Mohon tunggu...
Sigith Prabowo
Sigith Prabowo Mohon Tunggu... -

i'm the master of my fate, and i'm the captain of my life [Nelson Mandela]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa Takut Menulis? [Sepenggal Catatan Blogshop Solo]

30 Januari 2011   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:03 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12963816681736075967

[caption id="attachment_88033" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Saat mengikuti blogshop kemarin, saya menemukan banyak hal unik dari cerita para Kompasianer, maupun Mas Is sebagai admin sekaligus narasumber. pastinya hal tersebut berkaitan dengan tulis menulis. pada satu titik diskusi, saya menemukan sebuah fenomena menarik yang diungkapkan seorang kompasianer. beliau mengatakan bahwa beberapa teman yang diajak masuk kompasiana lama-lama menghilang satu per satu. hal ini dikarenakan mereka menjadi kecut hatinya saat mengetahui tulisan mereka hanya dibaca segelintir orang. tidak seperti tulisan-tulisan lainnya yang dibaca hingga ratusan bahkan ribuan orang. hal ini menarik bagi saya, karena pada awalnya pun saya juga mengalaminya. bahkan sampai saat ini. saat kita menumpahkan pikiran dan perasaan kita dalam bentuk tulisan, tetapi hanya segelintir orang yang membaca memang membuat hati kita kecut. tapi, ini tidak berlaku bagi saya. karena bagi saya menulis itu bukanlah hanya sekedar untuk dibaca orang semata. tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam lagi. karena bagi saya menulis itu adalah juga berfungsi sebagai obat. jika mengutip sedikit kata-kata mas wisnu nugroho, menulis itu untuk menumpahkan kegelisahan yang kita alami. begitupun menurut saya. saat menulis, maka menulislah  dengan sepenuh hati dan pikiran. tumpahkan semua yang di rasa, di pikirkan dan dilihat serta di dengar ke dalam bentuk tulisan. jangan pernah sekali-sekali berpikir tulisan yang dihasilkan itu bagus ataupun jelek. jika kita sebagai penulis "amatir" sudah berpikir tentang kualitas tulisan kita, maka hanya keraguan yang kita dapat. tetapi sebaliknya, berpikilah untuk menghasilkan sebuah tulisan yang itu "orisinil" dari diri kita tanpa harus berpikir tentang kualitas. karena saat kita sudah terbiasa menulis, maka pada suatu titik kita akan menemukan sebuah gaya menulis dan tema tulisan yang sesuai dengan diri kita. berangkat dari tema dan gaya menulis inilah nantinya seorang penulis amatir akan menjadi professional. karena seorang yang hebat pasti memulai dari dasar, tidak serta merta langsung menjadi hebat. tentunya orang yang memiliki bakat tertentu jadi pengecualian. so, masihkah kita takut untuk menullis? takut tulisan kita tidak menarik dan tidak dibaca orang? just be brave. berani mengungkapkan apa yang di rasa, di fikir, di dengar, maupun yang dilihat adalah hal yang utama. masalah kualitas akan mengikuti dengan sendirinya. karena menulis itu adalah sarana untuk mengekspresikan diri kita. salam kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun