kronis, peradangan di lapisan lambung terjadi secara bertahap. Nyeri akibat gastritis kronis lebih ringan daripada gastritis akut, tetapi terjadi lebih sering dan lebih lama.
Pada dasarnya, gastritis adalah kondisi yang tidak berbahaya dan bisa disembuhkan melalui pengobatan tertentu. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, peradangan ini dapat berkembang menjadi penyakit refluks asam lambung atau GERD, bahkan meningkatkan risiko kanker. Gastritis banyak dijumpai pada usia diatas 40 tahun, tetapi di negara berkembang kejadian gastritis banyak dijumpai pada umur diatas 20 tahun.


Penyebab Gastritis
Gastritis  pada usia muda dan produktif dikaitkan dengan pola makan yang tidak teratur dan kebiasaan memakan makanan yang membuat peningkatan produksi asam lambung. Pada orang muda yang sibuk kadang gejala yang timbul akan tersingkirkan karena kesibukan dan gaya hidup sehingga tidak sempat memperhatikan kesehatannya, terutama bila gejala yang muncul tidak terlalu mengganggu aktivitas. Kemudian stres baik di lingkungan sekolah atau  kantor yang mengakibatkan semakin tingginya produksi asam lambung. Penyebab yang paling banyak adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori. Infeksi ini dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga dapat memperburuk terjadinya gastritis. Obat obatan untuk pereda nyeri juga dapat menimbulkan gastritis.

Gejala Gastritis
Gejala yang timbul mulai dari nyeri ulu hati, nyeri perut, termasuk mual, muntah, kelemahan, rasa kembung dan penuh, penurunan nafsu makan, muka pucat, peningkatan suhu tubuh, sensasi melayang dan bahkan pasien dapat muntah darah dan berak dengan tinja berwarna hitam seperti kopi.


Diagnosis Gastritis
Diagnosis dilakukan dengan wawancara mengenai gejala dan perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah dengan tes darah, tes darah pada tinja, endoskopi lambung dan pemeriksaan patologi anatomi.
Pengobatan Gastritis
Pengobatan: tergantung dari penyebab yang timbul pada gastritis. Bila penyebabnya adalah infeksi, maka antibiotik diperlukan, selain obat obatan yang mengurangi produksi asam lambung dan menetralkan asam lambung yang telah diproduksi. Pengobatan maag harus tepat, sehingga tidak akan berlanjut menjadi kondisi kronis yang akan menimbulkan komplikasi di kemudian hari, misalnya: anemia dan kanker lambung.
Diet sehat: konsumsi makanan sehat yang tidak pedas, tidak asam dan rendah serat. Makanan dan minuman yang mengandung kafein juga harus dihindari karena memicu produksi asam lambung.  Keteraturan jadwal makan juga sangat diperlukan.
Hindari pemicu, seperti stress yang berlebihan, konsumsi alkohol, merokok. Penggunaan obat nyeri sebaiknya harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
Istirahat cukup: diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan pemulihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun